SUKABUMIUPDATE.com - Proses ekshumasi atau pembongkaran makam hingga otopsi jenazah siswa SD yang dilakukan di tempat pemakaman umum di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, telah selesai dilaksanakan.
Makam tersebut mulai dibongkar pada Rabu (31/5/2023) pukul 09.00 WIB dan proses autopsi selesai dilakukan pada pukul 13.00 WIB. Ekshumasi dan otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian siswa SD kelas II itu. Sebab dugaannya siswa berusia 9 tahun itu tewas karena dikeroyok oleh sesama pelajar.
Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH, Nurul Aida Fathya mengungkapkan jenazah sudah mengalami pembusukan. Dia menyatakan tak ditemukan luka terbuka di jenazah. Namun ditemukan warna berbeda pada kulit jenazah.
Baca Juga: Tewas Diduga Dikeroyok, Makam Siswa SD di Sukabumi Dibongkar Jenazahnya Diotopsi
"Dari temuan otopsinya, kondisi jenazah sudah mulai membusuk kemudian untuk perlukaan kita harus pastikan lagi perbedaan warna yang saya ditemukan [pada jenazah] di laboratorium apakah benar itu memar atau bukan karena untuk luka-luka yang terbuka tidak ada," ujar Nurul kepada sukabumiupdate.com.
Nurul menuturkan memeriksa semua bagian pada jenazah siswa SD tersebut mulai kepala hingga ujung kaki. Adapun yang menjadi fokus hingga pemeriksaan dalam yaitu kepala, leher, dada dan perut.
Sedangkan untuk alat gerak, pemeriksaanya dilakukan pada permukaan.
Baca Juga: Polisi Akan Bongkar Makam Siswa SD di Sukabumi yang Diduga Meninggal Dikeroyok
Dalam otopsi ini, Aida menyatakan mengambil beberapa sampel diantaranya kulit yang dicurigai perlukaan kemudian organ-organ dalam termasuk jaringan otak dan otot rahang.
Jaringan otak dan otot rahang menjadi sampel sebab kecurigaan pihak keluarga bahwa siswa itu pecah pembuluh darah dan patah rahang."Kalau ada yang mencurigakan kita periksa lebih lanjut. Nanti kita lihat hasil laboratorium," ujarnya.
Sampel dibawa ke laboratorium yang ada di Bandung dan pemeriksaan akan memakan waktu sekira dua minggu.
Baca Juga: 20 Saksi Sudah Diperiksa, Kasus Siswa SD di Sukabumi Diduga Tewas Dikeroyok
Sementara itu, Kapolsek Sukaraja Kompol Dedi Suryadi mengatakan bahwa proses ekshumasi dan otopsi itu dilakukan sebagai langkah penyelidikan untuk mengungkap perkara tersebut.
"Ini langkah yang berikutnya atas permintaan pihak keluarga, tadinya keluarga menolak untuk dilakukan otoposi dan laporan ternyata sekarang membuat laporan juga serta dilaksanakan sesuai permohonannya untuk autopsi," ujar Dedi.
"Selanjutnya nanti menunggu hasil beberapa minggu, nanti dokter forensik yang memberikan hasil lebih jelasnya. Kita masih melengkapi bahan untuk penyelidikan," ucapnya.