Terima Hasil Autopsi, Polisi Belum Simpulkan Penyebab Kematian Siswa SD di Sukabumi

Selasa 27 Juni 2023, 15:50 WIB
Proses ekshumasi atau membongkar makam siswa SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (31/5/2023). Pembongkaran makam dilakukan untuk keperluan otopsi jenazah dengan tujuan mengetahui penyebab kematian siswa tersebut. (Sumber : Asep Awaludin)

Proses ekshumasi atau membongkar makam siswa SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (31/5/2023). Pembongkaran makam dilakukan untuk keperluan otopsi jenazah dengan tujuan mengetahui penyebab kematian siswa tersebut. (Sumber : Asep Awaludin)

SUKABUMIUPDATE.com - Polres Sukabumi Kota sudah terima hasil autopsi ekshumasi jenazah MHD (9 tahun), siswa SD yang kematiannya menyita perhatian publik karena diduga menjadi korban bullying kakak kelas atau teman sekolahnya pada akhir Mei 2023 lalu.

Diketahui, berbagai upaya telah dilakukan pihak kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut. Dimulai dari tahap penyelidikan, memeriksa sejumlah saksi, gelar perkara hingga pembongkaran makam (ekshumasi). Kendati demikian, Polisi hingga kini masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian bocah kelas 2 SD itu.

Untuk mengetahui secara detail hasil dari autopsi jasad MHD, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo menyebut pihaknya akan meminta penjelasan dari dokter forensik. Setelah mendapatkan kesaksian dari dokter, pihak kepolisian baru dapat menjelaskan penyebab kematian bocah tersebut. Diketahui, dokter forensik yang menangani kasus MHD yaitu Aida Nurul Fathia, spesialis forensik RSUD Syamsudin SH.

Baca Juga: Otopsi Siswa SD di Sukabumi, Forensik Sebut Ada Warna Berbeda Pada Jenazah

"Kita sudah mendapatkan hasil autopsi, kita juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan kepada dokter yang melaksanakan autopsi karena itu adalah bahasa kedokteran, kita akan terjemahkan biar lebih jelas," ujar Ari kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (27/6/2023).

Kemudian, setelah keterangan dokter diterima, pihaknya akan kembali melaksanakan gelar perkara di Polda Jawa Barat.

"Dengan hasil penyelidikan yang kita laksanakan maupun nanti dari dokter yang melaksanakan autopsi (maka) diambil kesimpulan dengan gelar perkara bersama di Polda, secepatnya kita akan koordinasi dengan Polda," ujarnya.

Disinggung terkait adanya dugaan unsur kekerasan pada tubuh korban, Ari enggan menjawab lebih lanjut. Menurutnya, hal itu bukan kapasitas aparat kepolisian.

"Nanti itu dokter yang menjelaskan karena itu bukan ranah kami terkait masalah bahasa kedokteran," ucap dia.

Baca Juga: 20 Saksi Sudah Diperiksa, Kasus Siswa SD di Sukabumi Diduga Tewas Dikeroyok

Diberitakan sebelumnya, Bocah laki-laki kelas 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia lantaran diduga menjadi korban bullying kakak kelasnya. Korban berinisial MHD berusia 9 tahun mengembuskan napas terakhir di RSU Hermina setelah melewati masa kritis pada 20 Mei 2023 lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi sukabumiupdate.com dari pihak keluarga, korban diduga dikeroyok tiga orang kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas V pada 15 dan 16 Mei 2023. Dugaan pengeroyokan dilakukan pada Senin dan Selasa, salah satunya terjadi di toilet sekolah di Kecamatan Sukaraja.

Korban awalnya tidak menceritakan kejadian yang dialaminya kepada keluarga. Namun, dugaan bullying atau pengeroyokan tersebut mulai terbongkar pada Rabu, 17 Mei 2023. Ketika itu korban mengalami kesakitan pada tubuhnya dan kejang-kejang hingga akhirnya dibawa oleh keluarga ke RS Primaya Hospital Sukabumi.

Sebenarnya, sehari sebelumnya atau Selasa, 16 Mei 2023, korban sudah mulai mengeluhkan sakit. Kakek korban, HY, lantaran belum mengetahui cucunya dikeroyok, ketika itu meminta korban untuk tidak sekolah dan beristirahat di rumah. Namun korban memaksa sekolah dan diduga kembali mengalami pengeroyokan.

