SUKABUMIUPDATE.com - Viral di media sosial Facebook, seorang TKW atau Tenaga Kerja Wanita asal Kabupaten Sukabumi dikabarkan tewas mengenaskan akibat bunuh diri di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam postingan yang viral tersebut, pengunggah status akun Gustia Rahayu menyampaikan kabar duka ini disertai dengan foto seorang perempuan yang ditandai lingkaran hijau.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Gustia Rahayu merupakan seorang TKW atau Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Provinsi Lampung. Kejadian TKW Sukabumi bunuh diri ini dikabarkan menggemparkan di kalangan BMI di Dubai.
Berikut status postingan Gustia Rahayu yang diunggahnya pada Jumat 10 Februari 2023:
Asalamuallaikum
Inalillahi wainna illaihi rojiun
Bagi siapa yg kenal atau keLuarga Dari
NAMA:PARIDA
ALAMAT:SUKA BUMI, SUKA RAJA
Tolong hubungi Saya di nomor +971528193*** soal nya beliau telah meninggal Dunia, kami pun bingung mau menghubungi keLuarga nya dengan Cara apa, soal nya hp nya ada yg MaLing,. Trimakasih.
Singkat cerita, sosok perempuan dalam foto di status facebook itu kemudian terungkap, yakni bernama Siti Nulida (42 tahun), warga Kampung Elos RT 031/007, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.
“Pas hari Rabu (8 Februari 2023) sekitar jam setengah 12 siang, sepupu saya lihat postingan itu. Benar foto dalam postingan itu si teteh (Siti),” ujar Adik Ipar Siti, Aceng Muchtar (35 tahun) kepada sukabumiupdate.com di kediamannya.
Baca Juga: Ada Pawai Cap Go Meh 2023 di Kota Sukabumi, Cek Kantong Parkir dan Rekayasa Lalinnya!
Aceng mengaku saat itu tidak langsung mempercayai kabar tersebut. Ia sempat mencoba “Tabayyun” atau mengcross check kebenarannya terlebih dahulu. Bahkan ia menghubungi langsung sang pembuat status Facebook tersebut.
“Saya cari-cari info ada nomor yang bisa dihubungi, dan ternyata yang pemosting itu sendiri dapat kabarnya dari temennya. Saya minta nomor temennya itu, udah dikontek juga ternyata dia (dapat kabar) dari temennya lagi juga, yang ketiga ga bisa dikontek,” ungkapnya.
Saat itu ia meminta info yang lebih mendetail supaya bisa meyakinkan pihak keluarga. Namun kedua orang yang dihubunginya itu tak mampu menunjukkan bukti otentik bahwa mereka melihat langsung korban bunuh diri di Dubai adalah Kakak iparnya.
“Pemosting status cuma bisa ngasih video (kejadian orang menjatuhkan diri dari gedung di Dubai) yang beredar. Dimintai foto setelah kejadian di video itu gak ada. Orang yang kedua juga sama jawabannya seperti itu,” imbuhnya.
Baca Juga: Sebagai Bentuk Kepedulian Pada Masyarakat, DPRD Sukabumi Godok Raperda Linmas
Aceng menuturkan, kebingungan ini akhirnya disepakati keluarga untuk diakhiri dengan menghubungi teman Siti.
“Ada orang terakhir yang menurut keluarga bisa dipercaya, teman teteh, itupun juga sama ga bisa ngasih jawaban yang menurut dia itu menyaksikan sendiri bahwa (korban bunuh diri) itu benar jasad si teteh, tetap sama aja kaya yang sebelumnya,” ujar Aceng.
Meskipun jawaban orang yang terakhir dihubungi itu sama dengan sebelumnya, Aceng menyebut pihak keluarga tetap sepakat untuk tetap mempercayainya kemudian menggelar tahlilan untuk sang kakak ipar setelahnya.
“Kata orang yang terakhir ‘alangkah baiknya ditahlilkan saja, saya juga dapet dari temen deketnya juga, cukup akurat dan bisa dipercaya bahwa si teteh bunuh diri,” ujar Aceng menyampaikan kembali ucapan orang terakhir tersebut.
