SUKABUMIUPDATE.com - Kayu gelondongan menumpuk begitu saja di pinggir jalan raya di daerah Waluran, Kabupaten Sukabumi. Hal itu menuai tanya masyarakat, pasalnya kayu gelondongan itu dari kawasan hutan Pasirpiring.
Warga menyebut kayu gelondongan tersebut sudah 4 bulan menumpuk di pinggir jalan hingga lapuk. Ada beberapa tumpukan kayu gelondongan di pinggir jalan di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.
"Kalau tidak salah ada 3 atau 4 tumpukan batang kayu atau gelondongan," ujar warga berinisial AR (40 tahun).
Baca Juga: Menelusuri Jejak Megalitik Situs Batu Kujang di Lereng Gunung Salak Sukabumi
Dia menyayangkan adanya penebangan pohon di kawasan hutan Pasirpiring. Sebab hutan tersebut merupakan daerah resapan air untuk beberapa kecamatan di sekitar kawasan hutan tersebut.
"Sayang saja, kenapa ditebang kalau hanya dibiarkan lapuk apalagi hutan Pasir Piring tersebut menjadi resapan air, untuk beberapa kecamatan di wilayah Pajampangan,” ujar AR.
AR juga mengungkapkan kalau saat ini sedang dilakukan penebangan besar besaran sama pihak Perhutani.
Baca Juga: Cerita Batu Jolang di Lereng Gunung Salak Sukabumi, Konon Dipakai Mandi Calon Raja
Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Hanjuang Barat, Jojon Rihana membenarkan adanya tumpukan pohon tersebut. Menurut dia, pohon tersebut merupakan hasil tebangan pada tahun 2022.
Pohon-pohon tersebut ditebang karena berada di jalur Sutet PLN. Alasannya ditebang agar tak mengganggu aliran listrik.
“Itu jenis pohon damar, dan pohon hutan lainnya atau campuran,” ujarnya.
Baca Juga: Target Polda Lampung, Viral Aksi Ringkus Sejumlah Pria di Parungkuda Sukabumi
Jojon mengakui tak tahu pasti ada berapa kubik pohon yang ditumpuk di pinggir jalan itu. Mengenai jumlah berapa kubiknya kayu, harus ditanyakan ke bagian penjualan Perhutani.
Menurut Jojon, kayu-kayu tersebut biasanya akan ada yang membeli. Namun pembelinya menunggu diskon.
"Biasanya pembeli nunggu diskon, pasti ada pembeli yang dari daerah Jawa," terangnya.
Baca Juga: Kijang Terekam di Gunung Gede Pangrango, Pertanda Macan Tutul Masih Ada?
Disinggung mengenai penebangan seperti yang diungkapkan warga, Jojon membenarkannya. Menurut dia penebangan yang sekarang sudah masuk Rencana Teknik Tahunan atau RTT.
Pohon yang ditebang ada jenis pinus, mahoni, akasia, dan puspa, hasil penebangannya sama juga yaitu dijual.
Ketika ada penebangan, maka akan dilakukan penanaman kembali.
"Adapun rencana penanaman kembali tahun ini adalah dengan tanaman pokok pinus, dengan pengisi pohon suren. Jadi yang pokok penanaman pohon pinus, nanti ada pohon pengisi yakni pohon suren. Kami sepakat, bahwa kawasan Hutan Pasirpiring perlu juga dihijaukan, karena sebagai resapan air," imbuh Jojon.