SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Achmad Fahmi mengumpulkan semua kepala sekolah SMP dan SD di Kota Sukabumi, pasca aksi kekerasan antar pelajar yang menimbulkan korban jiwa. Achmad Fahmi juga menyoroti fenomena perang sarung yang dilakukan anak-anak saat ramadhan yang berpotensi memicu aksi-akhir kekerasan lainnya.
Seluruh kepala sekolah SD dan SMP ini dikumpulkan di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Senin (27/3/2023). Turut hadir dalam rakor dengan tema upaya pencegahan kekerasan di kalangan pelajar, antara lain Kasat Binmas Polres Sukabumi Kota, AKP Enita Dwi Cahyawati, Kepala Disdikbud M Hasan Asyari, serta guru pembina siswa serta guru agama Islam.
“Belakangan ini kita mendapatkan informasi kurang menyenangkan terkait kekerasan pelajar dan tentunya harus segera diantisipasi,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi,” dilansir dari portal kdp sukabumikota.
Baca Juga: Pelaku Ajak Duel Hingga Live IG, Ini Pemicu Pembacokan Pelajar SMP di Sukabumi
Tak hanya itu, fenomena perang sarung saat ramadan, lanjut Fahmi juga harus diantisipasi karena menimbulkan keresahan di masyarakat. Ia mengajak semua pihak bersama-sama melakukan antisipasi dan pembinaan secara terus menerus, khususnya para pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
Wali Kota menyebut ada dua delinkuensi atau kenakalan di kalangan anak dan pelajar. Pertama, situasional di mana anak melakukan kenakalan pelajar karena harus melakukannya. Kedua, sistemik, di mana anak tergabung dalam komunitas yang memang yang mengarahkan ke kekerasan, ”Ini harus dicegah,".
Fahmi juga menyoroti beberapa kasus kenakalan pelajar, terbaru bahkan ada siaran langsung tawuran atau live di media sosial. Oleh karenanya, "para pembina siswa dan guru minta tolong mari sama-sama lakukan antisipasi, meskipun yakin sudah dilakukan guru mari perkuat lagi," jelasnya.
Baca Juga: 3 Pelaku Pembacokan Pelajar SMP Kota Sukabumi Diringkus
Achmad Fahmi menyebut saat ini setidaknya ada 6 poin yang secepatnya harus dilakukan kalangan guru dan pembina pendidikan di lingkungan sekolah, untuk mengantisipasi terulangnya kasus-kasus kenakalan pelajar.
Pertama, memperkuat kegiatan keagamaan di lembaga pendidikan; Kedua kolaborasi kepala sekolah dan orangtua siswa. Ketiga komunikasi antara guru dan siswa; Keempat memastikan keamanan lingkungan sekitar sekolah; Kelima pembina siswa wali kelas wajib pantau medsos anak didiknya; Keenam aktivasi forum komite sekolah sebagai wadah perwakilan orangtua siswa
''Mari lakukan penguatan dan kolaborasi mari tata anak didik, kita bisa melakukan tuntas ikhlas maka pendidikan akan tumbuh dan berkembang,'' tegas Fahmi.