SUKABUMIUPDATE.com - Reda Kemal Malik (26 tahun) salah satu owner Warung Kidul x Roti Bakar Classic, memulai bisnisnya pada tahun 2020 sampai dengan awal tahun 2021, yang masih mengontrak di Foodcourt Hoya Jalan Gang Cimalati, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Saat ini, kembali buka sejak awal Maret 2023, di Kampung Nanggerang, RT 03/02, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, buka hari Selasa-Minggu, mulai pukul 11.00-21.00 WIB. Dengan menyediakan roti tawar beraroma pandan diiris tebal sehingga saat dipanggang dengan dijepit panggangan kawat, permukaan roti akan garing sedikit gosong. Aroma rotipun jadi makin wangi.
Varian rasa roti bakar pun beragam. Mulai dari roti bakar grean tea chruncy, roti bakar choco chruncy, hingga yang spesial yaitu roti bakar tiramisu chruncy keju. Namun ada pula roti bakar dengan selai biasa seperti strawberry, kacang, srikaya dan coklat. Tidak kalah lezat dari varian lain," ujar Reda.
Selain itu, ada menu baru seperti mie jebew dan seblak dengan berbagai tingkat kepedasan, dari mulai level 0 sampai dengan level 3. Kemudian ada hidangan penutup selain roti bakar, yaitu pisang coklat dengan beragam varian rasa.
"Ada piscok lumer coklat, piscok lumer taro, piscok lumer green tea, piscok lumer tiramissu, piscok lumer krim keju dan tersedia piscok lumer mix, dengan memadukan dua rasa sesuai selera konsumen" kata Reda
"Adapun harga makanan, mulai dari Rp 10 ribu sampai dengan Rp 25 ribu, masih cukup ekonomis," lanjutnya
Untuk minuman, jelas Reda, tersedia choco oreo milk, taro milk, greentea milk, strawberry milk dan coffee brown sugar milk dengan harga mulai dari Rp 8 ribu ukuran sedang dan Rp 10 ribu untuk ukuran besar.
Reda juga menceritakan, kisah roti bakar classic dulu sempat terhenti, lantaran pernah kemalingan hingga tabung gas pada hilang, ditambah pandemi Covid 19 melanda. Akhirnya terhenti sementara. Covid yang berkepanjangan menjadikan tak sempat terfikir untuk buka lagi usaha, yang sudah berjalan sekira 6 bulan itu.
"Memang awalnya yang mengidekan roti bakar itu kakak perempuan, saya ngebantu untuk membesarkan namanya. Lebih ke pemasarannya aja. Dulu juga terbukti laku, tapi sempat sibuk, nyampe sebulan saya gak ada di Cicurug, karena ditinggal kuliah dan kesibukan lainnya," ujarnya.
Menurut Reda, dirinya sempat berencana buka kembali Roti Bakar Classic, pada awal tahun 2022, lantaran banyak pelanggan yang menanti kembali kehadiran menu khas roti bakar miliknya. Melalui pesan singkat dengan format kapan buka lagi.
"Banyak yang nge DM di akun Instagram rotibakarclassic91. Karena dulu juga laku keras sebetulnya, teksturnya yang garing namun empuk. Permukannya dipanggang hingga kering, tapi bagian dalam terasa empuk dan lembut saat dikunyah, membuat konsumen ketagihan " kata Ia.
Reda menyatakan, pada awal tahun 2022, sempat terfikir dibenaknya untuk terima pesanan di rumah. Tanpa harus buka toko, namun Ia mengurungkan niatnya untuk terima pesanan roti di rumah. Menurutnya kurang efektif, sehingga memutuskan buka toko kembali dengan mengontrak.
"Udah ada tuh target sebuah kontrakan, tapi keburu diisi sama orang. Kemudian saya merenung lagi, daripada ngontrak, lebih baik manfaatkan lahan pribadi yang ada di dekat rumahnya. Bikin lah awalnya sepetak ruangan, hasilnya terbukti membeludak," terangnya
Reda mengungkapkan, awal Maret 2023 membuat ruangan sepetak, hanya dapur untuk membuat makanan dan minuman, dalam artian pelanggan yang memesan dibungkus (take away). Namun semakin hari konsumen terus bertambah hingga ada banyak yang makan di tempat.
