SUKABUMIUPDATE.com - Di balik keindahannya, Muara Cipanarikan Pantai Pasir Putih Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, ternyata habitat buaya. Selain yang sengaja dilepasliarkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), kawasan konservasi penyu ini juga dihuni buaya asli Muara Cipanarikan.
Perangkat Desa Pangumbahan Hudaya Lukito mengatakan pada sekitar 2019, BKSDA melepasliarkan beberapa buaya di Muara Cipanarikan. Hudaya lupa jumlah pasti buaya yang dilepasliarkan di muara tersebut. Tetapi, kata dia, buaya yang dilepas itu berukuran paha orang dewasa. Awalnya, buaya-buaya ini sering terlihat oleh warga.
"Sering terlihat oleh warga, terutama yang mancing di sekitar muara. Bahkan banyak cerita dari masyarakat tentang keberadaan buaya yang terbilang agresif. Sempat menyerang warga yang sedang beraktivitas di Muara Cipanarikan, juga menyerang hewan peliharaan warga berupa sapi dan domba," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Kamis (30/3/2023).
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Hudaya mengungkapkan sudah jarang ada buaya yang terlihat di Muara Cipanarikan. Bahkan satu ekor ditemukan mati di Pantai Cibuaya Desa Pangumbahan. "Sudah hampir tiga tahun di Muara Cipanarikan tidak terlihat lagi buaya. Mungkin terbawa derasnya air muara sehingga ke laut," ujarnya.
Baca Juga: Dinsos Peduli Lingkungan, Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Muara Cipanarikan Sukabumi
Informasi terkait keberadaan buaya di Muara Cipanarikan ini diperkuat salah satu warga Desa Pangumbahan. Dia adalah Iwan Karo, penduduk Kampung Jaringao, Desa Pangumbahan. Iwan membenarkan di muara tersebut terdapat buaya yang sengaja dilepasliarkan BKSDA maupun buaya penghuni asli Muara Cipanarikan.
Menurut Iwan, sebelum menjadi tempat wisata seperti saat ini, buaya penghuni asli Muara Cipanarikan Pantai Pasir Putih sering berjemur di area muara dan banyak warga atau pemancing yang melihatnya. Namun, masyarakat tidak pernah mengganggu buaya-buaya itu. "Sekarang buayanya sudah tidak pernah lagi terlihat di Muara Cipanarikan," katanya.
Iwan menyebut saat ini buaya-buaya tersebut justru kerap terlihat di hulu sungai yang disebut Pasir Batok. "Menurut orang tua, kalau ada buaya asli penghuni sungai atau muara, terus sengaja melepasliarkan buaya lain, biasanya buaya asli akan mengejar buaya hasil pelepasliaran, makanya buaya dari BKSDA sudah tidak ada," ujar dia.
"Kalau buaya asli Muara Cipanarikan masih ada, namun jarang menampakkan diri di muaranya. Lumayan besar dan berwarna," kata Iwan.