SUKABUMIUPDATE.com - Ar-Rahman merupakan salah satu pondok pesantren yang berdiri di Kabupaten Sukabumi. Banyak hal yang menarik diulas mengenai Ponpes di Kecamatan Bojonggenteng ini mulai dari konsep belajar hingga sosok pendirinya.
Sejatinya Ar-Rahman ini merupakan ponpes. Namun berbeda pada umumnya, sekolah yang ada di ponpes Ar-Rahman bukan MTs atau MA, melainkan SMP dan SMA. Hal itu merupakan konsep balance atau seimbang antara ilmu pengetahuan dan keagamaan.
Di dalam ponpes Ar-Rahman ini ada SMP dan SMA dengan rincian jumlah murid SMAS Unggulan Ar-Rahman 172 orang, sedangkan murid SMP sebanyak 240 orang.
Kepala SMAS Unggulan Ar-Rahman Lukman Hakim menyatakan pendirian Ponpes Ar-Rahman digagas oleh Irjen Pol (Purn) Drs. H Adang Firman yang pernah menjabat Kapolda Sumatera Barat, Kapolda Jawa Barat dan terakhir Kapolda Metro Jaya.
Adang Firman mendirikan ponpes Ar-Rahman karena dirinya memiliki cita-cita ingin mewujudkan suatu lembaga pendidikan yang berkualitas namun bisa diakses oleh semua kalangan.
Hal lain yang melatar belakangi keinginan Adang Firman mendirikan ponpes ini adalah ketika dirinya menjabat banyak melihat kalangan pejabat yang islam tapi dari sisi ilmu agamanya masih kurang.
“Dari situlah beliau tergerak memunculkan ide gagasan turut serta membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa melalui ranah pendidikan,” ujar Lukman.
Apa yang dicita-citakan Adang Firman mendapatkan dukungan dari rekan-rekannya yaitu Paguyuban Pratidina, sebuah perkumpulan Alumni Akabri Polisi angkatan 1973.
Adang Firman kemudian merealisasikan gagasannya dengan memulai pembangunan pada 2008. Ketika semua fasilitas sudah siap, pihak Ar-Rahman melakukan ujicoba sistem pembelajaran dengan beberapa murid berprestasi di wilayah sekitar.
Ketika sudah dirasa cukup mendapatkan murid, maka pada medio 2009 Ar-Rahman resmi beroperasi.
Lukman menyatakan ketika belum banyak murid, sekitar 19 orang lalu pada tahun kedua jumlah muridnya langsung naik secara signifikan yaitu sekitar 180 orang.
Lukman menyatakan pendiri Ar-Rahman menginginkan lembaga pendidikan ini dapat memberikan efek positif bagi siapa pun. Hal itu sesuai nama Ar-Rahman, salah satu dari Asmaul Husna yang artinya maha pengasih.
"Pendiri juga bercita cita Ar-Rahman mampu memberikan efek signifikan bagi siapapun yang datang ke Ar-Rahman untuk menuntut ilmu, bekerja atau apapun. Sehingga memiliki rasa kasih sayang terhadap sesamanya, maka dari itu diberi nama Ar-Rahman," terangnya.
Untuk konsep Ar-Rahman ini adalah Ponpes, tapi metode pendidikanya balance antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu keagamaan. Sehingga Ar-rahman yang ingin mencetak generasi yang kuat iman dan akhlaknya tapi mumpuni di bidang umumnya.
“Sehingga ketika lulusan Ar-Rahman misalkan menjadi polisi, dokter, maka dia adalah seorang santri, jadi basicnya kuat. Itu lah yang menjadi cita-cita bapak pembina kami, maka meskipun payungnya pesantren tapi kita pakainya SMA dan SMP bukan MTs dan MA kalau disini balance,” katanya.
Menurut Lukman semuanya telah sesuai dengan slogan, visi dan misi sekolah Ar-Rahman.
“Slogan SMA Ar-Rahman yaitu Khoirunnas Anfauhum Linnas artinya sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya kalau visi yaitu menghasilkan generasi penerus yang berakhlak mulia, cerdas dan humanis,” ujarnya.
Menurut dia, dari proses pendidikan yang diterapkan, Ar-Rahman mampu berbicara di tingkat nasional, tingkat wilayah. “Alumni sudah tersebar di beberapa perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta favorit dan di luar negeri. Hal tersebut merupakan pencapaian yang positif,” ujarnya.
Ia menyebut ponpes bukan lagi menjadi alternatif pilihan pendidikan, sebab saat ini ponpes menjadi tujuan utama dalam pendidikan.
Lukman menyatakan, kemajuan teknologi dan perkembangan globalisasi merupakan hal yang tak dapat terbendung. Sehingga generasi muda saat ini dihadapkan tentang tantangan yang luar biasa kompleks.
Dengan demikian Ar-Rahman harus mampu menjadi sebuah lembaga pendidikan, yang bisa mengakomodir sebuah potensi anak ke arah yang lebih positif.
"Ar-Rahman punya prinsip adaptif dengan terus mengadopsi setiap kemajuan dan menganalisa kebutuhan [ke depan] supaya apa yang kita berikan ke anak-anak, kepada generasi yang akan datang sudah sesuai dengan tantangan apa yang akan mereka hadapi 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Dari awal berdiri hingga 2023, Ar-Rahman sudah menghasilkan 12 angkatan. Para alumni Ar-rahman telah menunjukan bukti bahwa mereka sanggup dan mampu berkiprah dalam berbagai profesi mulai yang berkarir di pemerintahan, berbisnis dan lain sebagainya.
