Polisi Stop Penyelidikan Kasus Kematian Siswa SD di Sukaraja Sukabumi

Selasa 11 Juli 2023, 17:37 WIB
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo (tengah) saat konferensi pers ungkah hasil penyelidikan kasus kematian MHD. (Sumber : Istimewa)

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo (tengah) saat konferensi pers ungkah hasil penyelidikan kasus kematian MHD. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Polisi resmi menyetop penyelidikan kasus kematian MHD, bocah laki-laki kelas II sekolah dasar (SD) asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Keputusan tersebut diambil setelah Polres Sukabumi Kota melakukan berbagai rangkaian tahapan penyelidikan.

Diketahui, korban yang masih berusia 9 tahun meninggal pada 20 Mei 2023. Sebelumnya muncul dugaan korban tewas akibat mengalami pengeroyokan di lingkungan sekolahnya.

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo mengadakan konferensi pers untuk mengungkapkan hasil penyelidikan kasus tersebut. Acara tersebut berlangsung di Mapolres Sukabumi Kota pada Senin 10 Juli 2023 malam.

Dalam konferensi pers tersebut, beberapa saksi ahli dihadirkan, antara lain dr. Albani Nasution dari Puskesmas Limbangan, dr Andreansyah Nugraha dari RS Hermina, dan dr Nurul Aida Fathya sebagai dokter forensik dari RSUD R Syamsudin SH.

"Dari perkembangan penyelidikan kasus dengan laporan polisi B/36/V/2023/SPKT/Polsek Sukaraja/Polres Sukabumi Kota/Polda Jawa Barat pada 22 Mei 2023 tentang dugaan tindak pidana pengeroyokan atau penganiayaan terhadap anak di bawah umur, kita sudah memeriksa 21 saksi," kata Ari kepada awak media.

Baca Juga: Meninggal karena Sakit, Sederet Temuan Autopsi Siswa SD di Sukaraja Sukabumi

Para saksi tersebut, lanjut Ari, terdiri dari pihak keluarga sebanyak 4 orang, 11 orang dari pihak sekolah dan teman korban serta 6 orang dari pihak rusak sakit dan puskesmas. Berdasarkan hasil pemeriksaan semua saksi, bahwa tidak ditemukan adanya unsur tindak pidana terhadap korban.

"Bahkan, hingga Polres Sukabumi Kota melaksanakan olah TKP. Dari perkembangan penyelidikan kita terutama di pihak sekolah itu ada 11 saksi, pihak guru 3, teman-teman/kakak kelas korban 8 orang, semua tidak ada yang pernah melihat terduga pelaku yang dilaporkan itu melakukan pemukulan kepada korban. Itu fakta dari penyelidikan kita," ungkap Ari.

Lebih lanjut, Ari menyebut telah melakukan gelar perkara selama dua kali di Polda Jawa Barat tepatnya pada 24 Mei dan 6 Juli lalu. Dia mengaku, sudah menyampaikan terkait fakta-fakta daripada pemeriksaan dalam melaksanakan penyelidikan terhadap perkara dugaan tindak pidana ini.

"Pada kesempatan ini, sehingga menjadi jelas tidak liar lagi, terkait penyebab kematian yang disampaikan oleh beberapa narasumber terkait masalah penyebab kematian korban adalah oleh perjalanan penyakit sehingga menyebabkan mati lemas," ujar Ari.

Atas dasar tersebut, pihaknya memutuskan untuk menghentikan penyelidikan sesuai prosedur. Meski demikian, kata Ari, kasus tersebut dapat dibuka kembali apabila ada fakta atau alat bukti baru.

"Kita akan menyampaikan kepada terlapor maupun pelapor terkait penanganan kasus ini bahwa kita akan menghentikan penyelidikan, jadi tidak naik ke tahap sidik. Apabila di kemudian hari ditemukan fakta-fakta baru, bukti-bukti baru, kita bisa membuka kembali perkara tersebut," kata Ari.

Baca Juga: Kasus Siswa SD di Sukabumi Tewas, Kuasa Hukum: Gelar Perkara Belum pada Kesimpulan

Menurut Ari, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan akan membuka lagi kasus ini apabila keluarga ataupun kuasa hukum memegang alat bukti baru. Sejauh ini, kata dia, hasil pemeriksaan autopsi korban, olah TKP dan keterangan para saksi belum mengarah pada dugaan tindak pidana pengeroyokan atau penganiayaan pada anak di bawah umur.

"Intinya kita dari polisi akan bertindak profesional, sekali lagi apabila dari pihak keluarga atau lawyernya ada bukti-bukti baru kita akan buka kembali. Kita kan punya SOP, kita akan beritahukan kepada terlapor dan pelapor terkait masalah penanganan ini," tuturnya.

Untuk saat ini Polres Sukabumi Kota akan segera memproses sesuai prosedur, dengan melengkapi administrasi penetapan penghentian penyelidikan.

Sebelumnya diberitakan, penyebab kematian MHD telah disampaikan oleh Dokter Spesialis Forensik RSUD Syamsudin dr Nurul Aida Fathia. Dia mengatakan, korban meninggal dunia disebabkan oleh penyakit yang mengakibatkan mati lemas. Luka yang ditemukan pada tubuh korban dipastikan akibat tindakan medis.

"Itu (luka) memang ada, tapi luka tersebut merupakan akibat tindakan medis. Jadi ditemukan (luka) di punggung tangan akibat infus, kemudian di pergelangan tangan, lengan bawah, dan beberapa di lengan atas ada memar. Itu bisa akibat dari tindakan medis," kata Aida.

"Betul (meninggal karena sakit). Mengarahnya ke penyakit karena yang kami temukan di organ dalamnya pun mengarah ke penyakit yang ujungnya menyebabkan korban kekurangan oksigen atau mati lemas. Tapi penyakitnya apa, spesifiknya, tidak bisa dikonfirmasi lagi karena (jenazah) sudah membusuk lanjut," lanjutnya.

Diketahui, korban mengembuskan napas terakhir di RSU Hermina pada Sabtu pagi, 20 Mei 2023, setelah melewati masa kritis. Sebelum dibawa ke RSU Hermina, keluarga sempat membawa korban ke RS Primaya Hospital Sukabumi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa