Lonceng Gereja Sidang Kristus Sukabumi: Buatan Belanda, Sepabrikan Notre Dame de Paris

Jumat 24 Februari 2023, 16:08 WIB
Lonceng di Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Andreas Tedjo/Pendeta Gereja Sidang Kristus

Lonceng di Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Andreas Tedjo/Pendeta Gereja Sidang Kristus

SUKABUMIUPDATE.com - Lonceng itu masih tersimpan apik di lantai tiga Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. Ukiran tulisan "Nederlandschefabriek van Torenuurwerken" pada genta tersebut mengisyaratkan lonceng ini adalah salah satu produk pabrik jam menara terbesar di Belanda bahkan dunia ketika itu.

Lonceng di Gereja Sidang Kristus dibuat pada 1914 oleh Bonaventura Eijsbouts (perusahaan ini didirikan pada 1872 di Asten, Belanda). Uniknya, lonceng di gereja yang terletak di Jalan Masjid, Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, itu satu pabrikan dengan lonceng di katedral Notre Dame de Paris, Prancis.

Tulisan pada lonceng di Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Andreas Tedjo/Pendeta Gereja Sidang KristusTulisan pada lonceng di Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Andreas Tedjo/Pendeta Gereja Sidang Kristus

Pendeta Gereja Sidang Kristus Andreas Tedjo mengatakan lonceng yang tersambung dengan jam dinding di gereja itu saat ini sudah tidak difungsikan. Tak menjelaskan sejak kapan, namun Andreas mengungkapkan penghentian fungsi lonceng ini dilakukan akibat adanya protes lantaran bunyi lonceng bisa sampai radius 2 kilometer.

"Ada di gereja (keberadaan lonceng). Sudah tidak difungsikan karena ada yang protes terlalu kencang bisa sampai 2 kilometer suaranya," kata Andreas kepada sukabumiupdate.com pada Jumat (24/2/2023). Tetapi, lonceng ini masih bisa dibunyikan ketika ada pernikahan atau upacara kematian di gereja.

Baca Juga: Jam Gereja di Sukabumi Lebih Tua dari Jam Gadang, Loncengnya Sepabrikan Notre Dame de Paris

Penjelasan soal lonceng dan jam dinding Gereja Sidang Kristus sebelumnya disampaikan pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah. Dia mengatakan gereja ini merupakan salah satu bangunan heritage ikonik yang masih tersisa di Kota Sukabumi. Gereja ini pun menjadi simbol keberagaman lantaran letaknya yang berdekatan dengan Masjid Agung.

Irman mengatakan pada awalnya Gereja Sidang Kristus dibangun atas dasar kepentingan warga Protestan yang saat itu kurang terorganisir di Kota Sukabumi. Pasalnya, zending Kristen Protestan ketika itu terfokus di wilayah Pangharepan Cikembar sebagai desa Kristen di Sukabumi.

Sementara di Kota Sukabumi, gereja Katolik berdiri megah sejak awal di Jalan Grote Postweg (sekarang BJB Jalan Ahmad Yani). Kondisi ini cukup beralasan, mengingat banyak anggota jemaat Kristen Protestan di Kota Sukabumi yang mendukung gerakan antipribumi. Ini juga akhirnya yang menyebabkan kepemilikan rumah sakit gemeente (sekarang RSUD R Syamsudin SH) diserahkan kepada misi Kristen Protestan berdasarkan rapat anggota dewan gemeente, bukan kepada misi zending Protestan.

Irman mengungkapkan gereja Protestan di jalan alun-alun utara atau Jalan Masjid (kini Gereja Sidang Kristus) berdiri atas bantuan Lenne, pemilik lahan yang juga pemilik Hotel Selabintana. Dalam catatan resminya, gereja ini berdiri sejak 1911, namun sebenarnya dalam berita kebaktian sudah muncul sejak 1905.

"Tetapi belum dipastikan apakah lokasinya sama atau tidak, mengingat tahun 1900 foto-foto area alun-alun utara belum menunjukkan keberadaan gereja tersebut. Ditengarai pembangunan gereja yang awalnya disebut Protestantsche Kerk itu memang sekitar 1911. Ini terkonfirmasi dari keberadaan lonceng tua bertuliskan Soekaboemi 1914," kata Irman pada Selasa, 21 Februari 2023.

Baca Juga: Jelang Natal, Gereja-gereja di Sukabumi Disterilisasi Tim Penjinak Bom

Selain bangunan, keberadaan jam dinding pada Gereja Sidang Kristus menjadi keunikan tersendiri karena lebih tua daripada Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Irman menyebut jam dinding Gereja Sidang Kristus dibuat pada 1911, dipasang bersamaan dengan berdirinya bangunan. Sementara jam dinding pada Jam Gadang dibuat 1926.

Tak berbeda dengan Jam Gadang, jam dinding Gereja Sidang Kristus juga menuliskan angka IV romawi dengan IIII yang sering kali menjadi misteri.

