Meninggal karena Sakit, Sederet Temuan Autopsi Siswa SD di Sukaraja Sukabumi

Selasa 11 Juli 2023, 11:15 WIB
Nurul Aida Fathia (tengah), dokter forensik RSUD R Syamsudin SH saat hadir dalam konferensi pers di Mapolres Sukabumi Kota, Senin malam, 10 Juli 2023. | Foto: SU/Asep Awaludin

Nurul Aida Fathia (tengah), dokter forensik RSUD R Syamsudin SH saat hadir dalam konferensi pers di Mapolres Sukabumi Kota, Senin malam, 10 Juli 2023. | Foto: SU/Asep Awaludin

SUKABUMIUPDATE.com - Tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi membuka hasil ekshumasi (pembongkaran makam) sekaligus autopsi jenazah bocah laki-laki kelas II sekolah dasar (SD) asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Korban yang masih berusia sembilan tahun ini meninggal pada 20 Mei 2023. Sebelumnya muncul dugaan korban tewas akibat mengalami pengeroyokan di lingkungan sekolahnya.

Kekinian, hasil ekshumasi dan autopsi tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH membantah semua dugaan penganiayaan yang dialami korban. Hal ini disampaikan Nurul Aida Fathia, dokter forensik yang memimpin jalannya proses ekshumasi dan autopsi. Aida menyatakan saat dilakukan ekshumasi dan autopsi pada 31 Mei 2023, kondisi jenazah korban telah mengalami pembusukan lanjut lantaran sudah 11 hari terhitung sejak dikuburkan.

Dalam pemeriksaannya, tim dokter forensik menemukan sejumlah luka pada tubuh korban. Namun, luka-luka ini bukanlah akibat kekerasan, melainkan diduga akibat tindakan medis.

"Itu (luka) memang ada, tapi luka tersebut merupakan akibat tindakan medis. Jadi ditemukan (luka) di punggung tangan akibat infus, kemudian di pergelangan tangan, lengan bawah, dan beberapa di lengan atas ada memar. Itu bisa akibat dari tindakan medis," kata Aida saat hadir dalam konferensi pers di Mapolres Sukabumi Kota, Senin malam, 10 Juli 2023.

Aida menyatakan temuan sejumlah luka itu merupakan hasil penelitian beberapa sampel yang diambil seperti wajah, dada, dan paru-paru. Sampel yang diambil dari jenazah korban ini adalah bagian yang oleh keluarga diduga terdapat tanda kekerasan. Berdasarkan pemeriksaan sampel paru-paru, dokter forensik menyatakan korban diduga mengalami gangguan pernapasan. Hasil pengecekan di laboratorium juga tidak menemukan adanya tanda kekerasan.

Baca Juga: Terima Hasil Autopsi, Polisi Belum Simpulkan Penyebab Kematian Siswa SD di Sukabumi

"Dari laboratorium kelihatan, tidak ada pendarahan di situ, dari otot tidak ada (pendarahan), dari kulit tidak ada. Artinya itu bisa menyingkirkan tanda kekerasan. Kemudian dicek juga organ-organ dalam karena kondisinya (jenazah) sudah membusuk, hanya ditemukan di paru-paru ada kondisi memang yang tidak bisa menyingkirkan penyakit. Jadi memang ada kondisinya, gangguan pada paru-paru atau gangguan napas," ujar dia.

Berdasarkan rangkaian pemeriksaan tersebut, Aida mengatakan tim dokter forensik menyimpulkan penyebab kematian korban mengarah kepada penyakit. Beberapa luka yang ditemukan pada tubuh korban tidak menyebabkan kematian karena luka hanya ditemukan di sekitar lengan. Aida menyatakan pada bagian lengan tak ada organ vital.

"Betul (meninggal karena sakit). Mengarahnya ke penyakit karena yang kami temukan di organ dalamnya pun mengarah ke penyakit yang ujungnya menyebabkan korban kekurangan oksigen atau mati lemas. Tapi penyakitnya apa, spesifiknya, tidak bisa dikonfirmasi lagi karena (jenazah) sudah membusuk lanjut," kata Aida.

Diketahui, korban mengembuskan napas terakhir di RSU Hermina pada Sabtu pagi, 20 Mei 2023, setelah melewati masa kritis. Sebelum dibawa ke RSU Hermina, keluarga sempat membawa korban ke RS Primaya Hospital Sukabumi.

