Larung Saji, Budaya Pesisir Pantai Selatan Sukabumi yang Lenyap Ditelan Waktu

Kamis 02 Maret 2023, 23:36 WIB
Pembuatan film dokumenter Larung Laut dan Larung Saji di Pantai Minajaya Kecamatan Surade | Foto : Ragil

Pembuatan film dokumenter Larung Laut dan Larung Saji di Pantai Minajaya Kecamatan Surade | Foto : Ragil

SUKABUMIUPDATE.com - Larung Laut, dan Larung Saji, merupakan satu tradisi warga Pajampangan, terutama yang berada dipesisir Pantai Selatan, Kabupaten Sukabumi, namun budaya turun temurun tersebut, kini hilang tergerus zaman.

Informasi dihimpun bahwa upacara Larung Saji, dan Larung Laut, dilaksanakan setiap tahun, terutama di Pantai Palabuhanratu, adapun Pantai Palangpang, Pantai Minajaya, serta Pantai Ujunggenteng, bertempat di Pantai Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap. Upacara tersebut dilaksanakan pada hari jadi nelayan, yang terakhir dilakukan pada tahun 2008.

Acara Larung Saji, atau Larung Sajen, sesajen utama disimpan pada wadah disebut jampana, ada kepala kerbau yang dihias. Tanduk digantungan kembang sedap malam, telinganya pakai anting, kepalanya pakai mahkota, dan dibelakang jampana ada dongdang. Dongdang berisi baju kabaya, sarung (sinjang kebat), bedak Pohaci, minyak wangi, hasil bumi, serta makanan.

Baca Juga: Hari Nelayan Palabuhanratu Butuh Dukungan Anggaran, Ini Langkah DPRD Sukabumi

"Tradisi Larung Laut dan Larung Saji merupakan tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil alam berupa tangkapan ikan untuk nelayan selain itu juga hasil panen pertanian dan peternakan. Tak hanya sebagai wujud syukur saja, teradisi ini juga dimaksudkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT. Harapannya agar mereka selalu diberi keselamatan saat melaut, dan tetap diberikan hasil laut yang melimpah dan berkah," ucap Ustad M. Solehudin Pimpinan Yayasan Sri Manggala Nusantara kepada Sukabumiupdate.com. Kamis (02/03/2023).

SajiPembuatan film dokumenter Larung Laut dan Larung Saji di Pantai Minajaya Kecamatan Surade | Foto : Ragil

Solehudin menerangkan bahwa dalam prosesi Larung Laut pun tidak dilakukan sembarangan, prosesi ini diawali dengan pembacaan doa juga diungkapkan pula harapan supaya mendapatkan hasil yang baik tanpa adanya halangan, wabah, dan juga musibah.

Dalam acara Larung Laut dan Larung Saji, ada ritual yang bernama Mepes Laut yang diambil dari kata “mepes” berarti meredam, yang dimaksud disini meredam ombak tinggi, agar yang hendak berangkat diselamatkan dan yang hilang atau tersesat dikembalikan dan laut sebagai unsur kehidupan adalah upaya memohon kepada Allah SWT.

Baca Juga: Lestarikan Budaya, Disbudpora Sukabumi Dukung Event Hari Nelayan Palabuhanratu

"Yang menarik dari Mepes Laut ini ialah logika mengembalikan sesuatu dengan bagian serupa, seperti gula kelapa ditabur kelapa ketika sedang dimasak air niranya meluap dan yang berlaku pada ombak tinggi dipercaya untuk menaburkan garam," ungkapnya.

Begitu juga Larung Saji, Kata Solehudin diambil dari kata "Larung" yang berarti menghanyutkan dan "Saji" yang berarti hidangan adalah ritual memberi sejumlah makanan mentah atau matang, untuk disajikan sebagai rasa syukur dan adab manusia terhadap laut yang sudah memberikan kehidupan.

"Kegiatan upacara larung laut, dan larung saji, memang sudah tidak ada, namun isi dan makna tradisi tersebut, kami terapkan dalam kehidupan sehari hari. Alhamdulilah ada teman teman yang sudi membuat film dokumenter," imbuhnya.

Baca Juga: Warga Resah! Buaya di Situ Cikalapa Surade Sukabumi Ancam Nelayan dan Wisatawan

Sementara S. Sophiyah, selaku Director Artistic mengatakan dalam film dokumenter tersebut mengambil judul "Nganteuran Sagara" atau menghantarkan laut. Karya yang berdasar dari upaya menghadirkan dan mengeksplorasi ulang narasi subtitusi pangan yang saling menyokong dan juga sebagai bentuk ungkapan syukur serta permohonan keselamatan yang ada diarea laut selatan Sukabumi.

"Proses melihat relasi pangan yang kompleks terbentuk dari kesadaran masyarakat akan kondisi alam yang dinamis dan kami mencoba menghadirkannya dalam rangkaian peristiwa budaya yang dijahit ke dalam bentuk film dokumenter untuk memperlihatkan element-element akan relasi pangan, pemanfaatan ruang dan siasat mengolah lahan, tubuh, alat dan ritus dalam konteks kehidupan masyarakat Selatan Sukabumi. Kami juga melibatkan para budayawan dari Jampangkulon, Surade, salah satunya sebagai narasumber Pih Baban dari Surade," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa