Kisah Sunan Nalagangsa Dibalik Eksotisme Curug Cigangsa Surade Sukabumi

Rabu 26 Juli 2023, 16:37 WIB
Curug Luhur Cigangsa Surade Sukaumi | Foto : Ist

Curug Luhur Cigangsa Surade Sukaumi | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - Destinasi wisata Curug Cigangsa di Kampung Batu Suhunan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi selain memiliki keindahan dan keunikan berupa bebatuan yang bersusun membentuk undakan, juga menyimpan cerita awal mulanya berdiri Surade.

Seorang tokoh Pajampangan, Ki Kamaludin (72 tahun) mengungkapkan bahwa Curug Cigangsa masih erat hubungannya dengan kisah berdirinya Surade.

"Masih kisaran kisah Surade yang tidak bisa dipisahkan," ucapnya kepada Sukabumiupdate.com, Rabu (26/7/2023).

Menurut Ki Kamaludin, kisah asal-usul Curug atau Kampung Batu Suhunan (dulu disebut Susuhunan) tertulis pada buku Sejarah Surade. Arti Batu Suhunan sendiri adalah; 1. Batu bersusun diatas atau istilah "batu disuhun" (bahasa sunda), 2. Batu tempat pemujaan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga: Air Sungai Keruh, Diduga Tercemar Limbah Tambang Emas di Waluran Sukabumi

Dan ke-3, kata Ki Kamaludin, asal usul Batu Susuhunan adalah Batu yang ditemukan pertama masa evakuasi Sunan Nalagangsa (lihat piagam Sunan Nalagangsa), sehingga nama aliran sungai disebut atau dinamai Cigangsa, tempat evakuasi Sunan Nalagangsa alias Aria Dalem Santri hingga air terjunnya pun disebut Curug Cigangsa.

Aria Dalem Santri atau Eyang Santri Dalem setelah lengser menjabat Dalem di Ladeuh (Talaga, Majalengka) kemudian diberi gelar Sunan Nalagangsa oleh Kasultanan Cirebon dan Mangukuhan di Kaligangsa-Brebes sekitar tahun 1811.

"Aria Dalem Santri beserta warga ketika itu mengungsi dan sampailah ke Curug Batu Suhunan tersebut. Tiba pada hari Jumat di Leuwi atau Curug tersebut yang kemudian mereka membuka kampung sehingga nama kampung tersebut sampai sekarang disebut Kampung Batu Susuhunan," tuturnya.

Baca Juga: Penampakan Merkurius dan Venus 26 Juli, Bisa Diamati Setelah Matahari Terbenam

Curug Batu Suhunan seluruhnya 75 meter terdiri ada 4 tahap (25 meter +20 meter +15 meter +15 meter, dan 5 tahap paling dasar ada 3 meter, ujar Ki Kamaludin, Curug tersebut merupakan bekas pemandian, bahkan pernah dijadikan tempat salat Kanjeng Sunan Nalagangsa. Termasuk tempat mandi dan nyuci nyai Suradewi.

"Kisah asal-usul Kampung Batu Suhunan itu terjadi perkiraan sekitar tahun 1811-1817, yaitu dari distrik Ladeuh yakni wilayah Wado antara Sumedang-Kuningan-Cirebon-Mandirancan-Kaligangsa Brebes. Berbarengan dengan peristiwa pembuatan jalan Anyer-Panarukan pada zaman Kolonial Belanda masa Gubernur Van Daendels," tutur Ki Kamaludin.

Pada saat kerja rodi pembuatan jalan Anyer-Panarukan, kata Ki Kamaludin, ada kejadian pencabutan patok di Ladeuh Talaga-Majalengka sekitar tahun 1816. Peristiwa itu terjadi sebelum peristiwa Cadas Pangeran Kornel (P. Kusumadinata III Bupati Sumedang) dan peristiwa Perang Diponegoro 1825-1830.

Karena ada peristiwa kerja rodi pembuatan jalan Anyer-Panarukan, batas-batas (patok-patok putih atau batok putih) Pos itu dirusak oleh warga Ladeuh sehingga Belanda marah terlebih ada petugas Belanda yang mati akibat perselisihan di Ladeuh.

