Menelusuri Jejak Megalitik Situs Batu Kujang di Lereng Gunung Salak Sukabumi

Jumat 17 Maret 2023, 11:21 WIB
Batu Kujang yang merupakan menhir di Situs Batu Kujang yang ada lereng Gunungsalak, Kampung Tenjojaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Andri Somantri).

Batu Kujang yang merupakan menhir di Situs Batu Kujang yang ada lereng Gunungsalak, Kampung Tenjojaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Andri Somantri).

SUKABUMIUPDATE.com - Situs Batu Kujang di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, merupakan sebuah peninggalan tradisi atau kebudayaan megalitik. Diperkirakan situs di kaki Gunung Salak itu merupakan sebuah kawasan yang dulunya dipakai untuk tempat ritual/pemujaan terhadap arwah leluhur pada masa lalu.

Dalam hal ini megalitik berkembang awalnya pada masa Pra-Sejarah, akhir Masa Neolitik. Akan tetapi, untuk tradisi megalitik di Situs Batu Kujang masih perlu penelitian lagi apakah ada di masa pra sejarah atau bukan.

Hal itu diungkapkan Staf Bidang Kebudayaan Disbudpora Eldi Khairul Akbar. Eldi menyatakan, penelitian perlu dilakukan sebab tradisi megalitik di tatar Sunda, termasuk di Kabupaten Sukabumi bisa dibangun juga pada masa klasik Hindu Buddha atau pada masa kerajaan-kerjaan sudah berkembang (Kerajaan Sunda Kuna).

Baca Juga: Miliki 2060 Butir Tramadol, Pemuda Cibeureum Kota Sukabumi Terancam 15 Tahun Penjara

"Karena di dalam kitab suci keagamaan dari Masa Sunda Kuna seperti Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian, Serat Dewa Buddha, Jatiraga, Carita parahyangan, Carita Pantun Bogor, kitab-kitab sunda lainnya yang dibuat pada Masa Sunda Kuna disebutkan bahwa bentuk bangunan suci dari Kerajaan Sunda Kuna berbentuk balai pamujan nu ngundak atau balai pemujaan yang berundak," ungkap Eldi kepada sukabumiupdate.com.

"orang-orang sunda itu salah satu bentuk bangunan sucinya seperti punden berundak, sedangkan konsepsi punden berundak sudah ditemukan atau dibuat pada masa Pra Sejarah, sebelum kerajaan itu ada," imbuhnya.

Sehingga menentukan bahwa sebuah situs itu dari masa Pra Sejarah atau Klasik Hindu Buddha (Sunda Kuna) di Sukabumi mesti ada dating atau penanggalan. Yang pasti kata Eldi, situs Batu Kujang merupakan peninggalan berciri tradisi megalitik.

Lebih lanjut Eldi mengungkapkan kemungkinan besar situs Batu Kujang lebih muda dibandingkan Situs Tugu Cengkuk yang ada di Kecamatan Cikakak.

Menurut dia, berdasarkan dating yang telah dilakukan, Situs Tugu Cengkuk berasal dari awal abad ke-2 dan 3 Masehi. Selain itu, bentuk menhir yang ditemukan di Situs Batu Kujang lebih halus dibandingkan yang di Situs Tugu Gede Cengkuk.

Baca Juga: Kijang Terekam di Gunung Gede Pangrango, Pertanda Macan Tutul Masih Ada?

Mengenai Situs Batu Kujang itu ada 2000 tahun Sebelum Masehi, hal itu kata Eldi belum dapat divalidasi.

Terkait dengan situs tersebut yang konon berfungsi sebagai perkampungan, Eldi menyatakan masih perlu diteliti lebih lanjut.

“Karena belum ada indikasi penemuan yang mengarah disana merupakan tempat bermukim, karena tidak ditemukannya peninggalan seperti gerabah, alat batu, atau tinggalan yang mendukung permukiman. Permukimannya kemungkinannya ada di sekitar situs tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Target Polda Lampung, Viral Aksi Ringkus Sejumlah Pria di Parungkuda Sukabumi

Lebih lanjut Eldi menegaskan, disaat tradisi megalitik kemungkinan situs tersebut merupakan situs pemujaan dan penguburan.

"Disana adalah tempat ritual pemujaan atau pengagungan arwah leluhur, buktinya ada menhir dan peninggalan-peninggalan lainnya yang mendukung praktik ritual tersebut," ujar Eldi.

