SUKABUMIUPDATE.com - Ibu rumah tangga asal Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, berinisial AW (33 tahun), nyaris terbang ke Thailand untuk bekerja sebagai tim digital marketing. Pekerjaan ini diperoleh AW dari pencariannya di sebuah aplikasi lalu menjalani beberapa kali proses wawancara.
Cerita dimulai beberapa waktu lalu ketika AW mencari lowongan kerja di salah satu aplikasi. Wanita yang sejak 2016 ber-KTP Tangerang lantaran ikut suaminya (sekarang sudah bercerai) ini menemukan iklan lowongan kerja yang menyertakan nomor handphone. AW lalu menghubungi nomor itu dan berkomunikasi lewat WhatsApp.
Orang di balik nomor handphone itu selanjutnya menawarkan pekerjaan di Thailand kepada AW. Dalihnya, AW akan dipekerjakan sebagai tim digital marketing dengan gaji yang menggiurkan. AW setuju dengan tawaran itu dan menjalani dua kali wawancara oleh seseorang dari Thailand melalui aplikasi Zoom.
Pada wawancara pertama yang didominasi percakapan berbahasa Inggris, AW dinyatakan tidak lolos. Saat itu AW wawancara di rumahnya di Tangerang. Beberapa waktu kemudian, AW menjalani wawancara kedua, namun kali ini di kantor pemasang iklan lowongan kerja tersebut yakni di wilayah Gading Serpong Tangerang.
Baca Juga: PART III: Dibayar Rp 650 Ribu Setahun, Lifeguard dan Rentetan Kecelakaan Laut Sukabumi
Hasil wawancara kedua yang juga masih melalui Zoom dengan seseorang dari Thailand ini AW dinyatakan lolos. Namun, pada wawancara kedua tersebut AW didampingi bos dan staf admin dari kantor pemasang iklan di wilayah Gading Serpong. "Yang interview tetap sama orang dari Thailand," katanya, Jumat, 16 Juni 2023.
Setelah wawancara, sosok bos yang mendampingi AW saat interview mengatakan gaji pokok dari pekerjaan di Thailand ini mencapai Rp 13 juta sampai Rp 15 juta per bulan dengan kontrak kerja satu tahun. Angka ini belum termasuk bonus. Dengan uang sebesar itu AW bekerja 12 jam mulai pukul 12 siang hingga 12 malam.
AW mengaku tergiur dengan gaji yang besar sehingga menyetujui tawaran tersebut dan lanjut ke tahap berikutnya. Dalam tahap ini AW harus melengkapi persyaratan administrasi seperti kartu identitas, ijazah, akta kelahiran, kartu keluarga, dan paspor. Tetapi, dokumen-dokumen itu disimpan AW di rumah orang tuanya di Jampangtengah.
AW menyebut orang-orang di kantor pemasang iklan lowongan kerja memintanya segera mengambil dokumen itu. "Saya pulang ke kampung di Jampangtengah bersama orang kantor pada 11 Juni 2023. Berangkat dari Tangerang pagi. Kepada orang tua disuruh berbohong jangan bilang akan kerja di Thailand," ujarnya.
Sesudah dokumen-dokumen pribadi diambilnya, dua hari berikutnya atau 13 Juni 2023, AW menjalani medical check up di salah satu rumah sakit. Lalu pada 14 Juni 2023, dia diminta ke Kantor Imigrasi Tangerang untuk memperbarui paspornya. AW sebelumnya telah memiliki paspor karena pernah bekerja di Malaysia.
Ketika mengurus paspor, AW mendapat banyak pertanyaan dari petugas Kantor Imigrasi Tangerang lantara diduga melihat paspor pelancong miliknya sudah di-black list.
"Pengurusan paspor ini dilakukan sendiri, bukan oleh pihak PT. Saya ke petugas Imigrasi berterus terang mau kerja ke Thailand dan akhirnya pengurusan paspor ditolak. Saat itulah berubah pikiran untuk mengundurkan diri tidak jadi kerja," ujarnya.
"Tapi pihak admin dan dari kantor terus memaksa. Saya tidak bisa mengundurkan diri begitu saja. Hingga menahan ijazah, akta kelahiran, kartu keluarga, dan paspor. Kalau mau mengundurkan diri, mereka meminta ganti rugi biaya medical check up. Ketika ditanya berapa ganti ruginya, tidak menyebutkan, malah terus menekan untuk melanjutkan dan katanya paspor sedang diproses," kata AW.