Konon, kata Irman, dalam sejarahnya, IIII memang angka empat romawi sebelum diubah ke IV, karena angka IV adalah singkatan dari dewa Romawi, Jupiter, yang ditulis IVPPITER. Ini kemudian menyebabkan Raja Louis tidak suka dan meminta untuk mengubah (tulisan angka empat romawi).

Mesin jam dinding di Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Andreas Tedjo/Pendeta Gereja Sidang KristusMesin jam dinding di Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Andreas Tedjo/Pendeta Gereja Sidang Kristus

Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengatakan jam dinding di Gereja Sidang Kristus disambungkan dengan lonceng (dibuat 1914) secara mekanik yang diproduksi oleh perusahaan asal Asten, Belanda. Perusahaan produsen lonceng ini didirikan pada 1872 oleh Bonaventura Eijsbouts.

"Yang luar biasa, produsen ini juga pembuat lonceng di katedral Notre Dame de Paris, Prancis. Tampak tulisan Soekaboemi 1914 menjadi ciri yang membedakan lonceng ini dengan lonceng di Notre Dame de Paris," ujar Irman.

Pada mulanya, lonceng tersebut berbunyi setiap jam dan setiap ada kegiatan di gereja. Kegiatan-kegiatan besar seperti peringatan tahun baru masehi juga kerap diadakan di gereja ini dengan mengundang pengkhotbah dari luar seperti Batavia dan Malang. Acara pernikahan juga sering dilakukan di Gereja Sidang Kristus.

Dalam kegiatan pemerintah pun, sering kali iringan para pejabat dan pawainya melewati gereja ini serta Masjid Agung, mengingat jalan masjid pada awalnya melintasi Masjid Agung (sekarang menjadi teras masjid bagian timur). Ini ditengarai sebagai legitimasi terhadap konsep spiritual karena alun-alun sendiri memiliki konsep macapat di mana sebelah barat adalah lokasi ibadah.

Nama Protestantsche Kerk masih digunakan hingga 1941 terhadap Gereja Sidang Kristus. Namun, terjadi peralihan pengurus jemaah dari orang Belanda ke orang Tionghoa. Salah satu tokoh Tionghoa yang mengurusi gereja ini adalah Pouw Boun Giok. Kemudian gereja ini disebut juga Gereja Protestan Tionghoa (Chinese Protestant Kerk) yang disebut Cih Tuh Ciao Hui. Nama Tionghoa ini sempat terukir pada dinding Menara yang sekarang sudah seluruhnya dicat putih.

Gereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Facebook/GSK SukabumiGereja Sidang Kristus Kota Sukabumi. | Foto: Facebook/GSK Sukabumi

Baru pada 17 September 1941, melalui Staatsblad Hindia Belanda Nomor 395, bangunan tersebut namanya resmi diubah menjadi Gereja Sidang Kristoes--kekinian menjadi Kristus. Untuk mempermudah, alamatnya sering disebut di Jalan Grote Postweg, meski sebenarnya di Jalan Masjid yang bersambung ke Grote Postweg.

Menurut Irman, ketika Jepang masuk, banyak tempat ibadah non-muslim yang dijadikan bangunan serbaguna seperti gudang. Termasuk Gereja Sidang Kristoes yang juga tak lagi diisi aktivitas peribadatan. Selain karena banyak orang Belanda yang ditahan di kamp interniran, orang Tionghoa pun tidak disukai Jepang akibat perang Jepang Cina.

Sementara masjid-mesjid masih difungsikan karena Jepang membutuhkan dukungan kaum muslimin untuk membantu berperang melawan sekutu.

Saat proklamasi berkumandang dan terjadi pengambilalihan kekuasaan di Sukabumi, Gereja Sidang Kristoes difungsikan kembali sebagai tempat ibadah. Gereja ini dikelola oleh ordo kristus dengan badan hukum Yayasan Gereja Sidang Kristus. Ketika Belanda melakukan agresi, gereja ini menjadi gereja yang luput dari bumi hangus kota karena para pejuang menghormati tempat ibadah sehingga gereja itu masih berdiri hingga sekarang.

"Gereja Sidang Kristus menjadi ciri toleransi yang berdampingan tak jauh dari Masjid Agung Kota Sukabumi. Di atas menara gereja, terdapat kaca bundar yang bisa melihat Masjid Agung yang anggun dari menara Gereja Sidang Kristus," kata Irman.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling
Sukabumi21 November 2024, 18:46 WIB

Kesurupan Massal Ratusan Karyawan PT GSI Cikembar Sukabumi

Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Ratusan karyawan GSI Cikembar Sukabumi kesurupan massal | Foto : Istimewa
Entertainment21 November 2024, 18:30 WIB

Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta

Girl grup asal YG Entertainment, 2NE1 akan menggelar konser di Indonesia bertajuk WELCOME BACK selama dua hari, pada 22 dan 23 November 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta.
Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta(Sumber : Instagram/@_minzy_mz)