SUKABUMIUPDATE.com - Pendaki wanita berinisial DFA (21 tahun) mengalami hipotermia saat mendaki Gunung Salak via Jalur Cimalati pada Sabtu, 27 Mei 2023. DFA yang merupakan warga Tangerang melakukan pendakian tektok (tidak menginap) bersama tiga temannya yakni satu perempuan dan dua laki-laki.
Berdasarkan informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, DFA dan teman-temannya tiba pos pendakian Cimalati pada Jumat malam, 26 Mei 2023. Mereka mendirikan tenda dan bermalam di sekitar pos pengurusan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) untuk mulai pendakian Sabtu pagi.
Singkatnya, keempat pendaki itu berangkat mendaki Sabtu pagi dan berhasil mencapai Puncak Salak 1. Pada Sabtu sore, keempatnya mulai turun dan DFA belum mengeluhkan apa pun hingga tiba di Pos 6. Namun, masalah terjadi ketika rombongan ini tiba di Pos 5. DFA merasakan sakit pada kaki dan mual-mual.
Baca Juga: 6 Cerita Misteri Gunung Salak, Mitos Kerajaan Gaib Hingga Kerap Telan Korban Jiwa
Ketua sekaligus pendiri relawan Khatulistiwa, Jajang Yusuf, mengatakan, berdasarkan keterangan teman-temannya, DFA mulai mengalami hipotermia saat khawatir terjebak malam di jalur pendakian. DFA diduga memaksakan untuk terus turun sampai akhirnya pingsan di Pos 4. Alhasil, teman DFA turun ke Pos Simaksi untuk meminta bantuan.
"Korban takut kemalaman, hingga akhirnya mulai mengalami masalah pada suhu tubuhnya di jalur pendakian Pos 4. Korban pingsan di Pos 4 dan sempat kemasukan, sehingga rekannya turun memberikan informasi ke petugas untuk meminta bantuan," ungkap Jajang.
Setelah menerima laporan itu, Jajang menyebut tim evakuasi langsung menuju lokasi dan mendapati korban sudah tak sadarkan diri dengan bengkak pada kakinya. Evakuasi sempat terkendala minimnya perlengkapan dan obat-obatan. Korban selanjutnya dibawa turun dengan cara ditandu.
Baca Juga: Deretan Misteri Gunung Gede Pangrango, Hulu Wano na Pakuan
Tim evakuasi tiba di Pos 4 sekira pukul 22.00 WIB dan baru turun tiba di Pos Simaksi membawa korban pada Minggu (28/5/2023) sekira pukul 05.00 WIB. Adapun tim evakuasi yang berangkat dalam evakuasi ini sebanyak 18 orang, dari relawan Khatulistiwa bersama SIGAP, ASB, Tagana, dan Aqua Rescue, masing-masing satu personel. Dua personel wanita ikut dalam evakuasi lantaran korban juga seorang perempuan.
"Begitu di lokasi, diganti bajunya oleh tim wanita dua orang. Diberi peralatan suhu tubuh dan dibawa menggunakan kantong tidur ke tempat yang lebih hangat. Korban juga diberi makanan hangat sampai kondisinya normal," kata Jajang.
Saat ini korban dan teman-temannya sudah kembali ke Tangerang.