“Hal itu menunjukan bahwa apa yang kami programkan sudah menunjukan hasil," tukasnya.
Menurut dia, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi menilai Ar-Rahman sebagai aset penting bagi wilayah Sukabumi.
Mengenai murid di Ar-Rahman, Lukman menyatakan tak hanya dari Jabar dan Jakarta tapi dari berbagai daerah seperti Makasar, Papua, Sumatera dan daerah lain. Keberadaan santri yang berasal dari daerah lain menjadikan Ar-rahman menjadi miniatur Indonesia.
Tak hanya dari Indonesia, Ar-Rahman juga berharap ada murid yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Australia dan Monaco. “Mudah-mudahan ke depan seperti itu," harapnya.
Lukman menyatakan program belajar di ponpes Ar-Rahman selalu dievaluasi dan di update setiap tahunnya. Untuk program unggulan yang saat ini berjalan yaitu tahfidz kemudian Dirasah Islamiyah.
Dirasah Islamiyah merupakan program unggulan yang diberlakukan untuk seluruh santri dengan standar tertentu dan untuk santri khusus dengan standar yang lebih tinggi. "Itu dilakukan disubuh hari," ujarnya.
Kemudian bahasa arab dan inggris. Untuk yang khusus nanti ditambah lagi di jam reguler sekolah minimal 10 juz, 15 juz dan sampai 30 juz untuk hafalan Al-quran.
Kemudian program unggulan pembinaan siswa berprestasi bidang fisika, geografi, ekonomi dan matematika.
Sehingga ketika nanti ada event lomba tingkat lokal, tingkat nasional, provinsi, maka mereka sudah siap. Adapun program yang sedang dirancang yaitu kunjungan ke beberapa Universitas di luar negeri, program kunjungan ke Universitas Negeri.
Mengenai program kedepannya Ar-Rahman merencanakan pesantren alam, tujuannya untuk memfasilitasi anak-anak dari warga sekitar ponpes yang kurang mampu untuk belajar. Tentunya Ar-Rahman akan memberikan mereka beasiswa.
Nantinya mereka mendalami ilmu agama termasuk tahfidz juga diberikan materi pelajaran umum. Para santri itu akan diberikan keahlian dalam pertanian serta peternakan, mengingat lahan yang dimiliki Ar-Rahman ini seluas 40 hektar.
Selain itu, Ar-Rahman sedang merencanakan pembangunan rumah sakit yang Sumber Daya Manusia (SDM) akan disupport oleh didikan Ar-Rahman.
“Jadi tidak menutup kemungkinan ada sekolah berkaitan dengan kesehatan, minimal SMK Kesehatan atau selevel perguruan tinggi seperti sekolah tinggi ilmu kesehatan," ungkapnya.
Sementara, Waka bidang kurikulum Desi Trisnawati berdirinya Ponpes Ar-Rahman berawal dari semangat pendiri yang kini pembina Ar-Rahman Adang Firman untuk memberikan kebermanfaatkan bagi masyarakat Bojonggenteng.
Ia menyebut, dari awal pendirian tahun 2009, sekolah Ar-Rahman sudah memberikan kontribusi luar biasa, sebab, tidak fokus kepada siswa. Namun juga peduli terhadap warga sekitar, dengan melibatkan seluruh masyarakat yang ada di sekitar yang ingin bekerja.
Dia menjelaskan Ar-Rahman merupakan sekolah yang berbasis pondok pesantren (ponpes). Selain memberikan nuansa umum, dengan menggunakan kurikulum dari Dinas Pendidikan (Disdik), Ar-Rahman mengkombinasikan dengan kurikulum keagamaan, sehingga menjadi ciri khas sekolah Ar Rahman.
"Meskipun kami menginduk kepada Dinas Pendidikan, tapi kami fokus juga di bidang keagamaan," kata Desi.
Menurutnya keunggulan Ar-Rahman yaitu Tahfidz Al-Quran serta program bahasa arab serta inggris.
Lebih lanjut, Ar-Rahman dapat mensejajarkan dengan sekolah-sekolah unggulan lainnya karena keterserapan lulusannya di perguruan tinggi dalam negeri seperti ITB, UI, UGM, IPB, Unpad, UPI, Brawijaya, Undip. Lalu di sekolah kedinasan Akpol, IPDN, STAN, STSN dan STTD.
Tak hanya di dalam negeri, alumni Ar-Rahman juga kuliah di perguruan tinggi luar negeri yang ada di Malaysia, Singapura, Turki, Prancis, Yordania dan China.
Untuk yang di Turki seperti Istanbul university, Bandırma Onyedi Eylül University, Kırklareli University dan Sakarya University.
“Siswa-siswi kami juga bisa bersaing di pesta sains IPB kemudian meloloskan siswa-siswi ke taraf Provinsi, untuk olimpiade sains nasional. Yang sudah lolos itu di bidang fisika, kalau untuk pesta sains IPB sudah berhasil masuk ke semifinal, metrik dan statistik, Alhamdulillah kami bisa bersaing dengan sekolah unggulan di luar," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan untuk prestasi non akademik yang lebih banyak diraih oleh anak didiknya.
"Seperti olah raga silat karena sudah bisa masuk level Internasional, renang, memanah, taekwondo dan beberapa bidang dari pengembangan diri dari sekolah, bisa mencetak dan mengukir prestasi yang luar biasa," jelasnya.