Pantai Karanghawu Sukabumi, Tempat Indah Sarat Cerita Mitos

Kamis 16 Februari 2023, 14:38 WIB
Pantai Karanghawu merupakan pantai  pavorit wisatawan luar daerah yang sarat dengan cerita mitos | Foto : Denis

Pantai Karanghawu merupakan pantai pavorit wisatawan luar daerah yang sarat dengan cerita mitos | Foto : Denis

SUKABUMIUPDATE.com - Pantai Karanghawu yang berlokasi di Desa Cisolok Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu obyek wisata pantai yang masuk kawasan CPUGG (Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark). Dibalik keindahan pantai Karanghawu tersebut, ternyata masih terdapat cerita mitos yang hingga saat ini menjadi banyak dibincangan di kalangan para wisatawan yang berkunjung.

Mitosnya yang ada di pantai Karanghawu dianggap sebagai tempat persinggahan penguasa ratu pantai selatan ataupun Nyi Roro Kidul, tidak hanya itu, pengunjung yang berasal dari Bandung tidak diperbolehkan untuk berenang, juga dilarang berenang dipantai mengenakan pakaian serba hijau.

"Pantai karanghawu sudah terkenal, orang luar kesini ya ini karena memang disini bisa melihat keindahan alam hamparan laut lepas, karang karang yang saya rasa ini cukup bagus, tempat mandi dipantai juga sebenarnya nyaman, asal pengunjung mematuhi himbauan dari para petugas jaga pantai," ungkap Komar (60) salah satu warga Cisolok.

Baca Juga: 13 Fakta Goa Kutamaneuh Sukabumi, Peristirahatan Prabu Siliwangi Sampai Johny Indo

"Apalagi sekarang sudah dibangun ini area pantai Karang hawu jadi lebih indah lagi, jadi gak heran tiap hari ramai pengunjung. Memang kemarin kemarin seperti mau tahun baru itu, karena adanya isu isu itu gelombang tinggi, tsunami, dan lainnya," sambungnya.

Menurut Komar, pengunjung di kawasan pantai Karanghawu tidak akan sepi seperti objek wisata pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Komar mencontohkan, saat libur malam pergantian tahun baru 2023 kemarin, di sejumlah kawasan objek wisata pantai sepi pengunjung namun di pantai Karanghawu menjelang detik detik malam pergantian tahun baru ramai, meski tidak berlangsung lama karena setelahnya kembali sepi.

Baca Juga: Menguak Misteri Nini Kasinem dan Tuan Kukuk Penunggu Situ Kubang Cikujang

"Saya rasa kemarin disini lumayan ramai, kalau di tempat wisata lain dibilang sepi ya sepi, hanya beberapa orang pengunjung, kalau disini lumayan ramai hanya memang cuman sebentar pas sesudah perayaan kembang api, sepi lagi makanya dikatakan sepi," imbuhnya.

Adapun berbicara tiga mitos yang ada di Pantai Karanghawu, Komar menegaskan hal itu tidak bisa dibuktikan kebenarannya, namun begitu kembali kepada penilaian masing masing pengunjung. Pasalnya, mitos yang berkembang tersebut memang sudah turun temurun hingga saat ini.

"Kita mah gak tau, disekitar kita, disamping kita ada ratu pantai selatan, dia (Nyi Roro Kidul) mah pakai mata batin, kita mah mata daging, cerita ratu pantai selatan itu ada, hanya kembali keyakinan masing masing saja," tegasnya.

Baca Juga: Desa Wisata Batu Karut, Aspirasi Warga Selaawi dalam Reses Hendar Darsono

Komar menerangkan cerita mitos lainnya yang kental di pantai Karanghawu sekitar tahun 1970 an hingga saat ini yakni pengunjung tidak diperkenankan mandi dipantai dengan mengenakan pakaian serba hijau, karena hal itu akan berdampak yakni pengunjung tersebut akan terseret arus ombak dan hilang.