Demikian juga dengan Batu Jolang yang ada di Situs Batu Kujang. Batu jolang itu dalam istilah arkeologi disebut sarkofagus yang biasanya berhubungan dengan ritual penguburan.

Baca Juga: Sejumlah Pria yang Diringkus di Parungkuda Sukabumi Terkait Kasus Curat

"Jadi pada masa lalu jolang batu tersebut kemungkinan besar dipakai untuk penguburan mayat. Entah penguburannya primer atau sekunder," ujarnya.

Mengenai konon kabarnya batu jolang itu tempat pemandian calon raja-raja dulu, Eldi menuturkan tak ada buktinya.

Dia pun tak memungkiri bahwa itu adalah sebuah cerita yang berkembang di Masyarakat dan mungkin saja terjadi. Namun belum ada bukti yang mengarah kesana.

Berstatus ODCB

Eldi menyatakan, situs Batu Kujang belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya, sehingga statusnya masih Objek yang Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Menurut dia, di Kabupaten Sukabumi memiliki sebanyak lebih kurang 1.200-an ODCB yang sudah terinventaris. ODCB tersebut terdiri dari benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan.

“Di Kabupaten Sukabumi itu belum ada peninggalan purbakala atau arkeologi yang sudah ditetapkan menjadi Cagar Budaya, karena tim ahlinya belum terbentuk, tapi Dinas sudah melakukan sertifikasi Ahli Cagar Budaya pada tahun 2022” ujarnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)
Sehat22 Februari 2025, 19:30 WIB

Mengenal Maskne: Ketahui Penyebab dan 7 Masalah Kulit Akibat Penggunaan Masker

Maskne adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat penggunaan masker secara terus-menerus.
Ilustrasi berbagai permasalahan kulit akibat penggunaan masker wajah (Sumber: Freepik/@freepik)
Sehat22 Februari 2025, 19:10 WIB

Mengenal Maskne: Siapa yang Lebih Berisiko dan 5 Cara Efektif Mengatasinya

Maskne adalah tantangan kulit yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan perawatan yang tepat, masalah ini dapat dikelola.
Ilustrasi cara efektif mengatasi maskne (Sumber: Freepik/@rawpixel.com)
Film22 Februari 2025, 19:00 WIB

Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025

Platform Disney+ Hotstar telah resmi mengumumkan daftar drama korea terbaru yang bakal tayang selama tahun 2025. Bahkan, beberapa di antaranya akan segera tayang.
Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025 (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:52 WIB

Momen Langka Keakraban Dua Kepala Daerah Sukabumi Disorot Aktivis, Beri Catatan Soal Kolaborasi

Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan.
Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. | Foto: Istimewa
Sehat22 Februari 2025, 18:50 WIB

6 Tips Mudah Perawatan Kulit untuk Menghindari Maskne

Maskne mungkin menjadi tantangan baru dalam perawatan kulit, tetapi dengan kebiasaan yang benar, Anda bisa mencegahnya. Pilih masker yang nyaman, jaga kebersihan masker, dan berikan waktu bagi kulit untuk beristirahat.
Ilustrasi tips mudah merawat kulit untuk menghindari maskne (Sumber: Freepik/@diana.grytsky)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:44 WIB

Motif Warisan Muncul di Balik Pembunuhan Tragis Kakak oleh Adik di Sukabumi

F menghabisi nyawa kakaknya menggunakan pedang jenis samurai katana.
Keranda jenazah Hendra (55 tahun) di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Nasional22 Februari 2025, 18:29 WIB

Diperiksa Propam, 4 Polisi Diduga Menekan Band Sukatani untuk Tarik Lagu Kritik

Polda Jawa Tengah memeriksa empat polisi yang diduga menekan Band Sukatani hingga menarik lagu kritik mereka, Bayar, Bayar, Bayar. Polri membantah intervensi, sementara publik menyoroti kebebasan berekspresi.
Band Sukatani saat tampil di atas panggung, dikenal dengan gaya bermusik punk dan kritik sosial dalam lirik lagunya. (Sumber : Instagram/@sukatani.band)
Life22 Februari 2025, 18:00 WIB

Doa Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan yang Dapat Diamalkan Ketika Nyekar

Ziarah kubur ke makam orang yang sudah meninggal merupakan tradisi umat Muslim di Indonesia menjelang bulan suci Ramadhan dan biasanya dikenal dengan sebutan nyekar.
Ilustrasi. Doa Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan yang Dapat Diamalkan Ketika Nyekar. Sumber Foto : Pexels/Alena Darmel