"Akhirnya alhamdulillah ramai, dari kalangan Dokter sampai tiap hari memesan roti di sini. Berati terbukti kan hidangannya aman, dokter kan lebih tau makanan yang sehat dan higenis. Yang menjadi favoritnya roti bakar chruncy," ungkapnya.
Selain itu, Ia mengatakan, roti bakar miliknya ramai dari semua kalangan. Awalnya hanya relasi dirinya dan konsumen lama yang berkunjung untuk membeli, namun kian hari banyak orang baru yang mencicipi roti bakar classic dan menu baru seperti seblak, mie jebew dan minuman lainnya.
"Dari situ mulai pendekatan ke pelanggan, supaya tercipta rasa nyaman. Karena tak jarang pengunjung dari luar Cicurug, sepeti dari Cibadak nyampe datang kemari. Bahkan ada teman saya yang dari Malaysia, ketika mencicipi langsung menawarkan buka cabang," paparnya.
Reda menuturkan, sehari bisa menghabiskan 50 bungkus roti, hal tersebut lantaran memanfaatkan sosial media yang Ia gencarkan sebagai media promosi dan banyaknya relasi yang sudah terjalin baik sampai dengan saat ini.
"Saya gencar buat promosi, setiap pengunjung pasti saya muat di medsos. Selain itu menyediakan pesan antar untuk konsumen yang malas keluar rumah," kata Reda.
Lebih lanjut, ia menyatakan sebelum membuka warung kidul x roti bakar classic, dirinya giat berjualan prodak lain, seperti jenis pakaian. Namun hanya sebagai menjual ulang (reseller), lantaran memanfaatkan relasi yang ada.
"Dulu waktu bulan puasa, sempat jualin baju teman saya. Baju koko nyampe jebol ratusan, celana laku puluhan. Sampai pernah kebobolan orderan, udah ngerekap orderan terakhir sekitar 120 pcs. Yang pihak penjualnya sampai angkat tangan. Jadi saya lebih ke pemasarannya sih," terangnya.
Sementara, Reda yang masih kuliah mengambil jurusan pangan gizi, membuat dirinya mengambil bahan makanan dengan kualitas premium, lantaran berpengaruh terhadap cita rasa yang menjadikan konsumen memiliki kepuasan tersendiri.
"Di Cicurug kan banyak roti bakar, tapi beda lah, dari segi bahan, seperi minyak, selai dan komposisi lainnya kita berikan yang terbaik. Selain itu saya bisa menyesuaikan dengan semua orang, mudah bersosialisasi lah. Jadi berusaha buat konsumen nyaman," paparnya.
Ia menuturkan, selain modal dan ide kreatif, relasi juga berpengaruh untuk memudahkan pemasaran. "Jadi target pasarnya gak susah, dari mulut ke mulut. Jadi orang ngejar kita, itu yang membuat gak terlalu sulit buat ngejar konsumen ," paparnya.
"Sekarang udah punya pelanggan tetap, tinggal kita menaruh kepercayaan ke dia aja, salah satunya menjaga cita rasa (konsisten). Makanya tiap ada yang pesan, selalu tanya ke pelanggan rasanya berubah atau tidak," imbuhnya.
Lebih jauh, ia menyatakan tengah menambah ruangan untuk mencegah potensi antrian konsumen yang makan di tempat. Kemudian sambung Ia, tengah membangun dapur basar, untuk memisahkan pembuatan makanan kering dan basah.
"Jadi gak sempit, yang satu goreng gorengan, yang sebelah buat roti, yang satunya bikin es, sedangkan tempat hanya segini adanya. Kadang yang beli sampai numpuk di depan kedai, karena bikin seblak, mie dan roti butuh waktu lumayan. Jadi harus bikin tempat tunggu yang nyaman," ucapnya.
Selain itu, kata Reda, ia tengah menyiapkan tempat yang layak dan menu baru (makanan berat), sebelum memasuki bulan suci ramadhan. "Semoga aja cepet jadi, karena puasa biasanya banyak yang nyari tempat buka bersama," ujar Reda.
Kemudian sambung Reda, banyak teman dari luar kota yang minta dikirim ke luar daerah, namun harus memikirkan cara membuat makanan kering untuk dikemas. "Belum sampai kesitu sih, karena harus mikirin buat bumbu diinstankan tapi rasanya sama, tentunya harus pelajari dulu. Jadi fokus target awal dulu aja untuk sekarang," pungkasnya