SUKABUMIUPDATE.com - Tim peneliti dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) akan mempublikasikan hasil riset tentang Harimau Jawa di Sukabumi, Jawa Barat. Waktunya, menurut Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Anang Setiawan Achmadi, sekitar dua hingga tiga bulan lagi. “Sekarang lagi tahap review jurnal,” katanya seperti dikutip tempo.co, Rabu 24 Mei 2023.
Penelitian itu, kata Anang, menindaklanjuti laporan dari warga yang mengaku melihat maung, atau macan dalam bahasa Sunda. Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) daerah setempat kemudian berkoordinasi dengan BRIN yang kemudian menurunkan tim peneliti ke lokasi yang dilaporkan. “Kami pasang juga beberapa kamera trap (jebakan),” ujarnya.
Beberapa sampel seperti kotoran dan bulu juga dikumpulkan. Selain harus dibuktikan di laboratorium, tim peneliti perlu juga membuktikannya di jurnal ilmiah. “Laporan warga kan kami harus buktikan secara ilmiah, nggak kemudian mengeluarkan statement tanpa data yang valid,” kata Anang menjelaskan.
Anang belum mau mengungkap indikasi maupun hasil penelitian yang dilakukan tersebut, dengan alasan menunggu publikasi di jurnal ilmiah. Riset itu menurut Anang ikut melibatkan BRIN, BKSDA, juga warga yang melaporkan harimau jawa.
Sebelum penelitian dilakukan, Anang menuturkan, ada beberapa riset yang sudah dilakukan terkait laporan warga soal satwa yang dinyatakan telah punah itu di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Diantaranya yaitu riset yang mengkonfirmasi soal laporan harimau jawa di Ujung Kulon, Banten.
Hasilnya, Anang mengatakan, “Ternyata macan kumbang. Data-data ini bisa sebagai pembanding untuk riset yang sekarang.”
Dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, harimau jawa (Panthera tigris sondaica) tercatat sebagai karnivora terbesar yang hidup di Pulau Jawa. Hewan ini pernah ditemukan di Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, dan Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur. Harimau Jawa telah dinyatakan punah sekitar 1980-an.
Laporan Penampakan Harimau Jawa
Adapun laporan terbaru di Sukabumi yang diteliti BRIN, berdasarkan kesaksian lima orang warga Kampung Cikaramat Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Dari catatan Dinas Kehutanan Jawa Barat di akun media sosialnya, warga mengaku melihat harimau dekat perkampungan pada 18 Agustus 2019, sekitar pukul 23.30. Saat itu mereka tengah pulang dari suatu acara dengan berkendara sepeda motor dan mobil.
Adapun laporan terbaru di Sukabumi yang diteliti BRIN, berdasarkan kesaksian lima orang warga Kampung Cikaramat Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Dari catatan Dinas Kehutanan Jawa Barat di akun media sosialnya, warga mengaku melihat harimau dekat perkampungan pada 18 Agustus 2019, sekitar pukul 23.30. Saat itu mereka tengah pulang dari suatu acara dengan berkendara sepeda motor dan mobil.
Dari arah kiri, seorang saksi utama mendengar suara kaki berlari di ladang yang tanamannya kering karena kemarau panjang. Sosok hewan yang dianggap sebagai harimau itu kemudian melompati pagar. Saat dikejar, hewan itu mengambil posisi berhadapan dengan saksi utama sambil menggeram. Setelah ditakuti oleh suara mobil, sosok itu menjauh hingga lenyap di kegelapan malam.
Pada 27 September 2019, warga setempat menelusuri kembali lokasi kejadian dan menemukan sehelai bulu yang diduga dari harimau, dan jejak cengkeraman kuku pada batu. Adapun sosok yang diduga harimau itu, menurut pelapor, berukuran lebih tinggi dari sepeda motor matic yang dipakainya, bercorak belang namun bulunya tidak mengkilat melainkan kusam. Badannya kurus dengan ekor panjang hingga ke tanah dan ujungnya melengkung. Satwa itu diperkirakan sudah tua dan tengah lapar.
sumber : tempo.co