SUKABUMIUPDATE.com - Tepat tiga tahun lalu, 1 April 2020, Kota Sukabumi mengumumkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pertamanya. Pasien tersebut berasal dari institusi vertikal yang berada di wilayah Kota Sukabumi. Ini menjadi catatan awal pandemi mengunci seluruh sektor kehidupan masyarakat hingga akhirnya dapat dikendalikan.
Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pertama itu diumumkan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Balai Kota Sukabumi, bertepatan dengan Hari Jadi Kota Sukabumi yang ke-106 tahun.
Berdasarkan laporan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, terungkapnya kasus pertama warga Kota Sukabumi ini berawal dari ditemukannya satu kasus warga Kabupaten Sukabumi pada 20 Maret 2020 dari RSUD Sekarwangi yang sebelumnya merupakan pasien rujukan dari RS Kartika Kasih Kota Sukabumi.
Pasien yang bersangkutan memang bekerja di dua rumah sakit yang ada di Kota Sukabumi (institusi vertikal) dan Kabupaten Sukabumi, namun dia berdomisili di Kabupaten Sukabumi, sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Setelah laporan diterima Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dari RS Kartika Kasih pada 20 Maret 2020, dilakukan investigasi kasus dan investigasi kontak erat terhadap pasien tersebut. Tracking dan tracing dilakukan selama 14 hari sebelum onset (waktu permulaan munculnya suatu penyakit) di RS Kartika Kasih dan rumah sakit institusi vertikal tempat pasien bekerja.
Selepas dilakukan pelacakan, pasien ini ternyata memiliki kontak erat dengan dua pasien lain (siswa institusi vertikal yang berstatus sebagai pasien dalam pengawasan) yang dirawat di rumah sakit institusi vertikal tersebut. Selain itu, ada juga lima siswa lain yang dirawat di rumah institusi vertikal yang sama.
Alhasil, ada tujuh siswa yang dirawat di rumah sakit itu dan mereka dirujuk ke RS Kramat Jati Jakarta. Selanjutnya, pada 25 Maret 2020, dilakukan tes polymerase chain reaction (PCR) terhadap tujuh siswa itu dan hasilnya positif.
Baca Juga: Pintu Masuk SARS-CoV-2, Film Dokumenter Kilas Balik Covid-19 di Kota Sukabumi
Dengan melihat waktu onset dan masa inkubasi, maka warga Kabupaten Sukabumi ini diduga tertular dari kedua siswa yang menjadi kontak eratnya saat dirawat di rumah sakit institusi vertikal tempat dia bekerja. Kemudian warga ini diduga menularkan kembali kepada orang yang bertugas di rumah sakit institusi vertikal tersebut alias rekan kerjanya sendiri. Ini merupakan generasi pertama kasus terkonfirmasi Covid-19 di Sukabumi yang jumlahnya sembilan orang.
Selanjutnya generasi kedua kasus Covid-19 di Sukabumi adalah para pembina di institusi vertikal, tenaga kesehatan, dan cleaning service rumah sakit institusi vertikal yang total berjumlah 15 orang.
Pada generasi kedua ini kasus pertama warga Kota Sukabumi yang ditemukan pada 1 April 2020 terungkap. Berdasarkan waktu onset dan masa inkubasi, generasi kedua diduga tertular dari siswa institusi vertikal yang berinteraksi dengan mereka dan menjadi kontak erat.
Domisili generasi kedua ini tidak hanya di asrama institusi vertikal tersebut, namun rata-rata memiliki rumah di luar wilayah itu. Pelacakan kontak erat dari generasi kedua pun dilakukan terhadap para keluarganya yang sebagian tinggal di luar wilayah institusi vertikal.
Pemerintah daerah kemudian membuat strategi untuk memutus mata rantai Covid-19 dengan melakukan tes swab terhadap semua kontak erat, termasuk pedagang, cleaning service, atau siapa pun warga Kota Sukabumi yang bekerja di wilayah institusi vertikal tersebut.
Maka sejak saat itu, peningkatan kasus di Kota Sukabumi tidak dapat dihindari dan hingga 25 April 2020, tercatat ada 25 warga Kota Sukabumi yang telah terinfeksi Sars-Cov-2 yang penularannya diduga berasal dari institusi vertikal. Peningkatan kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Sukabumi.
Ledakan Kasus Awal Corona di Kota Sukabumi
Sejak ditemukannya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Kota Sukabumi pada 1 April 2020, kasus Virus Corona ini terus meningkat dan pemerintah daerah juga berupaya melakukan pemodelan bagaimana strategi penanganan dan pengendalian terbaik seiring dengan berkembangnya virus mematikan tersebut.
Dalam catatan sukabumiupdate.com, kota yang memiliki tujuh kecamatan ini pernah mengalami penurunan kasus Covid-19 dan masuk ke zona hijau pada bulai Mei dan Juni 2020. Bahkan pada momen ini Kota Sukabumi sempat dijadikan model untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Wakil Presiden Ma'ruf Amin bahkan meninjau secara langsung persiapan tatap muka ini.
Masuknya Kota Sukabumi ke zona hijau disebabkan adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tingkat Jawa Barat, sehingga saat itu positivity rate Kota Sukabumi berada di angka 1-2 persen.
Positivity rate sendiri adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Namun setelah itu peningkatan kasus terus terjadi dan kasus paling tinggi terjadi pada November setelah masa liburan di bulan Oktober.