SUKABUMIUPDATE.com - Lia Jamilah (41) menceritakan kondisi saat seorang bayi berjenis kelamin perempuan yang ditemukan di tepi jalan, tepatnya depan rumah warga di Kampung Purwasari RT 04/04, Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Sabtu 11 Desember 2023, sekitar pukul 05.30 pagi.
Menurut Lia, sebelum membawanya ke Puskesmas Cicurug, awalnya ia mendapatkan informasi melalui dari ketua RW setempat, yang menyatakan bahwa ada seorang bayi perempuan yang ditelantarkan di tepi jalan.
"Saya langsung ke lokasi rumah pak RW dan membawa bayi itu ke Puskesmas Cicurug sekira pukul 06.15 WIB," kata Lia kepada sukabumiupdate.com, Minggu (12/03/2023).
"Saat ditemukan bayi tersebut kondisinya hanya mengenakan sarung bapak-bapak berwarna biru, yang ditilam di dalam dus, dengan dilumuri tanah merah di sekujur tubuhnya. kondisi bayi sempat kedinginan sehingga secepatnya dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan," ungkapnya.
Baca Juga: Dibuang di Pinggir Jalan, Warga Temukan Bayi Dalam Kardus di Cicurug Sukabumi
Lia Jamilah yang berprofesi sebagai Bidan Desa Purwasari tersebut menyatakan, bayi telanjang yang hanya beralaskan sarung yang sudah basah dan penuh dengan tanah merah itu sepertinya bukan dilahirkan dirumah.
"Kaya melahirkan di kebun gitu, intinya dugaan bukan di rumah, karena kalau melahirkan di rumah, keadaan bayi hanya berlumuran darah aja, gak seperti ini. Badan bayinya kotor, banyak tanahnya di badan dan muka," tambah Jamilah.
Jamilah menjelaskan, pada saat tiba di Puskesmas, bayi tersebut dibersihkan tali pusarnya terlebih dahulu, lantaran tali pusar bayi tersebut seperti diputus paksa, dalam artian tanpa menggunakan alat (gunting).
"Tali pusarnya itu kaya ditarik diputusinnya, acak acakan, semacam gak pake gunting gitu. Sehingga saya harus mencabut tali pusarnya supaya gak pendarahan, saya jepit pake penjepit. Udah gitu saya tunggu suhu badan bayinya hangat, baru kita bersihin semua bayinya sampai bersih," tuturnya.
Baca Juga: Bayi yang Dibuang di Cicurug Sukabumi Banyak yang Minat Adopsi, Ini Kata Bidan Desa
Lia merasa ada keanehan saat merawat bayi tersebut, karena berdasar pengalamannya dalam merawat bayi yang baru lahir ada cara-cara khusus agar bayi dalam keadaan baik.
"Saya rasa ada mukjizat buat bayi itu, karna setau saya kalau bayi tali pusarnya tidak dijepit. Atau dalam waktu lima belas menit kita menjepitnya gak pas, pasti darah berlumuran kemana mana. Ini mah gak dijepit, tapi gak ada darah di tali pusarnya, saat itu, saya kira bayinya udah meninggal," lanjutnya.
Menurut Lia, pihaknya menggunakan Infant Warmer (penghangat bayi), sekitar satu jam lebih. Karena pada saat itu bayinya kedinginan, walaupun sekujur tubuh bayi sudah dipenuhi dengan tanah. Namun sebelum dibersihkan (mandi), harus tetap menunggu sampai suhunya mencapai 36,5 derajat celcius.
"Menunggu suhu tubuhnya hangat. Setelah hangat sekira pukul 08.00 WIB, baru bayi dibersihkan. Ketika dibersihkan, baru terlihat ada tanda seperti bekas kuku atau apa gitu di tangan sebelah kanan, sekira satu sentimeter. Sama ada sedikit memar dilengan kiri," bebernya.
Baca Juga: Daftar Rekomendasi Restoran Enak di Sukabumi Cocok untuk Munggahan
Lia menyatakan, setelah menyuntik bayi tersebut dengan vitamin dan memberikan susu formula, untuk serapan asupan makanan.
"Saat itu kita suntik vitamin K. Adapun untuk asupan makanan dan saya berikan susu formula, karena darurat gak ada ASI," tandasnya.