SUKABUMIUPDATE.com - Rahayu Agustis (23 tahun) masih diselimuti kesedihan. Lima hari sudah, suaminya, Hadi Hidayatulloh (42 tahun), meninggal dunia tersambar petir saat perjalanan pulang selepas mudik dari rumah orang tua Rahayu di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi.
Hari itu, Rabu, 26 April 2023, Hadi mengalami nasib tragis ketika berteduh di warung kosong di Jalan Baru Pasir Salam, Kampung Cimenteng, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, akibat hujan deras.
Rahayu dan Hadi merupakan pasangan yang tinggal di Kampung Tegalwangi, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Keduanya dikaruniai buah hati yang masih kecil dan ikut dalam perjalanan mudik menggunakan sepeda motor tersebut.
Kepada sukabumiupdate.com, Rahayu menceritakan detik-detik suaminya mengembuskan napas terakhir, tak lama setelah petir menyambar tubuhnya. Sebelum meninggal, Hadi sempat mengucap kalimat istigfar sebanyak tiga kali.
"Kami sedang berteduh di warung, bersama orang lain juga, ada sekitar 20 orang (sekira pukul 14.00 WIB). Tapi karena atapnya bocor, saya bilang kepada suami mau bergeser ke belakang, kasihan dede (anak korban), takut demam. Baru dua langkah saya bergeser, petir langsung menyambar," kata Rahayu, Sabtu, 29 April 2023.
Selain suaminya, menurut Rahayu, ada dua orang lain yang juga terkapar diduga akibat sambaran petir. Sebab, keduanya dalam posisi berdekatan dengan Hadi.
Kondisi Hadi saat itu sudah terlihat lemas dan mengucap kalimat istigfar tiga kali, sebelum akhirnya tergeletak perlahan. Rahayu sempat tak menduga situasi itu adalah masa-masa sakratulmaut sang suami. Dia sempat berusaha membangunkan Hadi, tetapi tak kunjung sadar.
Baca Juga: Kronologi Pemudik Tewas Tersambar Petir di Pasir Salam Nyalindung Sukabumi
Sementara dua orang lain yang juga diduga tersambar petir, setahu Rahayu, hanya mengalami pingsan.
"Kalau suami saya tidak pingsan, hanya bilang istigfar. Makanya saya kira itu bukan sekaratnya. Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, sampai berbaring. Lama-kelamaan susah dibangunkan. Sudah tidak sadar lagi," ujarnya.
Kondisi tubuh Hadi setelah kejadian itu, menurut Rahayu, tidak mengalami tanda-tanda luka bakar, selain luka sedikit pada bagian belakang telinga kiri. Namun, pakaian dan celana dalam korban memang terlihat seperti terbakar. Rahayu memastikan badan suaminya tidak hangus.
Adapun Rahayu, sesudaH sambaran petir tersebut, sempat mengalami gangguan pendengaran sekitar kurang lebih 30 menit. Dia tak bisa mendengar apa pun di lokasi kejadian, meski melihat paniknya orang-orang.
"Kelihatan orang-orang teriak, tapi tidak tahu mereka bicara apa. Kalau anak saya menangis terus, belum bisa mencurahkan (apa yang dialami). Hanya bilang saat dengar (petir), telinganya sakit," kata dia.
Setelah tersambar petir, Hadi sempat dibawa menggunakan ambulans ke Puskesmas Nyalindung, namun nyawanya tak tertolong.
Menurut keterangan medis yang menanganinya, Hadi sudah dalam keadaan meninggal saat tiba di puskesmas dan mengalami pendarahan atau luka kecil pada bagian kepala belakang telinga kiri dan dahi.
Kekinan, jenazah Hadi sudah dimakamkan di tempat pemakaman terdekat dari rumahnya di Warudoyong. Hadi bekerja dengan membuka percetakan di rumahnya dan kini akan dilanjutkan sang istri.