SUKABUMIUPDATE.com - Polsek Cisaat akan berkoordinasi dengan RSUD R Syamsudin SH untuk memastikan kondisi kejiwaan K (31 tahun) yang pernah didiagnosis mengalami skizofrenia paranoid. Ini dilakukan setelah K ditetapkan sebagai tersangka dugaan penculikan anak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 31 Mei 2023.
Kapolsek Cisaat Kompol Deden Sulaeman mengatakan K pernah mengalami gangguan kejiwaan pada 2021, bedasarkan keterangan keluarga.
"Kami akan melakukan koordinasi dengan rumah sakit untuk mengetahui kondisi terduga pelaku yang menurut keterangan keluarganya dan diperkuat surat keterangan dokter, pernah menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD R Syamsudin SH dan diagnosa menderita paranoid skizofrenia," kata Deden lewat Humas Polres Sukabumi Kota pada Jumat (2/6/2023).
Adapun dugaan penculikan itu terjadi di Kampung Cibatu Caringin RT 30/5 Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Rabu lalu sekira pukul 12.30 WIB (awalnya disebut 13.00 WIB). Saat itu, korban yakni anak laki-laki berusia tiga tahun sedang berada di depan rumah (menurut polisi sedang bermain di sekitar gang), digendong dan dibawa pergi ke arah jalan raya oleh K.
Baca Juga: Jadi Tersangka Penculikan, Pria Gendong Anak Lalu Diamuk Warga di Cisaat Sukabumi
Baca Juga: Penjelasan Polisi dan Keluarga: Heboh Culik Anak di Cisaat Sukabumi, Dua Sejoli Diamuk Warga
Ketika di jalan raya, ada warga yang mengenali anak tersebut dan di saat bersamaan datang bibi sang anak. K sempat mempertahankan korban sampai terjadi tarik-menarik. Namun tak lama, warga lain berdatangan hingga mengerumuni K yang ternyata sudah bersama teman wanitanya. Tidak diketahui siapa yang awalnya melayangkan pukulan.
Video saat K dan teman wanitanya menjadi bulan-bulanan massa beredar di media sosial. Kedunya pun diamankan ke Mapolsek Cisaat. "Memang betul, pada Rabu siang, kami mengamankan K yang diduga telah melakukan penculikan terhadap anak yang sedang bermain di sekitar Gang Al-Hidayah, Kampung Cibatu Caringin, Desa Nagrak," kata Deden.
Menurut Deden, terduga pelaku diamankan setelah diduga dihakimi massa. Kini, K masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Cisaat. "terduga pelaku berhasil kami amankan setelah sebelumnya diduga sempat dihakimi massa," kata Deden yang menyebut korban sudah digendong terduga pelaku atau K sejauh 30 meter dari lokasi kejadian.
Ketua RT 31 Kampung Cibatu Caringin, Eman, menyebut K sempat salat di masjid dekat rumah korban. Eman menjadi imam dan K menjadi makmumnya. Eman mengatakan K datang bersama wanita. Setelah salat, Eman dari halaman masjid melihat K menggendong korban dan langsung pergi. Eman tak menyangka anak yang dibawa adalah warga setempat.
Ayah terduga pelaku, J (61 tahun), menyatakan anaknya K memang pernah dirawat di RSUD R Syamsudin SH akibat depresi. Menurut dia, K depresi setelah istrinya meninggal dunia akibat sakit pada 2021. K memiliki tiga orang anak. Sementara terkait dugaan penculikan, J mengaku tak mengetahui pasti mengapa anaknya melakukan hal tersebut.
“Usai sembahyang di masjid melihat anak kecil lalu digendong lalu diteriaki culik-culik,” ujarnya.
J membenarkan anaknya saat itu bersama seorang wanita. Menurut dia, wanita itu memang benar pacar anaknya. J mengatakan sehari-hari anaknya bekerja di kebun. Sementara wanitanya kerja sebagai pengasuh yang berada tak jauh dari rumah K. Diketahui, K berasal dari Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Sementara wanitanya dari Surade, Kabupaten Sukabumi.
Apa Itu Skizofrenia Paranoid?
Mengutip halodoc.com, skizofrenia paranoid adalah salah satu tipe skizofrenia ketika pengidapnya mengalami delusi bahwa orang lain ingin melawan dirinya atau anggota keluarganya. Sementara itu, paranoid adalah jenis skizofrenia dengan kasus yang paling sering terjadi. Umumnya, pengidap skizofrenia paranoid akan merasa bahwa dirinya lebih kuat, lebih hebat, bahkan memiliki pengaruh besar dari musuh-musuh khayalan mereka lewat halusinasi tidak nyata yang mereka alami.
Penyebab Skizofrenia Paranoid
Penelitian menyebutkan bahwa kebanyakan jenis skizofrenia paranoid disebabkan oleh disfungsi pada otak yang terjadi karena faktor keturunan dan lingkungan. Sementara yang menjadi pemicunya adalah stres dan trauma.
Selain itu, stres pada usia muda, penyalahgunaan obat tertentu dan obat-obatan terlarang (narkoba) juga dapat menjadi salah satu penyebab dan faktor risiko skizofrenia paranoid. Aspek psikologis berperan sangat penting dalam memicu timbulnya skizofrenia paranoid pada seseorang.
Selain stres di usia muda, rasa trauma pada masa anak-anak juga dapat memicu skizofrenia paranoid. Rasa trauma dapat terjadi karena berbagai hal. Misalnya menerima perlakuan yang tidak menyenangkan secara fisik maupun verbal ketika masih kecil, atau melihat kejadian yang sulit untuk dilupakan, dan menciptakan ketakutan tersendiri sampai menginjak usia dewasa.