SUKABUMIUPDATE.com - Wilayah Sukabumi khususnya kawasan pesisir selatan kembali diguncang gempa bumi kuat pada Kamis 2 Februari 2023 malam, pukul 19:45:55 WIB. BPBD Kabupaten Sukabumi meminta warga melakukan cek struktur bangunan pasca gempa yang menurut BMKG dipicu dari sesar cimandiri yang menerus ke di laut Bayah dan Palabuhanratu.
Menurut hasil analisa BMKG gempa bumi ini berkekuatan M 4,4, dengan episenter gempa terletak pada koordinat 7.28 LS dan 106.14 BT ini berada di laut. Berjarak 40 km Barat Daya Bayah, Banten atau selatan Palabuhanratu, bahkan lebih dekat ke wilayah pesisir Surade dan Ciracap Kabupaten Sukabumi dengan kedalaman 25 km.
Kabid mitigasi gempa bumi dan tsunami BMKG, Dr Daryono menduga gempa ini dipicu oleh sesar lokal yang berada di laut Palabuhanratu hingga Bayar. Dugaan ini memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa.
Baca Juga: Dibawa ke RS, Remaja Tunadaksa di Sukabumi yang 15 Tahun Terbaring di Kasur
“Jenis gempa bumi dangkal yang diduga dipicu aktivitas Sesar Cimandiri yang menerus ke laut (Samudra Hindia),” ucap Daryono dalam grup whatsapp bersama awak media di Indonesia, Kamis malam, 2 Februari 2023.
Dugaan ini juga berdasarkan pada wilayah yang dilaporkan merasakan guncangan (Shakemap) kuat dari gempa ini, yaitu Bayah dan Malingping (Banten) serta Ciracap dan Surade (Kabupaten Sukabumi dengan skala intensita hingga III MMI (analogi getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Gempa juga dirasakan di Palabuahnratu, Sukabumi, Cianjur, Cipanas dan Lebak dengan Skala Intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Baca Juga: Reses I 2023, Daftar Aspirasi untuk Anggota DPRD Sukabumi Heri Antoni
Sesar Cimandiri menurut studi BMKG, merupakan satu dari enam struktur regional yang masih aktif di Jawa Barat. Selain Cimandiri, masih ada lima sesar lain di Jawa Barat yakni Sesar Baribis, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Citarik, dan Sesar Lembang.
BMKG menyebut Sesar Cimandiri yang tertua di Jabar jika dibandingkan dengan lima sesar lainnya. Patahan aktif pemicu gempa bumi ini membentang dari laut Palabuhanratu, Cibuntu Simpenan, Baros, Nyalindung, Cibeber hingga Bandung Barat.
Terkait gempa ini, Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan Saputra melalui Manajer Pusdalops Daeng Sutisna minta warga tidak bosan melakukan pengecekan struktur bangunan, baik tempat tingkat maupun fasilitas lainnya.
Baca Juga: PEDO PISAN: Inovasi Penyuluh Distan Kabupaten Sukabumi Jadi Top 5 Kompetisi Jabar
“Jika ditemukan kerusakan struktur, retak struktur dan lainnya. BPBD menghimbau untuk secepatnya diperbaiki, atau mengungsi dulu ke lokasi yang aman,” ucap Daeng kepada sukabumiupdate.com, Jumat (3/2/2023).
Menurut Daeng, dalam mitigasi bencana khususnya gempa bumi, struktur bangunan menjadi penting, apalagi Kabupaten Sukabumi dilintasi sejumlah sesar aktif pemicu gempa. “Kita tahu gempa bumi tidak melukai apalagi membunuh. Korban luka dari gempa biasanya akibat reruntuhan bangunan dan faktor lainnya,” lanjut Daeng.
Sejauh ini BPBD masih memantau dampak dari gempa bumi M 4,4, Kamis malam. “Alhamdulilah sejauh ini tidak ada laporan dampak kerusakan. Gempa tersebut memang dirasakan oleh sejumlah warga di pesisir,” tegasnya.
Baca Juga: Cintai Lingkungan, Ini 6 Tips Kurangi Limbah Plastik dalam Kehidupan Sehari-hari!
BPBD lanjut Daeng juga mengingatkan warga untuk tetap waspada dan selalu melakukan aksi tanggap cepat saat bencana gempa terjadi. Seperti cepat keluar dari bangunan dan lainnya.
Sumber: Advertorial