“Sekeluarga sudah ikhlas sebenarnya, sekalipun di dalam hati masing-masing keluarga saya masih mengganjal, masih ragu, apakah itu benar korban bunuh diri di Dubai itu si teteh atau bukan,” lanjutnya lirih.
Baca Juga: Daftar 4 Kasus Korupsi yang Seret Pejabat Sukabumi: Dari GOR Hingga SPK Fiktif
Aceng kemudian mengungkap dua fakta yang hampir sama seperti diceritakan akun Gustia Rahayu kepada awak media.
Yang pertama, Aceng menyebut kakak iparnya itu telah tinggal di Dubai selama 2 tahun lebih. Dalam kurun waktu itu, Siti hanya bekerja secara resmi selama 3 bulan sebagai ART (Asisten Rumah Tangga) hingga akhirnya berstatus sebagai TKW kaburan atau ilegal.
“Tiga bulan kerja yang resmi di rumah, sisanya ya dia kadang ada kerjaan kadang enggak. Dia juga ngekos di orang Bangladesh bilangnya,” ujar Aceng.
Selama di Dubai, Siti tinggal di kontrakan bersama teman- temannya. Namun karena tak membayar uang kontrakan selama 3 bulan, ia disekap oleh pemilik kontrakan.
Fakta ini terungkap usai Siti mengirim pesan terakhirnya sebelum lost contact atau handphonenya tidak aktif dihubungi pada hari Selasa 7 Februari 2023 pagi.
Siti mengirim pesan melalui voice note WhatsApp kepada anaknya, bahwa dirinya disekap dan disiksa oleh pemilik kontrakan.
Baca Juga: Sinopsis Drama Love to Hate You, Drakor Baru yang Tayang di Netflix
“Terakhir (komunikasi) itu pas hari Minggu (5 Februari 2023), kepada anaknya memberi tahu bahwa dia itu disekap, pengen pulang, disiksa katanya. Si penyekap minta uang, buat bayar kosan,” ungkapnya.
Aceng mengaku pihak keluarga saat itu tak bisa berbuat apa-apa. “Di sini kan sekeluarga gak ada uang juga, kebingungan juga takutnya salah, takutnya tipuan atau gimana,” ujarnya.
“Katanya dia ngekos sama temen-temennya. Temannya gak tanggung jawab pada pergi dan berarti dia tinggal sendiri. Dia sempat mencoba kabur, tapi ketangkep lagi sama pemilik kosan itu orang Bangladesh,” tuturnya
Hingga saat ini, Aceng mengaku belum mendapatkan kabar maupun laporan resmi dari pihak KBRI di Dubai terkait kondisi terkini kakak iparnya itu di sana.
“Belum ada laporan resmi, sampai pihak kepolisian datang kesini juga belum ada. Nanyain juga sama apakah dari pihak KBRI gitu kan, gak ada,” kata dia.
“Makanya kami ambil kesepakatan ya udah tahlilan aja, karena kami sekeluarga gak ada lagi orang yang bisa diminta bantuan. Dari pihak sponsor yang memberangkatkan si teteh juga angkat tangan karena teteh dianggap udah ilegal, karena kabur,” tandasnya.
Baca Juga: Daftar Top Skor Liga 1 Pekan ke-23, Bomber Persib Bandung Memimpin
Terpisah, Kapolsek Sukalarang AKP Asep Jaenal Abidin mengaku setelah mendapat info yang viral di media sosial tersebut, pihaknya langsung menelusuri kebenarannya. Hingga akhirnya berhasil menemukan pihak keluarga Siti di wilayah Kecamatan Sukalarang.
“Kami belum bisa memastikan kebenarannya, karena pihak keluarga korban pun baru mendengar kabar ini hanya dari media sosial dan belum ada laporan resmi dari pihak pemerintah tentang kebenaran kabar tersebut,” ujar Asep saat ditemui di Mapolsek Sukalarang.
Reporter: Asep Awaludin (CRP)