SUKABUMIUPDATE.com- Tape (peuyeum, sunda) ketan merupakan salah satu kuliner khas Sukabumi khususnya Pajampangan. Panganan warisan leluhur itu biasa dibuat warga terutama menyambut lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Tidak komplit rasanya kalau saat berkumpul bersama sanak saudara tidak ada tape beras ketan tersebut. Seorang perajin tape ketan, Umi Uwoh (60 tahun) warga Kampung Nangkawangi, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, mengatakan pembuatan Tape (peuyeum) diajarkan secara turun menurun oleh orangtua.
Kata Umi Uwoh, salah satu tips membuat tape yang selalu diterapkannya terutama dalam pemilihan beras ketan, yaitu jangan sampai beras ketan bercampur dengan beras biasa. Selain beras ketan putih sebagai bahan dasarnya juga bisa dengan beras ketan hitam.
Baca Juga: 60 Negara di Dunia Pilih 21 April, Cuma 4 Negara Asia Tenggara Tetapkan Idul Fitri 22 April 2023
Kemudian, kata Umi Uwoh proses pembuatannya juga membutuhkan air yang bersih serta ragi sebagai bahan permentasi yang dibuat dari rempah. Air dan ragi juga tersebut sangat memengaruhi rasa
"Kami membuat peuyeum, hanya saat ada hajatan dan lebaran. Jadi tidak setiap hari. Sekedar untuk konsumsi keluarga saja," katanya kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (20/4/2023).
Dalam pembuatannya, agar tidak monoton kata Umi Uwoh, juga bisa mencampurkan bahan pewarna alami dari daun suji dan daun katuk, pembuatan sampai matang membutuhkan waktu selama 3-4 hari.
Sedangkan untuk penyajiannya. "Kalau dulu disajikan menggunakan pembungkus daun pisang, sekarang kalau sudah jadi pakai toples. Lebih mantap dimakan sama goreng ulen, atau untuk campuran es, dimakan dingin," imbuhnya.