SUKABUMIUPDATE.com - Perjuangan tanpa lelah adalah ungkapan yang pantas disematkan pada sosok Mak Yum'ah (82 tahun). Janda tua asal Kampung Karang Gantung RT 23/07 Desa Sindangresmi, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, ini masih berkeliling berjualan gula aren.
Setiap hari Mak Yum'ah berjalan kaki lintas desa untuk menjajakan gula aren yang diambilnya dari orang lain dengan untung tak seberapa. Dari rumahnya di Desa Sindangresmi, Mak Yum'ah biasanya berjualan sejauh kurang lebih 10 kilometer sampai ke Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah.
"Gulanya punya orang lain. Biasanya bawa 15 atau 20 batang (bonyor) dengan harga dari yang punya Rp 14 ribu, dijual Rp 20 ribu. Tapi kalau lagi sepi dijual murah Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu, daripada dibawa pulang lagi," kata Mak Yum'ah kepada sukabumiupdate.com, Selasa (7/3/2023).
Baca Juga: Melihat Sentra Perajin Gula Aren di Cidadap Sukabumi yang Serba Tradisional
Mak Yum'ah mengaku sudah berjualan gula aren hampir 10 tahun, meski sempat dilarang berjualan terlalu jauh oleh kedua anak laki-lakinya. Namun, wanita yang suaminya sudah lama meninggal dunia ini bingung lantaran jika berjualan hanya ke tempat-tempat yang dekat, kadang tak ada yang beli.
Kedua anak Mak Yum'ah sudah berkeluarga sehingga tidak lagi tinggal serumah dengannya. Kondisi ekonomi kedua anaknya pun pas-pasan karena hanya bekerja serabutan. Mak Yum'ah kini menempati rumah cucunya yang kosong. Adapun hasil jualannya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Hasil dari penjualan untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau lagi beruntung lumayan bisa beli beras 3 sampai 4 liter," ujarnya.
Kepala Desa Sindangresmi Yan Mardiyana membenarkan Mak Yum'ah sudah lama berjualan gula aren keliling. "Betul, Mak tersebut berjualan gula aren. Dia juga mendapat BLT DD tahun 2022 dan untuk tahun 2023 sudah masuk program bantuan kemiskinan ekstrem atau BLT DD 2023," kata Yan.