SUKABUMIUPDATE.com - Kegiatan pawai samen salah satu madrasah diniah di Desa Muaradua, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, sempat diwarnai keributan. Rekaman video keributan yang terjadi pada Minggu, 9 Juli 2023, tersebut viral di media sosial dan mendapat beragam komentar warganet.
Dalam video berdurasi 30 detik yang beredar cepat di media sosial, terlihat sekelompok pemuda berbusana hitam diduga menganiaya pemuda lainnya di tengah arak-arakan pawai. Korban yang sudah dalam kondisi terkapar bahkan hendak ditindih sepeda motor matik warga yang terjatuh akibat keributan tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, keributan terjadi saat rombongan pawai melintasi Kampung Cibunar, Desa Muaradua.
Kapolsek Kadudampit Iptu Awan Kurniawan membenarkan adanya keributan berujung perkelahian itu. Awan menyebut pemicunya adalah terdapat warga atau penonton yang tersenggol alat peraga yang dibawa peserta pawai. Menurut Awan, kejadian ini merupakan kesalahpahaman peserta pawai dengan warga.
Baca Juga: Slagen Voor Het Examen dan Tradisi Eropa, Membaca Sejarah Samen di Sukabumi
"Kejadian di Muaradua adalah kesalahpahaman antara peserta pawai (dengan warga) yang berujung perkelahian," ujar Awan kepada wartawan. "Pemicunya mereka membawa alat peraga, dorong-dorongan, sehingga terjadi perkelahian," imbuh dia.
Tak lama setelah keributan tersebut, Awan menyebut Polsek Kadudampit bersama TNI, kepala desa, tokoh masyarakat, dan panitia samen, mengumpulkan semua pihak yang terlibat keributan di kantor Desa Muaradua untuk musyawarah atau mediasi. Hasilnya, permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kedua pihak menyadari dan merasa telah mengotori kegiatan pawai madrasah dan sudah islah," ujar Awan.
Pihak-pihak yang terlibat keributan sudah berdamai dan saling memaafkan. Bentuk perdamaian ditandai dengan saling peluk di kantor Desa Muaradua.