SUKABUMIUPDATE.com - Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi terekam berdesak-desakan dengan para pemburu berita lainnya saat menyamar (berperan) menjadi wartawan. Sebagaimana kebiasaan yang dilakukan oleh wartawan, menunggu atau mengejar informasi tentang hal penting dari narasumber terkait dengan suatu persoalan atau penyelengaraan kegiatan.
Hal tersebut dilakukan Achmad Fahmi sesaat setelah menghadiri acara Hari Pers Nasional (HPN) dan ulang tahun PWI ke-77 yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Sukabumi, Jumat 9 April 2023 di Balaikota Sukabumi. Jika biasanya wartawan yang mewawancarai pejabat, kali ini Ketua PWI Sukabumi, Mohammad Satiri yang giliran diwawancarai oleh Walikota Sukabumi.
Tanya jawabpun terjadi antar Walikota Sukabumi dan ketua PWI, persis sama seperti awak media dengan narasumbernya. Kejadain dadakan itu kemudan berubah menjadi suasana riuh penuh keakraban. Hal itupun kemudian menjadi potret kedekatan pejabat dengan awak media yang pada hakikatnya dua profesi itu sama-sama sebagai pelayan masyarakat.
Apa yang dilakukan oleh Achmad Fahmi merupakan apresiasi pada peringatan Hari Pers Nasional dan ulang tahun PWI ke-77.
''Bersyukur dua momen ini baik Hari Pers Nasional dan ulang tahun PWI bisa disatukan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada media yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan,'' kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
"Mari sama-sama menghadirkan Hari Pers Nasional dan PWI ke-77 dengan semangat menguatkan kebersamaan antara semua elemen masyarakat. Di hari pers, bagaimana tantangan pers semakin kuat," imbuh dia.
Mengenal Teknik Doorstop
Doorstop interview adalah teknik wawancara dengan cara ‘mencegat’ atau ‘menghadang’ nara sumber saat narsum meninggalkan atau masuk ruangan acara. Awak media langsung meminta waktu narsum dan melontarkan berbagai pertanyaan.
Fitriyansyah Nahrawi, jurnalis dan redaktur Sukabumi Update, menyampaikan bahwa salah satu teknik dengan cara mencegat atau menunggu narasumber disebut dengan teknik Door Stop. Teknik Door Stop merupakan sebuah teknik yang dilakukan untuk wawancara kepada narasumber yang sibuk.
Biasanya, kata ketua Sukabumi Jurnalis Forum tersebut, "teknik doorstop merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh wartawan untuk mendapatakan konfirmasi ialah dengan menunggu narasumber keluar dari ruangannya,". kata Bang Fitik sapaan karibnya
“Kita tunggu depan pintu, ketika keluar kita langsung hadang di depan pintu,” jelasnya.
Melansir laman tempoinstitute.com, wawancara cegat atau doorstop, kerap dilakukan dalam kondisi genting. Walau begitu, jurnalis tidak boleh melupakan etika wawancara yang baik. Jika memang memerlukan wawancara doorstop, jurnalis harus mempersiapkan diri, tak hanya pertanyaan tapi juga fisik, karena harus berdesakan dengan rekan media lain.
Saat hendak bertanya, jurnalis bisa langsung menanyakan pertanyaan kepada narasumber tanpa harus memperkenalkan diri. Asalkan, jurnalis sudah menunjukkan identitasnya dengan ID Card atau atribut pers lainnya. Sampaikan pertanyaan dengan singkat, jelas dan padat.