SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pria berinisial BD (45 tahun ) ditemukan tidak bernyawa di rumahnya di Kampung Cipatat RT 029/007 Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Rabu (14/6/2023) sore.
Sekretaris Desa Sukamukti, Hedi mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi sudah membusuk dengan posisi terlentang tepat di bawah pintu rumah sekitar pukul 16.00 WIB.
"Ditemukan sama ketua RT, meninggal kemungkinan 4 hari yang lalu. Kata keluarganya sakit," ujar Hedi kepada sukabumiupdate.com.
Hedi menuturkan, korban selama hidup tinggal sendiri di rumahnya dan mengidap gangguan jiwa atau ODGJ.
"Sakitnya sudah 2 minggu kebelakang, dia dirumahnya tinggal sendiri, tidak punya anak dan istri. Kondisi mentalnya kurang. Korban tinggal seorang diri dengan posisi rumah terpencil, aktivitas sehari harinya bertani di sawah dekat rumah korban dan dugaan sementara Korban meninggal dunia karena sakit," ungkapnya.
Baca Juga: Ditinggal Sopir Beli Rokok, Elf Nyungsep ke Sawah di Waluran Sukabumi
Sementara Danposramil Waluran Koramil Surade, Pelda AR Nuryadin menyampaikan kronologi penemuan korban. Saat itu saksi bernama Usep, ketua RT setempat mendatangi rumah korban dengan tujuan untuk memberitahu korban bahwa mendapatkan bantuan beras BPNT dari desa setempat.
“Pada saat saksi tiba di rumah korban, mencium aroma bau busuk dan melihat adanya sesosok mayat dalam kondisi sudah membusuk dengan posisi terlentang tepat dibawah pintu,” ujarnya.
"Melihat kejadian tersebut kemudian saksi melaporkan kepada pihak desa, Babinsa dan Kepolisian Sektor Ciracap, untuk penanganan lebih lanjut," lanjutnya.
Nuryadin menuturkan, berdasarkan hasil musyawarah dengan beberapa tokoh dan unsur Forkopimcam Waluran, kemudian Korban dimakamkan di TPU Cipicung Desa Sukamukti Kecamatan Waluran, pada pukul 18.30 WIB.
“Kondisi (saat ditemukan) sudah membusuk diperkiraan kematian 3-4 hari. Korban menggunakan celana dalam warna abu abu, dan terdapat selimut warna merah berada dibagian perut korban, seluruh anggota badan membengkak. Unsur Forkopimcam Kec. Waluran, Nakes Puskesmas Waluran, Pemdes Sukamukti, Tagana, P2BK, Relawan RAPI mendatangi lokasi dan melakukan koordinasi,” kata dia.
"Menurut keterangan pihak keluarga atau kerabat dan warga sekitar, bahwa korban terkadang mengalami gangguan kejiwaan. Pihak keluarga, kerabat menolak dilakukan autopsi terhadap korban dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah," tandasnya.