Cerita Gurandil Ciemas Sukabumi, Bertaruh Nyawa Demi Rupiah di Tambang Emas

Kamis 02 Maret 2023, 10:34 WIB
Warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, saat masuk ke dalam lubang tambang emas di Kampung Pamoyanan, Desa Mekarjaya, Rabu, 1 Maret 2023. | Foto: SU/Ragil Gilang

Warga Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, saat masuk ke dalam lubang tambang emas di Kampung Pamoyanan, Desa Mekarjaya, Rabu, 1 Maret 2023. | Foto: SU/Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Aktivitas tambang emas di wilayah Pajampangan bukanlah hal baru. Sudah puluhan tahun masyarakat di selatan Sukabumi ini menggantungkan hidupnya dari kegiatan yang sebenarnya tidak memiliki izin atau disebut pertambangan tanpa izin (Peti).

Salah satu lokasi yang hingga kini mayoritas warganya sebagai gurandil adalah Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Selama ini mereka melakukan penambangan di atas lahan pribadi, perkebunan, bahkan di lahan milik Perhutani.

Penduduk Desa Mekarjaya sudah turun-temurun melakukan aktivitas tambang emas tersebut. Jurnalis sukabumiupdate.com bersekesempatan menemui salah satu penambang emas di Desa Mekarjaya, Yusup (45 tahun), pada Rabu, 1 Maret 2023.

Baca Juga: Limbah Cemari Sungai, Warga Mekarjaya Sukabumi Tagih Janji Perusahaan Tambang Emas

Pria yang akrab disapa Bokir ini ditemui di lokasi tambang yang ada di Kampung Pamoyanan, Desa Mekarjaya. Dia mengungkapkan kegiatan tambang emas di desanya sudah ada sejak dulu, bahkan Bokir telah mulai melakukan penambangan ketika masih berusia remaja.

"Kegiatan atau aktivitas penambangan ini sudah sejak dulu. Waktu saya masih remaja sudah mulai melakukan penambangan," kata dia.

Hampir 80 persen, kata Bokir, warga Desa Mekarjaya menggantungkan hidupya pada hasil tambang meski harus bertaruh nyawa, selain bertani. Bokir menyebut ada ribuan lubang tambang emas yang saat ini tersebar di wilayah Desa Mekarjaya.

Sebagian besar dari lubang-lubang itu digarap di atas lahan milik pribadi dan diproduksi di tempat, tetapi ada pula yang diproduksi di rumah. Sementara lubang tambang yang lain, sebagian digarap di lahan Perhutani yang sudah tidak produktif. Lahan ini dimanfaatkan oleh warga dengan skala kecil.

"Lahan-lahan yang ditambang kebanyakan milik pribadi, tapi ada juga milik perkebunan dan Perhutani yang sudah tidak produktif, dimanfaatkan oleh warga dan hanya skala kecil. Para gurandil atau penambang mengakui selama ini mereka tidak mengantongi izin tambang, namun kegiatan tersebut menjadi tumpuan hidup mereka, dan apa pun risikonya tidak akan berhenti melakukan kegiatan," ujar Bokir.

Baca Juga: Diprotes Gegara Pakai Batu Bara, Tambang Emas di Simpenan Sukabumi Ditutup

Tambang rakyat di Desa Mekarya sudah lama berjalan. Awalnya, para gurandil melakukan penambangan secara manual dengan membuat lubang dan turun langsung ke lubang tersebut untuk mengambil bahan emas, begitu juga pengolahannya. Walaupun cara ini dinilai kurang aman dan mengancam keselamatan.

Bokir mengatakan pada sekitar 1980, pengolahan emas ini masih menggunakan bahan kimia raksa atau merkuri (Hg) dengan sistem gulundung (bahas emas berupa bebatuan digiling sampai jadi lumpur).

"Kalau bicara lama atau tidak lama, saya belum lahir juga sudah ada yang namanya gurandil. Baru pada 2012, menggunakan bahan kimia sianida (CN) dan karbon untuk pembakaran dengan sistem pengolahan direndam," kata dia.

