SUKABUMIUPDATE.com - Pesisir Pantai Pulau Jawa, tidak lepas dengan cerita legenda Nyi Roro Kidul. Nama asli Nyi Roro Kidul merujuk pada salah satu putri Prabu Siliwangi yang cantik jelita yakni Lara Kadita atau sering disebut Putri Kandita.
Kecantikan Nyi Roro Kidul atau yang memiliki nama asli Putri Lara Kadita, sampai membuat iri para selir Prabu Siliwangi di Keraton Kerajaan Sunda.
Bahkan sejak Lara Kadita masih bayi, mereka banyak yang sudah tidak suka. Lantara aura kecantikan begitu terpancar.
Menurut Kamaludin atau Ki Kamal (72 tahun) tokoh Pajampangan cerita rakyat Putri Kadita sudah dibukukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi, dan tersebar pada tahun 2007, bahkan pernah jadi materi mendongeng program O2SN.
Baca Juga: 5 Mitos Bunga Favorit Nyi Roro Kidul, Aroma Melati hingga Sedap Malam
Putri Kadita, merupakan putri dari Prabu Siliwangi, semenjak kecil mengalami sakit kulit, budug dan gatal, karena diguna guna sama istri selir Prabu.
"Mendapat petunjuk harus bertapa, lalu melaksanakan tapa didalam laut di Karanggantung Hawu. Penyakitnya sembuh, namun dia tidak bisa pulang ke dunia asalnya. Setelah itu diangkat atau dijungjung lungguh jadi Ratu Laut Kidul, sampai saat ini disebat Dewi Kadita," ungkap Kamaludin atau akrab dipanggil Ki Kamal kepada Sukabumiupdate.com, Senin (06/03/2023).
Tidak ada yang tahu Putri Kadita, dari permaisuri yang mana, lanjut Ki Kamal, begitupun dengan selirnya, bahkan Prabu Siliwangi juga, Prabu Siliwangi yang mana. Karena dari penulusuran atau Panalungtikan sajarah, dengan dongeng atau cerita rakyat, banyak perbedaan.
Baca Juga: Mangkrak, Diduga Nilai Proyek Jembatan Pamuruyan Sukabumi Terlalu Rendah
"Setiap raja Sunda disebat Siliwangi, contoh Prabu Susuktunggal disebat Siliwangi, Surawisesa 1521-1535 disebat Prabu Siliwangi. Ratu Dewata 1535-1543 disebatna Prabu Siliwangi, Ratu Sakti 1543-1551, juga disebut Prabu Siliwangi, lalu Ratu Carita atau Nilakendra Tohaan di Majaya 1551-1567, disebat Prabu Siliwangi, Prabu Seda alias Nusya Mulya atau Prabu Pucuk Umun Pulosari alias Prabu Suryakancana atau Prabu Ragamulya Raja Pajajaran pamungkas (1567-1579), disebat Prabu Siliwangi," ucapnya.
Singkat cerita Putri Kadita, semakin dewasa, dan tambah parah penyakitnya, kata Ki Kamal, budugnya tambah parah, sehingga kulitnya belang belang, dan kakinya seperti kaki gajah. Raja dan ibunya sangat kesusahan memikirkan putri kesayangannya. Sang Prabu mengadakan musyawarah keluarga, lantaran semua dokter, dukun, tabib, serta sinshe, tidak ada yang sanggup mengobatinya.
"Diceritakan segala obat tidak mampu mengobati. Obat yang mujarab atau matih, seperti pupuk suhun, dan kepoh ludah resi yang biasanya mujarab, semuanya tidak menpan. Kondisi Putri Kadita semakin parah. Saat itu Ki Lengser memberikan saran untuk mengadakan sayembara. Bagi siapa yang mampu menyembuhkan Putri Kadita. Apapun permintaan pemenang sayembara akan dikabulkan sama raja.
Baca Juga: DPRD Soroti Karakter Pelajar, Buntut Kasus Bacok Siswa SD di Palabuhanratu Sukabumi
"Namun tidak ada satupun peserta sayembara yang mampu menyembuhkan putri," terangnya.
Suatu hari seorang pemuda datang ke keraton, dengan maksud berkunjung dan menemani Nyi Putri.
"Jejaka tersebut memiliki kulit hitam (bedegul hideung), bekas kepanasan. Katanya pemuda tersebut dari pesisir si Awat-awat, suruhan seorang resi. Namun keluarga raja, mulai curiga terhadap pemuda itu, lalu ditanya sama raja, asal usul dan maksud kedatangannya.
"Dari pengakuan pemuda tersebut, bahwa dirnya merupakan utisan seorang resi dari Mandala Singkah, untuk menemani dan membawa Nyi Putri, untuk melakukan tapa atau semedi disuatu tempat, agar penyakitnya sembuh.
Baca Juga: Disbudpora Tata Makam Mbak Durak, DPRD Sukabumi: Agar Tahu Sejarah Daerah
Diceritakan saat Putri Kadita tidur dia bermimpi, kedatangan seorang pemuda dengan perawakan hitam bedegul. Dan mimpi itu terjadi sebelum kedatangan pemuda tersebut.
"Akan tetapi maksud dan tujuan pemuda tersebut, sama raja tidak diperbolehkan, bahkan pagi harinya, pemuda tersebut disuruh pulang," tutur Ki Kamal.
Nyi Putri Kadita setelah ditinggalkan oleh pemuda tersebut, kondisinya semakin parah," lanjut cerita Ki Kamal, dari impiannya, Putri Kadita melihat bahwa pemuda itu adalah seorang satria, dan menyebut pemuda itu dengan panggilan Pra