SUKABUMIUPDATE.com - Warga kampung Lebak Picung Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi dikagetkan dengan penemuan mayat di dalam sebuah rumah. Saat ditemukan, mayat dalam posisi tidur terlentang berbalut selimut, dengan kondisi hitam dan membengkak pada Rabu, 28 Juni 2023, sekitar pukul 19.00 WIB.
Kanit Reskrim Polsek Parakansalak Polres Sukabumi, Aipda Suyandi mengungkapkan, bahwa seorang saksi bernama Apen (54 tahun), mengirim anaknya Zaedan (11 tahun) untuk mengecek keberadaan tetangganya bernisial A (60 tahun) di rumahnya.
"Korban tidak terlihat selama dua hari, sehingga Apen meminta anaknya (Zaedan) untuk mengantarkan daging kurban kepada korban," ujarnya kepada sukabumiupdate.com.
Namun, sambung Suyandi, saat anaknya melihat melalui jendela rumah korban, Ia melihat korban berada di dalam kamar. Zaedan segera melaporkan temuannya kepada ayahnya dan warga lainnya, Firman Maulana.
"Ketiganya kemudian mendatangi rumah korban. Ketika mereka memanggil korban, namun tidak mendapatkan jawaban, mereka memutuskan untuk merusak jendela rumah korban agar bisa masuk," kata dia.
Setelah berhasil membuka jendela, Suyandi menyatakan para saksi terkejut melihat korban dalam posisi tidur terlentang tanpa mengenakan baju, hanya berselimut. Korban terlihat sudah tidak bernyawa dengan kondisi tubuhnya yang menghitam dan membengkak.
"Tanpa buang waktu, para saksi segera memberitahu warga sekitar, yang kemudian melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Parakansalak," jelasnya.
Kemudian, setelah menerima laporan, pihak kepolisian berniat membawa jenazah korban ke RSUD Sekarwangi untuk dilakukan autopsi guna menentukan penyebab pasti kematian.
"Namun, saksi keempat dan saksi kelima, yang merupakan anak kandung korban, menolak autopsi dilakukan dengan alasan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban dan menyatakan bahwa korban memang sedang mengalami sakit sebelumnya," terangnya.
Oleh karena itu, mereka berencana untuk segera menguburkan korban di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lebaksari, Parakansalak.
Menurut Suyandi, berdasarkan keterangan dari beberapa saksi, menjelaskan bahwa korban telah hidup sendiri setelah bercerai dengan istrinya empat bulan yang lalu.
"Anak-anak korban bahkan sudah pindah dari rumah dan tinggal terpisah," imbuhnya.
Suyandi menyebut, para saksi juga mengetahui bahwa korban sering mengeluh sakit kepala, bahkan korban terakhir kali memberitahukan melalui pesan WhatsApp kepada anak-anaknya (Syandi dan Muhamad Saiful) tentang kondisi sakit yang dialaminya.
"Hal ini menimbulkan dugaan bahwa korban mungkin tidak mendapatkan perawatan yang memadai sebelum meninggal dunia," jelasnya.
Adapun barang yang ditemukan di lokasi, satu buah gelas yang beriskan kopi hitam, satu buah mangkuk yang terdapat sisa bubur dan satu buah handphone milik korban dengan kondisi dicharge.