"Saya bilang kepada korban, kalau sakit jangan dulu sekolah. Istirahat saja di rumah. Tapi saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika di sekolah, korban (diduga) kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16 Mei 2023)," kata HY pada Sabtu, 20 Mei 2023.

Setibanya di RS Primaya Hospital pun korban masih bungkam, baik kepada keluarga maupun dokter. Korban tak berani berbicara bahwa dia diduga dikeroyok, meski sudah dipaksa jujur oleh keluarga. Alhasil, tim dokter RS Primaya meminta keluarga keluar ruangan untuk melakukan pendekatan kepada korban.

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai ruangan periksa. Dari situ korban baru mangakui dirinya sudah dikeroyok oleh tiga orang kakak kelasnya (laki-laki)," ujar HY.

Pengakuan itu membuat korban dipindahkan ke RSU Hermina karena RS Primaya tidak dapat menangani pasien korban kekerasan. "Korban kritis tiga hari di rumah sakit lalu Sabtu (20 Mei 2023) sekira pukul 08.00 WIB meninggal di RSU Hermina. Hasil visum, korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak," kata HY.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)
Sehat22 Februari 2025, 19:30 WIB

Mengenal Maskne: Ketahui Penyebab dan 7 Masalah Kulit Akibat Penggunaan Masker

Maskne adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat penggunaan masker secara terus-menerus.
Ilustrasi berbagai permasalahan kulit akibat penggunaan masker wajah (Sumber: Freepik/@freepik)
Sehat22 Februari 2025, 19:10 WIB

Mengenal Maskne: Siapa yang Lebih Berisiko dan 5 Cara Efektif Mengatasinya

Maskne adalah tantangan kulit yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan perawatan yang tepat, masalah ini dapat dikelola.
Ilustrasi cara efektif mengatasi maskne (Sumber: Freepik/@rawpixel.com)
Film22 Februari 2025, 19:00 WIB

Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025

Platform Disney+ Hotstar telah resmi mengumumkan daftar drama korea terbaru yang bakal tayang selama tahun 2025. Bahkan, beberapa di antaranya akan segera tayang.
Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025 (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:52 WIB

Momen Langka Keakraban Dua Kepala Daerah Sukabumi Disorot Aktivis, Beri Catatan Soal Kolaborasi

Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan.
Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. | Foto: Istimewa
Sehat22 Februari 2025, 18:50 WIB

6 Tips Mudah Perawatan Kulit untuk Menghindari Maskne

Maskne mungkin menjadi tantangan baru dalam perawatan kulit, tetapi dengan kebiasaan yang benar, Anda bisa mencegahnya. Pilih masker yang nyaman, jaga kebersihan masker, dan berikan waktu bagi kulit untuk beristirahat.
Ilustrasi tips mudah merawat kulit untuk menghindari maskne (Sumber: Freepik/@diana.grytsky)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:44 WIB

Motif Warisan Muncul di Balik Pembunuhan Tragis Kakak oleh Adik di Sukabumi

F menghabisi nyawa kakaknya menggunakan pedang jenis samurai katana.
Keranda jenazah Hendra (55 tahun) di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Nasional22 Februari 2025, 18:29 WIB

Diperiksa Propam, 4 Polisi Diduga Menekan Band Sukatani untuk Tarik Lagu Kritik

Polda Jawa Tengah memeriksa empat polisi yang diduga menekan Band Sukatani hingga menarik lagu kritik mereka, Bayar, Bayar, Bayar. Polri membantah intervensi, sementara publik menyoroti kebebasan berekspresi.
Band Sukatani saat tampil di atas panggung, dikenal dengan gaya bermusik punk dan kritik sosial dalam lirik lagunya. (Sumber : Instagram/@sukatani.band)
Life22 Februari 2025, 18:00 WIB

Doa Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan yang Dapat Diamalkan Ketika Nyekar

Ziarah kubur ke makam orang yang sudah meninggal merupakan tradisi umat Muslim di Indonesia menjelang bulan suci Ramadhan dan biasanya dikenal dengan sebutan nyekar.
Ilustrasi. Doa Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan yang Dapat Diamalkan Ketika Nyekar. Sumber Foto : Pexels/Alena Darmel