SUKABUMIUPDATE.com - KH Yusuf Mulyadin (40 tahun) merupakan Pimpinan Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Muslim yang berlokasi di Jalan Kibitai, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.
Dalam tausiyah Ramadan yang disampaikannya di Ponpes Al-Muslim Jumat (14/4/2023), Kiai Yusuf mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan beberapa dimensi pemahaman yang bisa dipahami secara terbatas dan mendalam.
"Islam bisa dipahami secara terbatas, yaitu kita pahami dengan ilmu fikih, islam juga bisa dipahami dengan luas dan dalam, seperti yang para ulama ajarkan kepada kita, apabila islam ini dipahami secara dalam, yaitu dengan sesuatu yang dinamakan dengan hikmah," ujar Kiai Yusuf.
Baca Juga: Diterima Sang Cucu dari Sukabumi, Gelar Pahlawan Nasional KH Ahmad Sanusi
Menurut Kiyai Yusuf, sebagian ulama mengartikan hikmah tersebut merupakan sebuah rahasia dari segala sesuatu.
"Menurut sebagian ulama, hikmah merupakan rahasia segala sesuatu, atau rahasia dari sesuatu, atau juga kalau kita pahami secara ringan, manfaat atau paedah yang bisa dilihat secara nilai sebagai dampak dari sebuah ibadah," ujarnya.
Selain itu, Kiai Yusuf Mulyadin juga mengajak umat muslim untuk memahami Ramadan dalam perspektif yang berbeda. Dalam hal ini dirinya mengatakan bahwa, di ujung ramadan umat muslim diperintahkan untuk membayar zakat.
"Ketika kita puasa selama 30 hari dengan segala capeknya, ternyata di akhir, kita diharuskan mengeluarkan tiga liter seperempat, dan itu beras, beras itu harus diyakini sebagai produk pertanian, dan petani itu selalu kita pahami sebagai orang kecil, orang lemah," paparnya
"Artinya yang tiga liter seperempat itu kan kemanusiaan, yang 30 hari itu, ketuhanan, ibadah kita kepada Allah," tambahnya.
Kemudian, Kiai Yusuf Mulyadin juga mengatakan bahwa ramadan ini menjadi menarik ketika dipahami sebagai bentuk apresiasi kepada para petani.
"Ketika tiap magrib kita dipertemukan dengan makanan dan minuman, maka sebetulnya, pada saat itu kita disadarkan tentang rezeki Allah, dalam hal ini rizki dari Allah itu tidak serta merta, Allah membuat bahan rezeki itu dua, satu, air yang turun dari langit, kedua, tanah yang dialiri air hujan sehingga ada kehidupan diatasnya," terangnya.
"Pertanyaannya, siapa yang mampu mengkombinasikan antara air dan tanah itu sehingga menjadi makanan dan minuman yang kita konsumsi? Jawabannya adalah, hanya petani yang mampu mengkombinasikan itu semua," tutup KH Yusuf Mulyadin.