SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah pesan berisi narasi agar anak sekolah dari Desa Cibodas untuk berhati-hati karena adanya preman yang mau balas dendam beredar di grup-grup WhatsApp warga Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa (7/3/2023). Pesan itu beredar setelah peristiwa pembacokan yang menewaskan siswa SD.
"Info ker budak desa cibodas mun aya nu nanya pas sakola atawa balik sakola ulah ngaku orang cibodas atau tugu,ngarang heula we orang mana,preman gunung butak rek balas dendam ka orang cibodas atau tugu [info untuk anak Desa Cibodas kalau ada yang nanya pas sekolah atau pulang sekolah jangan ngaku orang Cibodas atau Tugu, bohong dulu aja orang mana, preman gunung butak mau balas dendam ke orang cibodas atau tugu]," demikian isi pesan tersebut.
Tugu merupakan kampung yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhanratu. Diduga daerah tersebut terkait dengan pelaku pembacokan siswa SD.
Baca Juga: Peran 3 ABH dalam Kasus Pembacokan Siswa SD di Palabuhanratu Sukabumi
Sedangkan Gunungbutak merupakan daerah di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu. Wilayah Gunungbutak ini diduga sebagai daerah asal korban pembacokan.
terkait hal tersebut, Kepala Desa Citepus Koswara menegaskan bahwa pesan yang ada di dalam pesan berantai itu merupakan hoaks.
"Kaitan dengan ada ancaman-ancaman di media sosial yang begitu ramai kami tegaskan bahwa itu adalah isu hoaks atau bohong, isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," ujar Koswara ditemui di kantor Bapenda Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Pelajar Tawuran di Simpenan Sukabumi Digunduli dan Dihukum Sujud di Kaki Ortu
Koswara menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Cibodas untuk menjaga kondusifitas pasca kejadian pembacokan tersebut.
"Karena kami dari Citepus bersama kepala Desa Cibodas sudah berkoordinasi dan berkomitmen untuk saling menjaga keamanan dan ketertiban. Jadi hal itu [ancaman] merupakan hal yang tidak benar," jelasnya.
"Sejauh ini tidak ada ancaman-ancaman dari warga, itu hanya kabar-kabar dari orang yang tidak bertanggung jawab," tegas Koswara.
Baca Juga: Info Loker Jabodetabek Lulusan D3, Buka Pendaftaran Hingga 9 Maret
Hal serupa diungkapkan Kepala Desa Cibodas, Junajah Jajah Nurdiansyah. Dia mengatakan, pesan yang beredar di grup-grup WhatsApp itu adalah hoaks.
"Itu hoaks kalau masalah di WA Grup, yang suka ada ancaman-ancaman itu hoaks," ujar Jajah.
Jajah mengungkapkan, hal tersebut itu bisa saja dilakukan oleh oknum yang ingin membuat kegaduhan.
Menurutnya, Pemdes Cibodas telah mendatangi keluarga korban untuk meminta maaf dan saat itu keluarga korban menyatakan mengikhlaskan kepergian korban serta disepakati tidak akan terjadi masalah kedepannya.
“Kami sudah datang ke pihak keluarga, bahwa pihak keluarga tidak ada apa-apa, sudah mengikhlaskan dan kami sudah sepakat bahwa kami akan menjaga kondusifitas terutama ke anak didik kita kedepannya," ucapnya.