SUKABUMIUPDATE.com - Gempa darat yang merusak dan menimbulkan korban jiwa seperti Cianjur dan Turki serta Suriah yang belakang ini terjadi, menjadi pelajaran penting bagi warga Sukabumi Jawa Barat. Karena wilayah ini punya sesar atau patahan aktif pemicu gempa bumi darat yang melintasi banyak pemukiman dengan prediksi potensi kekuatan hingga VIII MMI (Modified Mercalli Intensity).
Sebagai informasi, gempa di Turki yang berkekuatan 7,8 magnitudo ini masuk dalam tingkatan X MMI. Sedangkan Cianjur dengan 5,6 magnitudo masuk tingkatan V-VI MMI.
Seperti diberitakan sukabumiupdate.com pada 05 Februari 2023, Pemerintah melalui Kementerian PUPR saat ini tengah mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk mengosongkan wilayah yang dilintasi sesar Cimandiri dari pemukiman warga. Ini adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi korban jiwa dan luka dari potensi kerusakan oleh gempa sesar Cimandiri.
Para ahli gempa menyebut cimandiri adalah salah satu sesar aktif tertua di Jawa Barat. Membentang dari Laut Palabuhanratu, menyusuri banyak kecamatan di Kabupaten Sukabumi, kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur hingga Bandung Barat, dengan prediksi panjang kurang lebih 100 kilometer.
Baca Juga: Cibuntu Padabeunghar Baros, Sesar Cimandiri di Sukabumi Berkekuatan Hingga VIII MMI
Ukuran gempa sendiri menurut data BMKG berdasarkan situs resminya, mengacu pada skala Mercalli yang merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Walaupun skala Mercalli terkesan subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Karenanya, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian. Berikut adalah 12 tingkatan skala MMI yang dikutip dari laman bmkg.id :
I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Baca Juga: Update Gempa Sukabumi: 42 Rumah di 10 Kecamatan Rusak, Terbanyak di Nagrak
IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
Baca Juga: Pimpinan DPRD Sukabumi Minta Pemkab Serius Awasi PT. Wilton Wahana Indonesia
VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.