SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri meminta tindakan bullying di lingkungan sekolah harus dicegah. Pernyataan ini disampaikan Iyos menyusul tewasnya bocah laki-laki kelas II sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Korban meninggal setelah diduga dikeroyok kakak kelasnya.
"Ini yang harus kita cegah. Bullying masih terjadi. Antisipasi harus kita lakukan. Karena memang kondisi, mungkin namanya masyarakat atau anak-anak belum paham. Perlu penekanan peningkatan mutu pendidikan, karakter bangsa, kemudian jiwa korsa masing-masing anak didik," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Senin (22/5/2023).
Iyos yang ditemui di Alun-alun Palabuhanratu pada Senin ini mengatakan kasus tewasnya siswa SD di Sukaraja tersebut menjadi catatan pemerintah daerah dan dinas terkait. "Ini catatan anak didik kita. Terus dikolaborasikan dengan dinas terkait terutama stakeholder yang harus menjadi leader melakukan pembinaan ke sekolah," ujarnya.
"Insya Allah pelajaran kita untuk bahan perlindungan. Berkaitan dengan Indonesia bangkit agar tidak ada bullying lagi," imbuh Iyos.
Diketahui, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi Kota saat ini masih mendalami peristiwa tersebut. Enam saksi sudah diperiksa dalam kasus dugaan penganiayaan di sekolah ini. Korban yang masih berusia sembilan tahun mengembuskan napas terakhir di rumah sakit pada Sabtu pagi, 20 Mei 2023, setelah melewati masa kritis.
Baca Juga: DPRD Minta Polisi Gali Fakta Kasus Siswa SD di Sukabumi Diduga Tewas Dikeroyok
Baca Juga: Enam Saksi Diperiksa, Kasus Siswa SD di Sukabumi Diduga Tewas Dikeroyok
Aksi penganiayaan diduga terjadi di lingkungan sekolah di Kecamatan Sukaraja pada 15 dan 16 Mei 2023. Jenazah korban sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum di sekitar rumahnya pada Sabtu siang. Sehari setelah pemakaman, Satreskrim memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Sampai saat ini kami dari Satreskrim Polres Sukabumi Kota dan Polsek Sukaraja masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Sampai saat ini baru enam saksi yaitu dari pihak keluarga dan pihak sekolah," kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto kepada wartawan, Minggu kemarin.
Yanto menyebut pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan mencari saksi maupun bukti pendukung sekaligus meminta hasil visum dari rumah sakit. "Motif belum diketahui dan masih tahap pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut. Kami akan terus melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap saksi-saksi," ujarnya.
"Sampai saat ini untuk visum belum ada hasilnya. Namun kami sudah mengirimkan surat permohonan kepada pihak rumah sakit," imbuh Yanto.
Yanto juga menegaskan akan tetap melakukan penyelidikan secara intensif terhadap kasus ini meskipun ada penolakan proses autopsi dari keluarga korban. "Untuk rencana autopsi, kami sudah sampaikan kepada keluarga, tapi keluarga menolak. Meski demikian, kami akan tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut." katanya.