Momen saat Warga Sukabumi Menyaksikan Gerhana Matahari Hibrida

Kamis 20 April 2023, 11:27 WIB
Safrudin (27 tahun) saat menyaksikan gerhana matahari hibrida di lantai dua kantornya di Jalan Brawijaya, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Kamis (20/4/2023). | Foto: SU/Oksa Bachtiar Camsyah

Safrudin (27 tahun) saat menyaksikan gerhana matahari hibrida di lantai dua kantornya di Jalan Brawijaya, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Kamis (20/4/2023). | Foto: SU/Oksa Bachtiar Camsyah

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah warga Sukabumi ikut menyaksikan terjadinya gerhana matahari hibrida pada Kamis (20/4/2023). Beberapa di antaranya pada sekira pukul 10.40 WIB bahkan naik ke lantai dua rumah maupun kantor untuk dapat menikmati fenomena langka tersebut.

Seperti Safrudin (27 tahun). Dia ikut melihat gerhana matahari hibrida di lantai dua kantornya di Jalan Brawijaya, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Safrudin mengaku penasaran ingin menyaksikan fenomena ini secara langsung dengan menggunakan pelindung mata seadanya.

"Tadi cukup terlihat sih, meski kurang jelas. Alhamdulillah di akhir Ramadhan bisa menyaksikan fenomena ini," kata dia kepada sukabumiupdate.com.

Mengutip unggahan di akun Instagram @jabarquickresponse, gerhana matahari hibrida di Indonesia terjadi paling awal di Jawa Barat pukul 09.26 WIB, sedangkan paling akhir di Papua pukul 15.30 WIT. Khusus di Sukabumi, kontak awal terjadi pukul 09.27, puncak gerhana pukul 10.43, dan kontak akhir pukul 12.06.

Baca Juga: Keutamaan Sedekah saat Gerhana Matahari, Umat Muslim Wajib Tahu!

Melansir laman Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN lewat tempo.co, gerhana matahari hibrida merupakan peristiwa yang terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami gerhana matahari total dan ada pula yang mengalami gerhana matahari cincin. Ini bergantung dari lokasi pengamat.

Kejadian itu disebabkan oleh kelengkungan bumi. Indonesia sendiri sudah mengalami gerhana matahari beberapa kali yaitu pada 1983 terjadi gerhana matahari total, gerhana matahari cincin tahun 2019, dan gerhana matahari total tahun 2016.

Menurut laman Observatorium Bosscha ITB, bosscha.itb.ac.id, ada kalanya jarak bulan tertentu menghasilkan bayangan umbra yang tidak cukup panjang untuk sampai di seluruh bagian permukaan bumi. Oleh karena itu, akan ada bagian yang hanya mendapatkan bayangan antumbra.

Jika hal ini terjadi, gerhana matahari dapat dimulai sebagai gerhana cincin, lalu berubah menjadi gerhana total, kemudian berakhir kembali sebagai gerhana cincin. Itulah yang dinamakan sebagai gerhana matahari hibrida.

Gerhana matahari hibrida cukup jarang terjadi, hanya sekitar satu kali setiap dekade. Faktor utamanya adalah jarak bulan dan matahari terhadap bumi yang cenderung stabil. Ketika jarak bulan dan bumi sedang relatif dekat, hanya umbra yang jatuh di permukaan bumi sehingga terciptalah gerhana matahari total. Sementara ketika jarak antara keduanya sedang relatif jauh, antumbra akan ikut jatuh di permukaan bumi dan menciptakan gerhana matahari cincin.

Nyatanya, jarak bulan dan matahari terhadap bumi dapat beberapa kali berubah dalam satu waktu seperti ketika gerhana matahari hibrida terjadi. Rentang jarak yang diperlukan agar terjadi jenis gerhana matahari itu sangatlah sempit. Sebagian besar konfigurasi gerhana tidak cocok untuk gerhana matahari hibrida.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa