Sejarah Mudik di Sukabumi: Terkenal Era Belanda hingga Tradisi Jelang Lebaran

Senin 10 April 2023, 10:22 WIB
(Foto Ilustrasi) Setelah terkunci pandemi Covid-19, aktivitas mudik Idulfitri kini kembali diizinkan pemerintah. | Foto: Istimewa

(Foto Ilustrasi) Setelah terkunci pandemi Covid-19, aktivitas mudik Idulfitri kini kembali diizinkan pemerintah. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Setelah beberapa tahun terkunci pandemi Covid-19, aktivitas mudik Idulfitri kini kembali diizinkan pemerintah. Sejumlah persiapan dilakukan, seperti, salah satunya, pembukaan fungsional Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi alias Tol Bocimi Seksi 2. Di Sukabumi, mudik bukanlah fenomena baru.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan, sejak dulu, Sukabumi memiliki diaspora yang relatif banyak di luar kota, provinsi, bahkan luar negeri. Situasi ini mengakibatkan mudik menjadi fenomena sosio-kultural sekaligus semacam ritual atau tradisi wajib bagi warga Sukabumi di perantauan saat menjelang lebaran.

Irman mengatakan pada masa kolonial, ada ungkapan berbahasa Belanda yang berbunyi "Wees voor zichtig met Soekaboemi, Wnt An Klaene A Komtvan Soekaboemi, wordt angrote A in Bandoeng". Artinya, kata Irman, hati-hati dengan Sukabumi, sebab A kecil yang datang dari Sukabumi bisa menjadi A besar di Bandung.

"Ungkapan orang-orang Belanda itu menunjukkan orang Sukabumi yang merantau ke kota besar seperti Bandung, Batavia, dan lain-lain, rata-rata berhasil dan harus diwaspadai," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" kepada sukabumiupdate.com, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Termasuk Bocimi Seksi 2, Ini Ruas Tol Gratis yang Disiapkan untuk Mudik Lebaran 2023

Irman yang kini Ketua Yayasan Dapuran Kipahare menuturkan orang-orang Belanda menyebut Sukabumi sebagai Nizza Van Java, dikonotasikan dengan salah satu kota di Prancis yang terkenal dengan produksi anggurnya. "Seolah Sukabumi memabukkan dan bikin mabuk kepayang, sehingga orang senang kembali ke Sukabumi," ujarnya. Kota Sukabumi sering disebut kota pensiunan alias kota tempat kembali di masa tua.

Fenomena mudik semakin marak pada 1970-an. Ini disebabkan gencarnya pembangunan di wilayah perkotaan pada masa awal pemerintahan orde baru. Pembangunan tersebut memunculkan industri padat karya yang memerlukan karyawan dalam jumlah banyak.

Irman berujar saat itu orang-orang desa banyak yang bekerja di kota. Sementara warga kota juga banyak yang mengadu nasib di kota yang lebih besar, bahkan hingga ke ibu kota. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya warga yang merantau ke kota lain seperti Bandung dan Jakarta. "Sementara sebagian yang bekerja di sektor formal juga terkadang ditempatkan di luar provinsi. Mereka ada yang mengontrak rumah atau indekos, bahkan ada yang kemudian tinggal dan menikah di perantauan," katanya.

Situasi seperti itu kerap menimbulkan suasana rindu kampung halaman dan memicu hasrat untuk pulang kampung. Waktu yang tepat untuk pulang kampung atau mudik adalah saat hari raya keagamaan seperti Idulfitri. Ini seolah menjadi waktu wajib untuk pulang kampung. Warga perantauan bisa melepas rindu dengan keluarga.

"Bahkan tak jarang menjadi ajang memamerkan kesuksesannya di perantauan. Kebiasaan unik saat hari raya di lembur adalah nguyang, yaitu kebiasaan memberikan sesuatu (biasanya palawija) dengan ungkapan basa-basi hatur lumayan," ujar Irman. "Sebagai balasan, si penerima juga memberikan sesuatu yang nilainya lebih besar. Kebiasaan saling berkirim ini masih dilanjutkan di beberapa tempat di Sukabumi."

Baca Juga: Masih Ada Kuota, Berikut Link Mudik Gratis Bogor-Sukabumi dengan Kereta Api

Irman mengatakan kebiasaan tersebut sedikit berbeda dengan fenomena mudik di masa kerajaan Padjadjaran, misalnya. Sebab, ketika perayaan hari keagamaan saat itu, orang-orang Sukabumi justru yang berbondong-bondong ke Pakuan (Bogor) untuk mengikuti ritual hari raya keagamaan.

Menurut keterangan beberapa penduduk di Cibadak dan Ubrug, Cicatih adalah jalur para peziarah dari Muara Ratu (Palabuhanratu) ke Pakuan. Mereka ngabugbrug (berkumpul) di sekitar Ubrug sekarang, sebagai jalur transit untuk melanjutkan perjalanan ke Pakuan. "Sesudah mengikuti kegiatan ritual di Pakuan kemudian para peziarah itu pulang kampung ke desa-desa di Sukabumi," ujarnya.