"Katanya yang pakai pakaian serba hijau itu gak boleh mandi, menurut saya itu mitos, itu bohong, mau pakai baju apa, jenis apa juga, kalau tidak mematuhi himbauan penjaga pantai celaka itu bisa terjadi kapan saja," terangnya.

"Sekarang mah mau pakai baju apa, mau warna apa, kalau memang percaya hal itu ya silahkan, taruh dulu pakaian hijau nya ganti sama pakaian yang lain atau kaos, tapi tetap harus mematuhi himbauan petugas penjaga pantai yang ada," sambungnya.

Baca Juga: Kenapa Namanya Sukabumi? Sebelum Like Earth Kekinian, Ini Cerita Historis Kota Mochi!

Terus lanjut Komar, mitos yang hingga saat ini berkembang pengunjung asal Bandung juga tidak boleh berenang, menurutnya hal itu juga tidak benar.

"Nah itu juga saya rasa gak betul, katanya musuhan sama ratu pantai selatan padahal itu gak bener, alasannya dulu tahun berapanya lupa terjadi laka laut di pantai Karanghawu, padahal yang mandi dipantai itu ngeyel, meski sudah dikasih tau, pas ada kejadian kebetulan orang Bandung begitu ceritanya dulu, gak tau bener gak tau gak juga," bebernya.

"Saat itu katanya penjaga pantai melakukan himbauan kepada sekumpulan pengunjung yang berenang di pantai, hei jangan berenang disitu arusnya kuat dan berbahaya, malah di jawabnya saya pandai, jago berenang, sombong dia pengunjung itu, terjadilah laka," ucapnya.

Baca Juga: 8 Daftar Spot Wisata di Sukabumi dengan Nama Unik, Nomor Terakhir Favorit Anak Muda

Dihubungi terpisah, Ketua Balawisata, Yanyan menambahkan, Destinasi wisata dipalabuhanratu khususnya pantai Karanghawu merupakan rata-rata wisatawan dari Bandung, Bogor dan Sukabumi kota, mengingat keberadaan di kota tidak ada laut saat itu belum banyak destinasi wisata pantai. Wisatawan dari kota menemukan keindahan pantai secara langsung bisa beraktivitas di air.

"Ada pun mitos yang berkembang berdasarkan asumsi wisatawan dengan adanya kejadian kecelakaan yang dulu seringkali terjadi yang mana kebetulan korbannya rata-rata orang Kota yang tidak memahami kondisi ombak dan arus," terangnya.

"Terkait adanya informasi wisatawan yang berasal dari Bandung atau memakai baju hijau ,tidak boleh berenang sesungguhnya tidak benar, tetapi para wisatawan tidak memahami dan mengetahui bahayanya ombak dan arus sehingga ketika tergulung ombak ke tengah yang kebetulan wisatawan tersebut tidak bisa berenang dengan baik karena kolam renang, dan sungai berbeda dengan laut terlebih pantai Karanghawu merupakan lokasi arus tetap kategori 2 (berbahaya)," bebernya

Baca Juga: Dispar Soal Kios Cinderamata Geopark di Pantai Karanghawu Sukabumi yang Tak Terawat

Menurut Yayan, Adapun mengenai yang tenggelam karena menggunakan pakaian warna Hijau maupun Biru, sebenarnya tidak ada kaitannya.

"terjadinya tenggelam akibat menggunakan pakaian warna tertentu, memang baiknya kalau beraktivitas di pantai maupun saat berenang baiknya tidak menggunakan warna hijau maupun biru mengingat warna tersebut kadang menyulitkan untuk dikenali bilamana terjadi tenggelam apalagi korban tidak berteriak meminta bantuan atau meminta tolong, karena warna tersebut hampir menyerupai warna air laut," tuturnya

Penulis : CRP Ilyas Supendi

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).
Entertainment18 Januari 2025, 09:50 WIB

Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah

Kabar mengejutkan datang dari kehidupan rumah tangga penyanyi Sherina Munaf dan musisi Baskara Mahendra. Setelah hampir empat tahun menikah, Sherina resmi menggugat cerai Baskara ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah (Sumber : Twitter/@akuratco)