SUKABUMIUPDATE.com - Guru Pendidikan Agama Islam Honorer (GPAIH) Sukabumi terus memperjuangkan nasibnya untuk mendapatkan pengakuan yang layak sejajar dengan para guru lainnya, Suara perjuangan terus dikumandangkan bukan saja lewat jalan komunikasi prosedural birokratis, bahkan aksi demonstrasi dilakukan demi memperlihatkan sebuah fakta apa yang diperjuangan itu bersifat mendesak dan bukan semata kepentingan orang per orang, melainkan berkelindan dengan misi suci membangun Sukabumi yang berakar pada visi religius.
Tak sampai disitu, guru PAI honorer Sukabumi pun merasa perlu mengetuk nurani para pemangku kebijakan lewat suara bathin terdalam mereka yang diungkapkan lewat teatrikal dan puisi.
"Ide pembacaan puisi dan teatrikal yang menggambarkan keseharian guru honorer yang disuguhkan dalam acara Pentas PAI di Surade Sukabumi merupakan cara kami menyampaikan apa yang kami keluhkesahkan selama ini. Dengan harapan para pemangku kepentingan lebih memahami dengan hati apa yang dirasakan para guru PAI," ujar Iwa Kartiwa kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/05/2023).
Iwa menjelaskan, dalam teatrikal dan puisi yang diperankan oleh seorang anggota guru PAI honorer asal Gegerbitung Arif Saepullah dan beberapa guru yang lain itu menceritakan aktivitas seorang guru honorer pada suatu hari yang tidak bisa melanjutkan perjalanan ke sekolah untuk tugas mengajar karena ditengah jalan motor butut yang kendarainya kehabisan bensin dan mogok.
"Itu fakta sederhana yang ingin kita perlihatkan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan, bagaimana mereka para guru PAI honorer bergelut dengan keterbatasan. Sedang mereka memiliki tanggungjawab sama besar dengan masa depan pendidikan masyarakat Sukabumi," imbuh Iwa yang juga guru agama Islam honores di salah satu Sekolah Dasar di Cikembar Sukabumi.
Berikut adalah suara hati Guru PAI Honorer Sukabumi yang dirajut dalam puisi menyentuh hati :
Guru. . .
Bagiku kau bukan hanya sekedar patriot pahlawan bangsa yang tanpa tanda jasa
Namun kau lebih dari itu
Karena tak akan ada bangsa atau negara yang hebat di jagat ini
Tanpa pengabdian yang telah kau ukir dalam jiwa mereka
Teruslah berjuang
Teruslah kau berjuang wahai para guru
Biarpun namamu tak tertulis dalam alur kisah pahlawan bangsa
Tapi percayalah, aku akan selalu dan engkau akan selalu menjadi pahlawan dihati para anak negeri
Puisi Guru itu Guru PAI
Guru itu mengajarkan anak-anak tentang bagaimana hidup,
Padahal tak jarang ia sendiri kesulitan untuk bertahan hidup
Guru itu mengajarkan anak-anak tentang Bagaimana untuk tertawa,
Padahal tak jarang ia sendiri sering menahan derita, tak bisa tertawa
Guru itu mengajarkan anak-anak tentang bagaimaa untuk mencintai,
Padahal tak jarang ia sendiri dibenci, tidak dihargai bahkan ada juga yang dicaci maki
Guru itu mengajarkan anak-anak bagaimana untuk menang,
Padahal ia sendiri tak tahu apa makna menang, Tak pernah meransakan karena sudah dibuat kalah berkali-kali
Guru itu mengajarkan anak-anak tentang bagaimana bahagia,
Padahal ia sendiri sering harus berpura-pura untuk terlihat kuat dan bahagia
Guru itu mengajarkan anak-anak tentang masa depan,
Padahal ia sendiri lebih sering tidak yakin bagaimana nasib dan menjalani masa depannnya
Guru itu mengajarkan anak-anak segala hal baik yang ia tahu,
Padahal ia sendiri justru yang paling butuh menerima hal baik itu.