SUKABUMIUPDATE.com - Hujan deras terus-menerus mengakibatkan rumah ambruk di Kampung Gudang RT 03/06 Desa Ciheulang Tonggoh, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin pagi (27/2/2023). Bangunan rumah di pinggir tebing Sungai Cialing ini sudah tergerus longsor sejak Minggu, 26 Februari 2023.
Warga setempat, Hasanudin (25 tahun), mengatakan rumah tersebut miliki warga bernama Rano Karno (36 tahun). Pada Minggu kemarin sekira pukul 02.00 WIB, fondasi rumah ini sudah tergerus longsor dan hanya menyisakan seperempat fondasi hingga puncaknya ambruk pada Senin pagi sekira pukul 06.30 WIB.
Rekaman video detik-detik ambruknya rumah Rano tersebar di media sosial. Tampak, bangunan rumah berada di samping jembatan dan tepat di pinggir sungai. Berdasarkan informasi yang dihimpun, rumah ini dihuni empat jiwa yakni Rano, istrinya Siti Maryam (33 tahun), Raffa (9 tahun), dan Hayatul Husni (1,5 tahun).
"Tadi pagi rumah yang kondisinya sudah rawan huni itu ambruk. Bisa disaksikan di video yang berhasil direkam warga, tembok, kosen, dan barang-barang lainnya roboh (ke sungai)," kata Hasanudin kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Gemuruh dan Bangunan Bergetar, Detik-detik Rumah Ambruk di Parungkuda Sukabumi
Adapun rincian ruangan yang ambruk ini, kata Hasanudin, antara lain ruang tamu, toilet, dan dapur. Beruntung tidak ada korban jiwa lantaran saat kejadian rumah tersebut sedang tidak berpenghuni. "Ketika longsor awal kemarin itu rumah masih dihuni, tapi saat itu (penghuninya) langsung mengungsi ke rumah saya," kata dia.
"Alhamdulillah saat ambrol (ambruk) tadi tidak memakan korban," tambah Hasanudin.
Menurut Hasanudin, wilayah di lokasi kejadian atau sekitar tempat tinggalnya itu sejak dulu memang beberapa kali mengalami longsor. Bahkan pada 2014, sambung dia, kejadian bencananya cukup besar di mana ada empat rumah warga yang terbawa ke sungai, termasuk rumah tokoh masyarakat setempat.
"Dari dulu ada peninjauan, tapi hanya survei. Kabarnya memang perlu relokasi, tapi masih belum hingga kini. Saya ingin ada penanganan pertama atau bantuan yang bebentuk nyata," ujarnya.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cibadak, Daming Supriatna, mengatakan wilayah tersebut memang kerap mengalami longsor. Ini salah satunya disebabkan letak wilayah yang ada di bantaran sungai sehingga sering terjadi abrasi. Pemerintah desa pun menyarankan supaya ada relokasi warga.
"Pihak desa juga menyarankan untuk relokasi ke tempat aman karena daerah tersebut sangat berisiko untuk dibuat bangunan rumah. Kalau cuaca hujan, air sungai meluap dan sering terjadi abrasi tanah atau tergerus luapan sungai tersebut," kata Daming.