SUKABUMIUPDATE.com - Nasib makam kuno di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, hingga saat ini belum jelas. Padahal sebelumnya, Niskala Institute, sudah meneliti makam-makam ini dan memberikan sejumlah rekomendasi, salah satunya agar ditetapkan sebagai cagar budaya.
Niskala Institute adalah pusat studi dan dokumentasi kebudayaan, sejarah, dan peradaban nusantara yang berpusat di Bandung. Lembaga ini mempublikasikan hasil penelitiannya tersebut pada 18 Juli 2022 dengan judul "Potensi Tinggalan Arkeologis di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi".
Sekretaris Desa Purwasedar Awan Irnawan membenarkan soal adanya beberapa rekomendasi dari Niskala Institute terkait keberadaan kompleks makam kuno yang tepatnya berada di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dumuskadu di Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, itu.
"Hingga saat ini belum ada perkembangan. Bahkan dari Disbudpora (Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga) pernah ke lokasi langsung, tetapi belum ada tembusan lagi," kata Awan kepada sukabumiupdate.com pada Senin (20/2/2023).
Baca Juga: Sejarawan Ungkap Jasad Menak Islam Terkait Makam Kuno di Ciracap Sukabumi
Meski begitu, Awan mengatakan kompleks makam kuno tersebut selalu dibersihkan secara rutin oleh pengurus makam yang sebelum ada penelitian dari Niskala Institute pun sudah terbentuk. "Tetapi hal lainnya belum ada tindak lanjut dari pemda (pemerintah daerah), termasuk penetapan cagar budaya," ujarnya.
Niskala Institute mempublikasikan hasil penelitiannya tentang makam kuno itu melalui laporan setebal 54 halaman. Hasil penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penemuan 11 makam kuno di sekitar TPU Dumuskadu yang sudah diidentifikasi Niskala Institute saat penelitian awal mereka pada Rabu, 6 Juli 2022.
Laporan penelitian ini disusun lima peneliti: Muhamad Alnoza (ketua tim), Bagus Dimas Bramantio, Garin Dwiyanto Pharmasetiawan, Isa Akbarulhuda, dan Nikolas Dalle Bimo Natawiria. Alnoza adalah mahasiswa S2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara empat peneliti lainnya merupakan lulusan Arkeologi Universitas Indonesia (UI).
Kesimpulan dalam laporan penelitian ini menyebutkan berbagai temuan yang dijumpai tim peneliti, pada dasarnya mengindikasikan Desa Purwasedar paling tidak telah menjadi lokasi kegiatan masyarakat masa kolonial. Rentang waktu yang dimaksud adalah sepanjang abad ke-19 hingga periode paruh awal abad ke-20 Masehi.
"Potensi tinggalan arkeologis yang masih dapat dijumpai tim peneliti di Desa Purwasedar adalah Situs Pemakaman Kuno Dumusgede," tulis laporan ini. Situs Dumusgede atau kompleks makam kuno ini ada pada ketinggian 64 meter di atas permukaan laut dan memiliki empat sisi batas: utara, timur, selatan, dan barat.
Baca Juga: Penelitian Niskala Institute: Makam Kuno di Ciracap Sukabumi Bernapaskan Islam
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui proses survei, dapat disimpulkan Situs Pemakaman Kuno Dumusgede merupakan pemakaman bernapaskan agama Islam dan mendapat pengaruh budaya Jawa-Mataraman. Indikasi ini muncul dari keberadaan penggunaan aksara cacarakan, sebagai bentuk pengadopsian aksara Jawa Baru ke dalam kebudayaan literasi Sunda.
Di luar dari simpulan yang disampaikan di atas, terdapat pula kesimpulan sementara yang diharapkan dapat memicu adanya diskusi dan penelitian lebih lanjut di ranah interdisipliner.
Kemudian berdasarkan temuan "Batu Kuda" di Situs Dumusgede, muncul gejala kemungkinan besar ada pengaruh budaya Sunda masa pra-Islam di Desa Purwasedar.
Hipotesis tersebut didukung latar belakang pemilihan lokasi situs yang tampak memiliki keterkaitan dengan konsep kosmologis masa pra-Islam. Namun, dugaan ini dikatakan sebagai hipotesis karena perlu melewati proses pengujian pada penelitian lainnya dan belum bisa dijadikan acuan bagi rekonstruksi sejarah kebudayaan, baik di Desa Purwasedar secara khusus, maupun Jampang secara umum.