Aktivitas tambang emas di Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 1 Maret 2023. | Foto: SU/Ragil GilangAktivitas tambang emas di Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 1 Maret 2023. | Foto: SU/Ragil Gilang

Setiap lubang tambang emas yang dibuat masyarakat memiliki diameter satu meter dengan kedalaman mencapai kurang lebih 50 meter. Di dalam lubang tersebut terpasang lampu penerangan dan blower. Sementara di atas permukaan lubang diberi pasangan kayu dan bambu untuk menjaga keamanan.

"Di dalam (lubang) itu seperti terowongan. Awalnya dibuatkan lubang atau disebut sumuran. Setelah sumuran pertama sekitar 15 hingga 20 meter, lalu dibuatkan terowongan ke kiri dan ke kanan, lalu sumuran lagi, dan dibuatkan terowongan lagi. Di dalam itu ada dua sumuran. Jadi jumlahnya tiga sumuran dengan yang di permukaan tanah. Bisa memuat 13 atau 15 penambang," ujar Bokir.

Baca Juga: Sosialisasi Perizinan Bersama DPMPTSP, Wabup Sukabumi Bahas Legalitas Tambang

Setiap satu lubang galian tambang, kata Bokir, bisa mempekerjakan 50 orang (satu shift) mulai penambang yang masuk ke lubang dan bagian pengolahan hingga menjadi bijih emas yang siap dijual.

Sementara jam kerja di dalam lubang dibagi menjadi dua waktu, di mana shift siang pukul 08.00 hingga 14.00 atau 15.00 WIB, dan dilanjutkan shift malam. Artinya, untuk satu lubang bisa mempekerjakan 100 orang (dua shift). Kondisi ini diakui atau tidak, bisa dibilang cukup memberikan penghasilan bagi warga yang tidak bekerja.

"Di Desa Mekarjaya hampir ada ribuan lubang. Dengan hasil tambang, mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya, atau ke ponpes, bisa membuat rumah, hingga membeli motor atau mobil. Namun perjalanan gurandil tidak selamanya mulus, kadang suka ada penertiban dan mereka terpaksa harus libur dulu beberapa hari. Terkadang juga di musim hujan lubang berisiko penuh air," kata Bokir.

"Harapan kami, pemerintah bisa hadir dan memberikan solusi, terutama dalam perizinan tambang agar kami tidak merasa waswas dalam melakukan aktivitas tambang, walaupun yang digarap adalah milik lahan pribadi, tetapi kami sadar tidak mengantongi izin," imbuhnya.

Kepala Desa Mekarjaya Bambang Sujana mengatakan mayoritas warganya sebenarnya adalah petani dan aktivitas tambang menjadi sampingannya.

"Kalau 80 persen warga penambang itu tidak benar karena warga Mekarjaya mayoritas petani, cuma di sela-sela kegiatan bertaninya menambang. Kalau pagi sampai siang atau sore di kebun, setelah itu baru ke tempat tambang. Itu juga tidak semua petani ikut menambang," kata Bambang.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling
Sukabumi21 November 2024, 18:46 WIB

Kesurupan Massal Ratusan Karyawan PT GSI Cikembar Sukabumi

Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Ratusan karyawan GSI Cikembar Sukabumi kesurupan massal | Foto : Istimewa
Entertainment21 November 2024, 18:30 WIB

Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta

Girl grup asal YG Entertainment, 2NE1 akan menggelar konser di Indonesia bertajuk WELCOME BACK selama dua hari, pada 22 dan 23 November 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta.
Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta(Sumber : Instagram/@_minzy_mz)
Life21 November 2024, 18:00 WIB

Doa Selamat Perjalanan, Amalkan Saat Bepergian Keluar Rumah Agar Selamat Sampai Tujuan

Dengan membaca doa selamat perjalanan, kita memohon perlindungan Allah dari segala macam bahaya dan kesulitan yang mungkin kita hadapi selama aktivitas di luar rumah.
Bacaan Doa Selamat Perjalanan, Yuk Amalkan Sebelum Pergi Untuk Beraktivitas (Sumber : Freepik.com /@fanjianhua).