SUKABUMIUPDATE.com - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-72, PC IBI Kabupaten Sukabumi menggelar acara yang meriah di Taman Rekreasi Cimalati, Kecmatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (01/07/2023).
Nampak hadir dalam acara tersebut Bupati Sukabumi, Para kepala SKPD, Para ketua organisasi kesehatan, Ketua IBI Jabar, Ketua Pengurus Cabang IBI, Forkopimcam, Direktur Rumah Sakit Kabupaten Sukabumi, Ketua PPNI Kabupaten Sukabumi, Ketua PKK, seluruh Kepala Puskesmas dan Plt Kepala Dinas kesehatan.
Salah satu momen penting dalam peringatan ini adalah Gerakan Orang Tua Asuh oleh IBI Kabupaten Sukabumi. Sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah stunting pada anak-anak dan ibu hamil di Kabupaten Sukabumi.
Ketua PC IBI Kabupaten Sukabumi, Ani Andriyani menyatakan, selain mendorong teman-teman bidan untuk memberikan edukasi yang menarik dan inovatif, juga dengan melibatkan peran aktif orang tua dalam memberikan perawatan, gizi, dan stimulasi yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal anak.
Ibu asuh atau oang tua asuh, kata Ani, yaitu bidan yang menjadi Kepala Puskesmas, Kepala UPT KB, kemudian yang menduduki jabatan-jabatan yang diberikan amanah yang lebih oleh pak Bupati. Jadi kami ambil orang-orang tersebut sebagai orang tua asuh.
Stunting, sambung Ani, bukan hanya karena dampak ekonomi, namun faktor lainnya juga mempengaruhi, seperti lingkungan dan penyakit. Kemudian bidan lebih prioritas kepada keluarga yang perlu dibantu. Peran bidan dalam gerakan orang tua asuh dan cara berkolaborasi dengan orang tua sendiri, dilakukan selama 90 hari dengan inovasi one day one egg, yakni memberikan sumber protein dan hewani melalui telur.
Menurutnya, secara asupan gizi, inovasi one day one egg, tepatnya sehari satu pada sasaran ini dilakukan oleh masing-masing bidan, sebagai ibu asuh atau orang tua asuh.
"Nantinya akan di evaluasi target sasarannya. Jadi itu yang kami lakukan, dalam upaya bagaimana berkiprah secara optimal, melalui organisasi profesi ini," jelasnya.
Selain itu, kata Ani, acara untuk memeriahkan HUT IBI ini juga dikemas dengan berbagai perlombaan hingga benar benar bisa dinikmati sebagai hiburan.
"Alhamdulillah terselenggara dengan baik, di acara lomba jingle stunting ini, mereka menampilkan tampilan yang luar biasa. Ada parade pandel yang dilakukan oleh 10 ranting, melaksanakan lomba jingle stunting dan perlombaan lainnya," ujarnya.
Dalam kesempatan HUT IBI yang ke 72 tahun, tambah Ani, pihaknya memberikan donasi kepada sasaran keluarga prioritas yang membutuhkan bantuan dalam pencegahan dan penanggulangan stunting. Yaitu kepada 100 sasaran dan secara simbolis sudah diberikan oleh Pak Bupati beserta jajaran Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pengurus daerah Provinsi Jawa Barat dan jajaran pengurus Kabupaten.
"Untuk sisanya kami titipkan ke Kepala Desa dan Lurah, agar disalurkan langsung," imbuhnya.
Lanjutnya soal kenaikan angka stunting setiap tahunnya, Ia menyebut perlu menganalisa dari berbagai aspek. Sebab, sangat sensitif ketika data dari sumber yang berbeda dengan jumlah yang berbeda.
"Standarnya harus kita seragamkan, jadi kenapa terus meningkat, walaupun sebenarnya pada tahun lalu, kita optimis bahwa akan menurun. Tapi setelah dilakukan survei Riset Kesehatan Data, ternyata kasusnya meningkat. Dari satu sumber itu kita tidak bisa bilang meningkat, tapi karena itu lembaga yang diakui kita terus intervensi," paparnya.
Selanjutnya, kata Ani, pihaknya juga melakukan inventarisasi balita-balita yang masuk kategori stunting. baik dari data dan dari fakta yang ada di lapangan, intinya kita semua harus berupaya untuk menurunkan angka stunting itu.
Meskipun tidak spesifik soal data anak stunting yang ada di Kabupaten Sukabumi, Ia mengungkapkan secara data, berdasarkan hasil penelitian.
"Tadinya ada diangka 14 persen menjadi 27,4 persen. Kalau di roasting pada observasi stunting, kami mendengar terbanyak dari Jampang Kulon, Citarik dan Pelabuhanratu, sehingga itu juga menjadi intervensi dan akan lakukan evaluasi di akhir tahun," terangnya.
Ia menyebut bulan penimbangan balita dan ada sistem aplikasi untuk laporan gizi. "Itu yang menjadi tolak ukur apakah menurun atau meningkat nantinya," kata dia.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, alasan berfokus terhadap stunting, karena stunting merupakan kondisi yang saat ini perlu perhatian khusus, lantaran menyangkut masa depan bangsa.
Jadi ketika masyarakat banyak yang stunting, mungkin kualitasnya berhubungan dengan intelektual. Sesuai definisinya bahwa stunting ini kondisi mal nutrisi yang kronis, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan," ujar Ia.
"Berarti kan intelegensinya juga atau IQ nya tidak optimal, sehingga generasi ke depan bisa tidak maksimal, nah itu yang kita khawatirkan, makannya yang lebih prioritas adalah stunting," lanjutnya.
Stunting itu, papar Ani, bukan hanya balita yang sudah stunting, namun zero to stunting. "Jadi gak boleh ada stunting baru, bagaimana caranya kita lakukan asuhan sejak dini.
Kendati demikan, peran bidan tidak hanya terhadap stunting, menurutnya setiap tahap kehidupan pasti ada peran bidan. Sepanjang siklus dari mulai bayi lahir, balita, anak pra sekolah, remaja, pra nikah, menikah, lalu hamil dan melahirkan, pasti ada peran bidan.
Dengan telah terlaksananya Hari Ulang Tahun IDI yang ke 72, Ia memiliki harapan sesuai dengan tema yang diusung.
"Kita tranformasi pelayanan kebidanan berbasis bukti, jadi terus meningkatkan kompetensi, sehingga apa yang kita lakukan benar-benar bermanfaat untuk masyarakat, khususnya Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.