SUKABUMIUPDATE.com - Tiga pekan berlalu, ambruknya Tembok Penahan Tanah (TPT) Lapang Sepakbola Cijagung Rt 31/08 Desa Gedepangrango Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi belum juga diperbaiki. Warga setempat waswas adanya potensi longsor susulan.
Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Kamis, 22 Juni 2023 lalu. Saat itu sebanyak 7 Kepala Keluarga (KK) dengan 34 jiwa terdampak peristiwa longsornya TPT Lapang Cijagung.
Berdasarkan pantauan sukabumiupdate.com di lokasi, terlihat bongkahan batu sisa longsoran TPT hingga kini belum juga dievakuasi. Selain itu terlihat bongkahan tersebut masih menutupi satu ruas gang yang berada di kampung tersebut.
Siti Nurjanah (21 tahun) warga terdampak mengatakan setiap hari keluarganya merasa waswas akan adanya potensi longsor susulan. Mengingat rumahnya yang paling berdekatan dengan lokasi. "Ya gimana ya susah diceritain, waswas. Apalagi kalo lagi hujan, air pasti turun kesini semua," ujar Siti di rumahnya kepada sukabumiupdate.com pada Senin (10/7/2023).
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa keluarganya terpaksa harus mengungsi ke rumah mertuanya saat hujan bahkan ketika pangit mulai terlihat mendung.
Baca Juga: UPTD PU Jampangkulon Sukabumi Bantu Pelaksanaan TMMD 117 di Mekarjaya
"Waswas, kalau hujan ngungsi ke rumah mertua, ke lokasi yang lebih aman. Trauma lah takut kejadian lagi," tambah dia.
Ketua RT setempat Isep Saepul Alam mengatakan bahwa warganya berharap agar semuanya dapat terselesaikan dengan cepat, terutama Lapang Cijagung yang saat ini dipakai untuk pembuangan tanah dari proyek Cut and Fill pembangunan jalan lingkar utara Sukabumi.
"Alhamdulillah kalau bantuan mah udah ada dari pemerintah, cuman ya itu untuk lapang pengen segera di selesaikan seperti sediakala," kata Isep.
Lebih lanjut, Isep mengatakan bahwa pihak pengembang proyek tersebut sempat akan memberi santunan kepada warga terdampak, akan tetapi warga setempat sepakat untuk menolak santunan tersebut.
"Kemaren ada kayanya mandor (proyek Cut and Fill) mau ngasih uang santunan katanya tapi sama warga ditolak, alasannya mungkin warga nggak mau di beli dengan uang, pengennya ya diberesin aja lapangnya," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala UPTD PU Sukabumi Wilayah I Yayat Suryatman saat dikonfirmasi menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam penempatan tanah hasil dari proyek Cut and Fill pembangunan jalan lingkar utara.
Baca Juga: Golkar Usulkan Asep Japar dan Unang Sudarma untuk Pilkada Sukabumi
"Terkait lapang, kita tidak ada keterlibatan dalam mengarahkan maupun mengintruksikan karena pada saat awal sosialisasi sebelum bekerja kita murni saja sosialisasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan terhadap penyedia jasa," ujar Yayat.
Selain itu, sebelumnya pihaknya juga terkejut dengan adanya penempatan tanah buangan dari proyek Cut and Fill itu yang ditempatkan di Lapang Cijagung. Menurutnya penempatan itu tidak pernah ada dalam bahasannya bersama pihak pengembang.
"Ini tidak pernah dibahas saat sosialisasi, lalu kami telusuri ke pihak penyedia jasanya. Katanya pihak penyedia jasa sudah berkoordinasi dengan desa dan karang taruna, saya kan kaget juga katanya sudah bikin perjanjian dan komitmen untuk buangan disitu (lapang cijagung)," kata Yayat.
Yayat pun menegaskan bahwa pihaknya secara kedinasan tidak pernah ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. "Kita sih tidak terlibat secara normatif kedinasan dalam kegiatan tersebut (pembuangan tanah di lapang cijagung)," pungkasnya.