SUKABUMIUPDATE.com - Kendati sudah tidak memiliki tempat mengaji dan mondok, puluhan santriwati Pondok Pesantren Al-Hidayah di Kampung Banjarsari RT 06/02 Desa Banjarsari, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, masih antusias menjalankan rutinitas belajar agama Islam.
Diketahui, mereka kini terpaksa belajar dan menginap di rumah Iip Purnaesih (51 tahun) sang guru atau ustazah pengajar, lantaran bangunan pesantren beserta kobong yang dulunya mereka tempati habis dilalap api.
Dari pantauan sukabumiupdate.com Senin 26 Juni 2023, sebanyak 40 santriwati
memadati sebuah ruangan rumah panggung milik guru ngaji. Mereka begitu antusias belajar membaca Alquran sisa dari yang terselamatkan karena kebakaran. Sebelum masuk ruangan rumah, mereka mengantri untuk mengambil air wudhu di belakang rumah, yang tersedia dari aliran pipa, tanpa ada bangunan.
Baca Juga: Pesantrennya Kebakaran, Santri di Cidadap Sukabumi Terpaksa Belajar di Rumah Guru
Iip mengatakan kebakaran yang terjadi pada 9 Februari 2023 sekira pukul 09.30 itu selain menghanguskan tempat mengaji, juga tempat mondok santri berupa kobong panggung.
"Isi di dalamnya juga hangus. ada Al Quran, kitab, mukena, pakaian, dan perlengkapan santriwati lainnya. Kebakaran diduga dari sisa pembakaran obat nyamuk. Awalnya ada kebulan asap dibawah kobong, " kata Iip menceritakan kembali musibah kebakaran yang melanda pesantren tempatnya mengajar itu.
"Pesantren dengan pimpinannya Kyai Dimyati dan Riva Zakiah Musyarof ini sampai sekarang belum bisa kembali dibangun, setelah terjadi kebakaran," tambahnya.
Iip mengatakan bangunan pesantren atau kobong yang terbakar itu berukuran 6x9 meter persegi. Ada sekitar 80 santriwati yang sebelumnya menempati kobong tersebut. Mereka berasal dari Kecamatan Cidadap, Kecamatan Sagaranten, Kota Sukabumi, dan Cianjur.
Bangunan itu saat ini belum dapat kembali didirikan. Alhasil, sekitar 43 santriwati terpaksa belajar dan menginap di rumah Iip, sejak kebakaran terjadi. Sementara sisanya ada yang pulang ke rumah (libur sementara) dan sebagian lagi, terutama yang rumahnya dekat, tetap mengaji, namun tidak menginap.
"Kami ingin mempunyai gedung santri atau kobong. Kemarin sudah ada pemuda karang taruna kecamatan yang melihat kondisi ponpes ini. Mudah-mudahan mereka bisa membantu untuk penggalangan dana," katanya.
Sementara itu, Yeni Nuraeni (17 tahun) salah satu santriwati asal Desa Banjarsari Kecamatan Cidadap menyampaikan keinginan dan harapannya agar bangunan ponpes Al-Hidayah yang kini tinggal puing-puing sisa kebakaran bisa dibangun kembali.
"Berharap kobong ini bisa terbangun, dan ada para dermawan yang sudi kiranya membantu," ucapnya singkat.
Hal senada diutarakan Siti Nurhayati (20 tahun), santriwati lainnya asal Desa Darmareja Kecamatan Nagrak.
"Saya kan jauh, pasti mondok disini. Dulu bisa leluasa kalau tidur, sekarang berhimpitan. Mudah mudahan Allah SWT, memberikan jalan, untuk bisa kembali mendirikan bangunan dan pasilitas tempat wudhu para santri," tandasnya.