SUKABUMIUPDATE.com - Pemburu madu odeng (lebah) di kawasan hutan Suaka Margasatwa Cikepuh Ciracap Sukabumi menceritakan pengalamannya tentang cerita siluman harimau yang berbau cerita mistik atau cerita mitos. Suatu waktu saat berburu madu odeng, katanya, ia menemukan kejanggalan ketika madu yang dihasilkannya dan disimpan dalam ember mendadak hilang tanpa sebab yang jelas.
Adalah seorang warga Ciracap bernama Isug, saat itu ia berburu madu odeng bersama dengan anaknya di hutan Cikepuh, ketika madu hasil berburunya jatuh saat mau diturunkan dari atas pohon randu, namun anehnya madu di dalam wadah (ember), madunya hilang tidak membekas.
Katanya, selama berburu madu sudah hampir 20 tahun lebih, baru pertama kali ada kejadian aneh, dimana madu yang akan diturunkan menggunakan ember, tali tambangnya putus diatas ketinggian 5 meter, dan jatuh ketanah. Saat mau diambil sama anak saya, madu didalam ember tersebut hilang, dan sama sekali tidak ada bekas ceceran madu ditempat itu.
"Anak saya langsung memberi tahukan bahwa madu hilang, saya pun langsung turun dan mengecek ketempat jatuhnya ember, betul saja madu sudah hilang, juga tidak ditemukan adanya ceceren madu baik ditanah maupun di dedaunan, hanya saja embernya memang bawahnya pecah," jelasnya.
Saat itu terlintas teringat ucapan dari orangtua dulu, bahwa madu hutan merupakan santapan siluman meong (siluman harimau), mungkin itu cerita mitos dari orangtua dulu.
Memang saat kejadian itu waktu sudah menunjukan pukul 18.00 WIB (menjelang magrib), dan saat itu sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju pulang habis mengambil madu, namun ditengah jalan didalam hutan menemukan sarang madu odeng, diatas pohon randu dengan ketinggian 7 meter.
Kami mengambil madu odeng, dilakukan tanpa bantuan alat pelindung apapun. Setelah sudah siap diatas pohon, lantas membakar ranting yang sudah disusun dan diikat hingga mengeluarkan asap pekat.
"Ini yang kemudian menjadi senjata untuk mengusir odeng atau lebah lebah agar tidak menyerang saat madunya diambil. Selain itu ada juga mantranya atau disebut panyinglar,"
Isug menyebutkan jika madu dari hutan Cikepuh biasa dijual dengan harga Rp200 ribu per botol.
Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh
Hutan yang memiliki area seluas sekitar 8.450 hektar itu terbentang dari kecamatan Ciemas hingga kecamatan Ciracap.
Beberapa tempat aktivitas warga, seperti lahan pertanian, dan perkebunan kelapa di Desa Mandrajaya dan Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, dan Desa Gunungbatu serta Desa Pangumbahan di Kecamatan Ciracap cukup dekat dengan kawasan SM Cikepuh.
Hutan yang terletak di kawasan Geopark Ciletuh tersebut, selain tumbuh berbagai jenis pohon dan hidup berbagai jenis hewan juga merupakan surga bagi pemburu madu jenis odeng.
"Kalau yang belum biasa masuk hutan tersebut, dipastikan akan nyasar. Selama berburu madu, sering juga menemukan ular, bahkan sering mendengar suara raungan macan," imbuhnya.