Wakil Direktur Medis RSU Hermina Andreansyah Nugraha mengatakan korban sempat dirawat di rumah sakitnya selama empat hari sebelum dinyatakan meninggal. Saat itu korban datang ke RSU Hermina dengan keluhan sakit punggung (kaku), mulut (kaku), dan disertai batuk beberapa hari. Korban juga memiliki riwayat infeksi cairan pada telinga. Andreansyah mengatakan tim dokter ketika itu menduga korban mengalami tetanus.

"Saat itu kami curigai tetanus, makanya kami konfirmasi (apakah) ada riwayat trauma, tertusuk jarum atau benda tajam, atau adanya jejas yang berlebih. Kami tanya (kepada) pasien dan keluarga, jawabannya tidak ada riwayat," kata dia.

Andreansyah mengungkapkan pemeriksaan visum luar tidak menunjukkan adanya tanda-tanda luka pada tubuh korban. Begitu juga dengan hasil rontgen yang tidak menunjukkan adanya retakan atau patah tulang. Selama perawatan di RSU Hermina, kondisi korban terus memburuk sehingga dipindahkan dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) ke Ruang Intensive Care Unit (ICU) selama tiga hari. Dalam perawatan tersebut korban semakin kritis.

"Selama perawatan kemungkinan penyebab tetanus karena infeksi. Ini dibuktikan ada pemeriksaan laboratorium mengarah leukosit tinggi dan hasil rontgen ada tanda-tanda infeksi, ditambah di telinga ada cairan infeksi," ujarnya. "Infeksi berat bisa mengkibatkan koma atau penurunan kesadaran. Jadi penyebab kematian perjalanan dari penyakit yaitu tetanus berikut dengan infeksinya. Kita sudah informasikan juga kepada keluarga sebelum tindakan kegawatan. Meninggal pun kita konfirmasi lagi," imbuh Andreansyah.

Andreansyah Nugraha menduga korban tak mendapatkan imunisasi tetanus secara utuh. "Waktu itu kita tanyakan riwayat imunisasi. Ternyata (jawaban) dari orang tua memang riwayat imunisasinya tidak lengkap, cuma orang tua tidak tahu, tidak dilakukan imunisasi tetanus (lalu) ada infeksi tertentu tanpa ada trauma tertusuk itu bisa (tetanus)," katanya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 23:52 WIB

Puluhan Rumah di Cidadap Sukabumi Terendam Banjir, Warga Berupaya Selamatkan Barang

Hingga kini warga masih berupaya menyelamatkan barang-barang.
Situasi banjir di Kampung Ciyocok, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu malam (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 23:37 WIB

Tiga Rumah di Simpenan Sukabumi Rusak Tertimpa Longsor, Penghuni Mengungsi

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Rumah yang tertimpa longsor di Kampung Cisaat, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 23:21 WIB

Jejak Ibu Soed di Sukabumi: Pendidikan, Musik, dan Lagu Tanah Airku yang Melegenda

Selain usaha kapal nelayan, Mohamad Niung juga membuka usaha kerajinan tangan.
Potret Ibu Soed. | Foto: aktualid.net
Sukabumi23 November 2024, 22:08 WIB

Kronologi Tabrakan Truk Molen Tol Bocimi dengan Mobil di Cibadak Sukabumi

Sopir mobil Honda CR-V menjalani perawatan di rumah sakit.
Truk molen proyek Tol Bocimi Seksi 3 yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 21:21 WIB

Truk Molen Belum Dievakuasi! Kecelakaan di Cibadak Sukabumi Bikin Macet

Kemacetan panjang terjadi di kawasan ini.
Truk molen yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 20:03 WIB

Sungai dan Gorong-gorong Meluap, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Terendam Banjir

Erus menyebut ketinggian air kurang lebih 40 sampai 50 sentimeter.
Tangkapan layar jalan provinsi ruas Loji-Balewer-Puncak Darma di kawasan CPUGGp Kabupaten Sukabumi, terendam banjir pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Life23 November 2024, 20:00 WIB

7 Ciri Kamu adalah Seorang yang Fomo, Takut Ketinggalan Informasi dan Gila Medsos!

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik yang sedang terjadi, biasanya di lingkungan sosial atau media.
Ilustrasi - Tanda Kamu Orang yang FOMO Tapi Mungkin Tidak Menyadarinya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi23 November 2024, 19:49 WIB

Banjir Rendam Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Macet

Bencana banjir ini sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Kondisi banjir di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu sore (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 19:14 WIB

Jembatan Sungai Cibeureum Kota Sukabumi Ambruk, Akses Baros-Sindangpalay Putus

Hujan deras menyebabkan debit air Sungai Cibeureum meningkat secara signifikan.
Tangkapan layar video jembatan di Sungai Cibeureum Kota Sukabumi roboh pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa