SUKABUMIUPDATE.com - Gua Masigit yang terletak di pesisir Pantai Karang Embe Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi terkandung cerita mistis maupun cerita legenda atau folklore yang berkembang di masyarakat setempat.
Konon dari dalam gua yang terbentuk dari himpitan batu karang itu, sering terdengar kumandang atau lantunan selawat. Padahal, warga di sana mengetahui gua itu tidak berpenghuni.
Karena suara lantunan selawat yang sering terdengar itulah, warga akhirnya menyebut gua dengan lubang seukuran tubuh orang dewasa itu dengan sebutan Masigit atau bahasa sunda dari masjid.
"Jadi dari cerita sesepuh dulu di sini itu sering terdengar suara seperti aktifitas keagamaan di dalam gua, lantunan selawat, kegiatan layaknya di sebuah masjid," ujar Erik Krisnalan (52 tahun), warga setempat kepada sukabumiupdate.com, Jumat (24/3/2023).
Baca Juga: Curug Larangan Sukabumi, Alternatif Liburan Keluarga yang Eksotis dan Mudah Dijangkau
Pria yang akrab disapa Bah Doyok ini juga menceritakan, dua batu karang yang berhimpitan hingga menimbulkan celah atau ceruk di mulut gua tersebut, konon merupakan perwujudan dari dua orang putri kembar.
"Menurut cerita sesepuh disini, batu-batu tersebut merupakan perwujudan dari dua orang putri kembar bernama Kinasih dan Kenting Manik," jelasnya.
Namun, ia tidak menceritakan lebih lanjut mengenai kisah putri kembar tersebut. Yang pasti, keberadaan Gua Masigit ini tak banyak diketahui oleh orang-orang, lantaran kerap menghilang jika air laut sedang pasang.
Menurut Bah Doyok, sepanjang kurang lebih 10 meter ukuran panjang lubang Gua Masigit tersebut, terdapat empat batu karang yang seolah olah menjadi 'tameng' untuk menutupi keberadaan Gua tersebut.
"Dulu itu konon gua ini memiliki ukuran lubang yang cukup luas, entah karena faktor alam atau penyebab lainnya, salah satu batu yang ada di atas mulut gua ambrol hingga akhirnya menutupi sebagian besar mulut gua," tandasnya.