Baca Juga: Pembakaran Al Quran Kembali Terjadi, Kini di Kedutaan Turki dan Mesir di Denmark

Piagam Sunan Nalagangsa

Adapun bunyi piagam Sunan Nalagangsa perbaris, kata Ki Kamaludin adalah sebagai berikut: 

1. Penget pukukuh
2. Saking susuhunan Nalagangsa
3. Pratingkahing "batok putih "
4. Lulugena hing Ladeuh, ba -
5. Tok putih yen, hana
6. Mantri manukan kukuhana (maksudnya mangukuhan = tempat tinggal)
7. Hing Ladeuh
8. Penget pukukuh Panembahan Ladeuh
9. Hing Mataran :" Raja Mataram
10." Sun titip anak putu nisun
11. Sabada isun sing sapalaku "gambeyok"(dipenjara )
12. Astawelu jamang (mahkota dalem dilucuti) tepung kang sapa kang
13. Sambewara
14. Ingsun tineda
15. Angulah ngulah (melarang) kapineda ora suluran (jangan ada pengganti mau dipenjara)
16. Besuk Mataram kang
17. Dadi alang alang.
18. Penget pukukuh saking Panghulu Wilandana
19. Sampun kaluarraken
20. Hing mangke kang jamang
21. Tepungan lan gambeyok lan
22. Astawelu kang
23. Dudu dudu Kang sambewara
24. "Dudu, anak putu ladeuh ----dudu anak putu

Kondisi terkini Curug Luhur Cigangsa

Curug Luhur Cigangsa sempat viral dan dikunjungi banyak pengunjung. Bahkan diarea curug sudah ditata dan disediakan fasilitas penunjang, berupa MCK dan bangunan tempat beristirahat bagi para wisatawan.

Namun kini, destinasi wisata yang berada di kelurahan Surade tersebut nampak tidak terawat dan menjadi sasaran vandalisme.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)
Sehat22 Februari 2025, 19:30 WIB

Mengenal Maskne: Ketahui Penyebab dan 7 Masalah Kulit Akibat Penggunaan Masker

Maskne adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat penggunaan masker secara terus-menerus.
Ilustrasi berbagai permasalahan kulit akibat penggunaan masker wajah (Sumber: Freepik/@freepik)
Sehat22 Februari 2025, 19:10 WIB

Mengenal Maskne: Siapa yang Lebih Berisiko dan 5 Cara Efektif Mengatasinya

Maskne adalah tantangan kulit yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan perawatan yang tepat, masalah ini dapat dikelola.
Ilustrasi cara efektif mengatasi maskne (Sumber: Freepik/@rawpixel.com)
Film22 Februari 2025, 19:00 WIB

Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025

Platform Disney+ Hotstar telah resmi mengumumkan daftar drama korea terbaru yang bakal tayang selama tahun 2025. Bahkan, beberapa di antaranya akan segera tayang.
Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025 (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:52 WIB

Momen Langka Keakraban Dua Kepala Daerah Sukabumi Disorot Aktivis, Beri Catatan Soal Kolaborasi

Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan.
Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. | Foto: Istimewa
Sehat22 Februari 2025, 18:50 WIB

6 Tips Mudah Perawatan Kulit untuk Menghindari Maskne

Maskne mungkin menjadi tantangan baru dalam perawatan kulit, tetapi dengan kebiasaan yang benar, Anda bisa mencegahnya. Pilih masker yang nyaman, jaga kebersihan masker, dan berikan waktu bagi kulit untuk beristirahat.
Ilustrasi tips mudah merawat kulit untuk menghindari maskne (Sumber: Freepik/@diana.grytsky)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:44 WIB

Motif Warisan Muncul di Balik Pembunuhan Tragis Kakak oleh Adik di Sukabumi

F menghabisi nyawa kakaknya menggunakan pedang jenis samurai katana.
Keranda jenazah Hendra (55 tahun) di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Nasional22 Februari 2025, 18:29 WIB

Diperiksa Propam, 4 Polisi Diduga Menekan Band Sukatani untuk Tarik Lagu Kritik

Polda Jawa Tengah memeriksa empat polisi yang diduga menekan Band Sukatani hingga menarik lagu kritik mereka, Bayar, Bayar, Bayar. Polri membantah intervensi, sementara publik menyoroti kebebasan berekspresi.
Band Sukatani saat tampil di atas panggung, dikenal dengan gaya bermusik punk dan kritik sosial dalam lirik lagunya. (Sumber : Instagram/@sukatani.band)