Kata BKSDA Soal Kawanan Monyet Masuk Permukiman di Sukaraja Sukabumi

Selasa 23 Mei 2023, 20:47 WIB
Monyet berkeliaran di permukinan warga Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Istimewa)

Monyet berkeliaran di permukinan warga Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena kawanan monyet ekor panjang yang menyerbu pemukiman di sejumlah kampung di Desa Sukamekar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi telah meresahkan warga.

Pihak pemdes dan kecamatan setempat kemudian meneruskan laporan keresahan warga ini kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sukabumi

“Kita sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, jadi ketika ada surat dari pak camat langsung koordinasi dengan pak camatnya kemudian kita cek lokasi dan kita berkoordinasi dengan beberapa instansi,” kata Plt Kepala Resort Konservasi Wilayah VII Sukabumi BKSDA Jabar Isep Mukti Miharja, Selasa (23/5/2023).

Baca Juga: Kawanan Monyet Masuk Permukiman di Sukaraja Sukabumi, Warga Bingung Cara Mengusirnya

Adapun dugaan sementara terkait fenomena ini, Isep menyebut kemungkinan adanya perubahan perilaku pada kawanan monyet sehingga masuk ke pemukiman dan menjarah hasil pertanian warga.

“Saya melihatnya dua sisi dulu pertama apakah monyet itu awalnya didatangkan orang atau memang dari dulu juga ada, nah informasi yang saya dapatkan dari orang perkebunan bahwa di situ memang ada habitat monyet. Nah dari dulu itu dari dulu kapan itu yang menjadi cerita," tuturnya.

Menurut Isep, ketika monyet memang hidup di antara hutan dan perkampungan, primata tersebut dapat berubah perilakunya karena adanya perkebunan dan pertanian.

“Monyet itu memang hidupnya di koridor. Maksud koridor itu tidak di hutan, tidak di kampung, jadi di tengah tengah antara hutan dan kampung berarti kan tidak menganggu. Tapi sekarang dengan banyaknya para penggarap pertanian di perkebunan mungkin di antaranya itu menjadi mengubah perilaku si monyet itu,” ujarnya.

“Jadi asalnya mungkin dia (monyet) hanya makan di tempat tempat koridor itu, di sungai mungkin ada makanan itu, nah ketika ada pertanian dia masuk ke situ lebih mudah mungkin cari makannya di tempat pertanian,” tambahnya.

Lebih lanjut, Isep juga mengatakan salah satu faktor penyebab lain perubahan prilaku pada satwa liar, karena adanya campur tangan manusia yang sering memberi makan secara cuma-cuma kepada satwa liar itu.

"Katanya juga ada informasi di atas itu pernah ada pengusiran, penghalauan. Hanya menghalaunya ternyata bukan lari ke atas mungkin malah makin ke bawah. Ketika makin ke bawah di situ ada makanan ada sayuran yang dia makan, nah kan seperti dikasih makan nah itu lah yang mengubah perilaku itu," ungkapnya.

Adapun demikian, menurut Isep masalah munculnya kawanan monyet ini bukan persoalan siapa yang salah dan siapa yang benar, melainkan persoalan ini harus diselesaikan secara bersama dari semua unsur yang terlibat.

"Jadi makanya itu kan yang harus dikaji itu tidak menyalahkan satu sisi misalnya masyarakat menyalahkan pemerintah, pemerintah menyalahkan masyarakat, tidak juga, kita harus duduk bersama, di situ dikaji apakah mereka berkebun di situ sudah sesuai dengan aturan atau tidak sesuai dengan tata ruang atau tidak, itu yang perlu dikaji, kemudian kita tidak bisa menyalahkan hanya perkebunan juga, jadi itu kan kompleks ya bukan masalah hanya satu sisi saja," papar dia.

"Monyet itu juga kan memiliki hak hidup makanya diciptakan oleh Tuhan kan begitu jadi bukan serta merta memindahkan, itu menjadi masalah baru ke tempat lain, Kita bisa berdampingan dengan mereka tapi tidak menganggu," lanjutnya.

Menanggapi soal adanya dugaan overpopulasi monyet, Isep menuturkan hal itu perlu dibuktikan dengan data yang diperoleh dari tahun ke tahun.

