SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Walikota Sukabumi, Andri Setiawan Hamami mendampingi kunjungan kerja Mentri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungannya ke Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi, Jumat (14/4/2023).
Kelangkaan ikan endemik Indonesia, kekinian menjadi perhatian Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, pasalnya, ikan-ikan endemik penghuni sungai Indonesia, saat ini mulai sulit dijumpai keberadaannya.
Diketahui salah satu faktor penyebabnya, dikatakan Mentri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono kepada awak media di BBPAT Sukabumi, selain sulit untuk di budidaya, perairan Indonesia juga sudah mulai dipenuhi ikan invasif.
Baca Juga: Wabup Iyos: Muhibbah Ramadhan sebagai Media Silaturahmi dan Berbagi Kebaikan
"Ikan sidat, pak dirjen belum mampu membangun hatchery (tempat penetasan), karena dia (ikan sidat) secara alami kan masuk ke laut, waktu dia mau beranak baru dia naik (ke sungai), sama seperti penyu, ada dua; satu sidat dua lobster (sulit dibudidaya)," ujar Trenggono kepada awak media.
Selanjutnya, Direktur Jenderal Budidaya KKP, TB Haeru Rahayu menambahkan bahwa ikan invasif juga menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan ikan endemik Indonesia.
"Ikan invasif itu bisa mengalahkan ekologi atau habitat lokal, contoh kalau di danau toba itu ada ikan red devil dan itu sangat berbahaya" ujar Haeru.
Baca Juga: Suara Anak Muda, Alasan Gerakan Milenial Sukabumi Dukung Fikri Abdul Aziz ke Senayan
Atas dasar hal tersebut, Haeru mengatakan bahwa ini menjadi perhatian bagi Kementrian Kelautan dan Perikanan. "Makanya kami, bekerjasama dengan pemda untuk sosialisasi menyampaikan bahwa bahayanya ikan invasif ini harus betul-betul diantisipasi sedemikian rupa. Kalau tidak nanti habis endemik spesies lokalnya," tutup dia.