Ada istilah bengkung ngariung bengkok ngaronyok yang menunjukkan kekeluargaan yang kuat pada masyarakat Sunda, termasuk Sukabumi. Ini merepresentasikan keterikatan yang kuat dengan tanah kelahirannya tanah tumpah darahnya.

"Maka tak heran ke mana pun mencari nafkah, orang Sunda tetap mempunyai keinginan untuk dikuburkan di tanah sendiri. Ibarat filosofi hidup, di mana suatu saat pasti akan mencari jalan pulang untuk kembali kepada Yang Maha Kuasa," kata Irman.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Entertainment22 Februari 2025, 15:00 WIB

Sejumlah Musisi Indonesia Berikan Dukungan Untuk Sukatani: Gausah Ditarik Lagunya

Grup band asal Purbalingga, Sukatani tengah menjadi sorotan publik usah mengunggah video permintaan maaf atas lagunya berjudul Bayar Bayar Bayar dinilai mengkritik kepolisian.
Sejumlah Musisi Indonesia Berikan Dukungan Untuk Sukatani: Gausah Ditarik Lagunya (Sumber : Instagram/@dugtrax)
Sukabumi22 Februari 2025, 14:24 WIB

Saksi Ungkap Fakta Soal Tanah, Adik Bacok Kakak Hingga Tewas di Cikahuripan Sukabumi

Saksi kasus adik bacok kakak hingga tewas ungkap fakta soal tanah
TKP adik bunuh kakak di Sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi (Sumber: su/awal)
Bola22 Februari 2025, 14:00 WIB

Link Live Streaming Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025

Persita Tangerang akan menjadi temanya Borneo FC dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.
Link Live Streaming Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025 (Sumber : Instagram/@borneofc.id dan @persita.official)
Sukabumi22 Februari 2025, 13:43 WIB

Pedagang Makanan Merugi, Emak-emak Tunggu Solusi Wabah Lalat Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Pemukiman warga di Desa Caringin Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu wilayah yang terdampak wabah lalat . Jarak pemukiman dengan lokasi perusahaan ayam itu kurang dari 1 kilometer.
Pedagang makanan merugi sejak wabah lalat serbu pemukiman di sekitar peternakan ayam di Cidahu Sukabumi (Sumber: dok pedagang)
Sukabumi22 Februari 2025, 13:02 WIB

Kakak Tewas Di Tangan Adik, Geger Pembacokan di Cikahuripan Sukabumi

Peristiwa kakak tewas di tangan adik, bikin geger kampung Sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi
TKP pembacokan di kampung sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi (Sumber: su/awal)
Bola22 Februari 2025, 13:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung akan bertemu dengan Madura United dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-24 yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Prediksi Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor (Sumber : Instagram/@persib dan @maduraunited.fc)
Nasional22 Februari 2025, 12:19 WIB

Retret Kepala Daerah, Wali Kota Sukabumi Bicara Fiskal dan Banyak Materi Penting untuk Kemajuan Daerah

“Hari kedua retret dimulai dengan pemaparan materi dari Mendagri, membahas hubungan pusat dan daerah, baik pemerintahan, keuangan dan lainnya,” ucap Ayep.
Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dalam retret kepala daerah hari kedua (Sumber: dok ayep zaki)
Entertainment22 Februari 2025, 12:00 WIB

Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Raffi Ahmad Bikin Tandingannya: Pergi Migran Pulang Juragan

Tagar Kabur Aja Dulu sedang viral di media sosial sebagai bentuk kekecewaan sekaligus keresahan masyarakat generasi muda terhadap kondisi Indonesia dari segi ekonomi, sosial, hingga politik.
Tagar Kabur Aja Dulu Viral, Raffi Ahmad Bikin Tandingannya: Pergi Migran Pulang Juragan (Sumber : Instagram/@raffinagita1717)
Life22 Februari 2025, 11:15 WIB

5 Tips Ampuh Agar Puasa Kamu Lancar Tanpa Lemas dan Lapar

Puasa adalah ibadah yang mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu, termasuk lapar dan haus. Namun, bagi sebagian orang, puasa bisa membuat tubuh terasa lemas dan lapar, terutama saat beraktivitas di tengah hari.
Ilustrasi Lemas dan Lapar Saat Menjalankan Ibadah Puasa (Sumber : Freepik/@onlyyouqj)
Produk22 Februari 2025, 11:06 WIB

BUKA Tegaskan Posisi Hukum dalam Sidang PKPU, Harapkan Putusan dari Majelis Hakim

BUKA atau Bukalapak tetap tegaskan posisi hukum dalam persidangan PKPU, dan meminta Hakim lanjutkan sidang dan menunggu putusan.
BUKA atau Bukalapak tetap tegaskan posisi hukum dalam persidangan PKPU, dan meminta Hakim lanjutkan sidang dan menunggu putusan. (Sumber : Istimewa.).