"Jadi mengatakan overpopulasi itu tidak juga belum bisa mengatakan itu overpopulasi kecuali sudah ada kajiannya tahun demi tahun tahap demi tahap," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi diresahkan dengan monyet yang datang ke lingkungan permukiman. Warga resah sebab monyet yang datang bukan satu atau dua ekor, namun secara bergerombol.

Peristiwa tersebut rupanya bukan yang pertama, karena hal serupa pernah terjadi pada 2022 lalu.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Entertainment30 Januari 2025, 16:00 WIB

Jisoo BLACKPINK Tanda Tangan Kontrak Dengan Warner Records Jelang Comeback

Menjelang comeback solo Jisoo BLACKPINK secara resmi menandatangani kontrak dengan Label Musik Amerika, yaitu Warner Record untuk membantunya dalam karir bermusik.
Jisoo BLACKPINK Tanda Tangan Kontrak Dengan Warner Records Jelang Comeback (Sumber : Instagram/@blisoo_official)
Life30 Januari 2025, 15:30 WIB

Mengenal Perbedaan Cranky vs Tantrum Pada Anak, Serupa Tapi Tak Sama Ya!

Cranky biasanya hanya berlangsung singkat, sementara Tantrum bisa berlangsung lebih lama.
Ilustrasi. Anak Mengamuk. Yuk, Mengenal Perbedaan Cranky vs Tantrum Pada Anak. (Sumber : Freepik/@MateusAndre)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 15:15 WIB

Bertemu Buruh dan Honorer, Komisi IV DPRD Bahas Isu Ketenagakerjaan hingga PPPK di Sukabumi

Buruh meminta dilibatkan dalam setiap kasus atau masalah di perusahaan.
Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi bertemu perwakilan buruh buruh pada Kamis (30/1/2025). | Foto: Istimewa
Life30 Januari 2025, 15:10 WIB

Sudah Lelah dengan Kerjaan? Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign

Setiap orang pasti pernah merasa jenuh atau lelah dengan pekerjaan yang mereka jalani, apalagi jika pekerjaan tersebut terasa tidak lagi sesuai dengan harapan atau impian.
Ilustrasi Resign, Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign (Sumber : Freepik)
Sukabumi30 Januari 2025, 15:03 WIB

Tolak Skema PPPK Paruh Waktu, Ribuan Guru Honorer R3 Sukabumi Demo di DPRD

Ribuan guru honorer R3 Sukabumi menuntut kejelasan status kerja agar diangkat menjadi pegawai penuh waktu, bukan paruh waktu.
Ribuan guru honorer R3 Kabupaten Sukabumi mendatangi gedung DPRD Kabupaten Sukabumi untuk menolah skema PPPK paruh waktu. (Sumber Foto: SU/Ilyas)
Inspirasi30 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi. (Sumber : Freepik.com)
Life30 Januari 2025, 14:41 WIB

Red Flag di Tempat Kerja: 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic

Lingkungan kerja yang sehat sangat penting bagi kesejahteraan karyawan dan kesuksesan perusahaan. Namun, tidak semua tempat kerja menciptakan atmosfer yang mendukung.
Ilustrasi Lingkungan Kerja Toxic, Red Flag di Tempat Kerja, 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic (Sumber : Freepik)
Life30 Januari 2025, 14:31 WIB

Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya

Malam Nisfu Sya'ban adalah salah satu malam istimewa dalam kalender Islam yang sangat dinantikan oleh umat Muslim setiap tahunnya.
Ilustrasi Malam Nisfu Sya'ban, Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya (Sumber : Freepik/@sketchepedia)
Entertainment30 Januari 2025, 14:30 WIB

Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama

Abidzar Al-Ghifari kembali menuai kritikan dari netizen setelah menyampaikan pernyataan kontroversial tentang penggemar fanatik drama korea ketika menjadi bintang tamu dalam podcast bersama Ariel Tatum.
Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama (Sumber : Instagram/@abidzar73 dan @ikanatassa)
Sukabumi30 Januari 2025, 14:28 WIB

Angin Kencang Robohkan Pohon Sengon, Timpa Rumah Warga di Parakansalak Sukabumi

Kebutuhan mendesak adalah sembako dan bahan bangunan untuk rumah terdampak.
Pohon sengon yang menimpa rumah warga di Kampung Sukarame RT 05/05 Desa/Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (30/1/2025). | Foto: Tagana Kecamatan Parakansalak