SUKABUMIUPDATE.com - Kecamatan Bantargadung menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Sukabumi yang memiliki akses nasional menuju Palabuhanratu atau kawasan Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp). Cerita menarik bercampur mistis soal Guling Munding muncul di masyarakat Bantargadung.
Cerita tersebut tepatnya datang dari Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung. Konon, di jalan raya desa ini terdapat tempat bernama Guling Munding atau dalam bahasa Indonesia kerbau yang berguling. Jalan raya di Desa Bojonggaling merupakan salah satu akses menuju Palabuhanratu maupun sebaliknya menuju Sukabumi utara.
Kisah tersebut diceritakan warga setempat, Nunung Heri (65 tahun). Cerita ini sudah lama beredar di masyarakat. Nunung menyebut tempat Guling Munding yakni berupa jurang pinggir jalan, berawal dari cerita seseorang yang menggiring kerbau (munding) untuk membajak sawah. Namun, kerbau itu meronta hingga terguling ke tanah.
"Itu cerita dari almarhum Aki Kuding (tokoh setempat). Jadi sampai sekarang nama tempat itu Guling Munding. Dulu kalau mau membajak sawah pakai kerbau, biasanya suka bawa lebih dari 10 ekor," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Baca Juga: Cerita Guling Munding dan Anak Berbaju Merah di Jalan Raya Bojonggaling Sukabumi
Selain soal kerbau, kata Nunung, di tempat Guling Munding juga terdapat kisah mistis yang mulai beredar di masyarakat pada 1972-an. Ceritanya yakni pernah ada stum terguling dan sedang membawa anak kecil. Konon, anak kecil ini meninggal dan saat itu memakai baju merah.
"Katanya anak kecil tersebut pakai baju merah, sudah terkenal ke mana-mana yang pakai baju merah. Dulu, anak kecil ini katanya sering memberhentikan bus (di Jalan Nasional Sukabumi-Palabuhanratu, tepatnya di Bantargadung) jika sebelum Subuh, lalu naik bus sampai Cigombong. Tapi sekarang sudah tidak pernah menganggu orang lagi," ujar Nunung.
"Selain suka naik bus, juga pernah menampakkan jika sebelum Magrib. Suka ada yang menyisir rambut pakai baju merah, tapi kalau dilihat dan dihampiri, suka pergi," imbuhnya.
Diketahui, Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark memiliki luas sekira 126 ribu hektar atau 30,3 persen dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Taman bumi ini tersebar di 74 desa di delapan kecamatan Kabupaten Sukabumi yakni Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Waluran, Ciemas, Ciracap, dan Surade.