SUKABUMIUPDATE.com - Prestasi Kabupaten Sukabumi kembali ditorehkan melalui Dinas Pertanian. Saat ini, Penyuluh pertanian THL-TBPPD dari BPP Cikembar, Kang Erik Mulyana dinyatakan telah lolos seleksi pada beberapa tahapan dan masuk ke dalam lima besar kandidat penyuluh pertanian non ASN Inovatif Provinsi Jawa Barat.
Erik Mulyana membawa nama Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi untuk dapat berkompetisi dengan empat kabupaten lain, diantaranya Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang.
Adapun inovasi Kang Erik Mulyana bertajuk PEDO PISAN (Peningkatan Ekonomi Padi Organik Harapan Petani Masa Depan) bertempat di Poktan Sugih Mukti Desa Cibatu Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Kekinian, Kompetisi penyuluh pertanian non ASN Inovatif Provinsi Jawa Barat telah dilakukan proses penilaian dengan metode seleksi persyaratan umum dan administrasi pada 3 Januari 2023. Kemudian, Persentasi dan Wawancara pada 4-5 Januari 2023. Selanjutnya Verifikasi lapangan Top 5 dilakukan pada 10 hingga 19 Januari 2023.
Baca Juga: Lahan Kopi 1.510 Hektare, Distan Sukabumi Kembangkan Potensi Arabika dan Robusta
Kang Erik Mulyana diketahui membina pengembangan di dua desa meliputi Desa Cibatu dan Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Adapun Erik memprioritaskan pada produk pertanian padi organik dengan luas wilayah kurang lebih 30 hektar.
Melalui akun instagram resmi Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, @dinaspertaniankab.smi, sejumlah pihak turut merasakan kontribusi nyata Penyuluh Pertanian, Kang Erik Mulyana. Mulai dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sri Hastuty Harahap, SP. MSE, MA; Koordinator BPP Kecamatan Cikembar, Galih Ginanjar, S. ST; Ketua Gapoktan Sugih Mukti Desa Cibatu, Nasir Hidayat; Petani Poktan Sari Alam Desa Cibatu, Agus Rahmat; dan Esih selaku Wanita Tani.
Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi bersama dengan Poktan Sugih Mukti berharap melalui kompetisi inovasi ini akan lahir penyuluh champion yang bisa menjadi motivator bagi rekan penyuluh lainnya. Tujuannya tak lain adalah agar mampu mengakselerasi pembangunan sektor pertanian di masa depan.
Baca Juga: Distan: Juara Kontes Durian Lokal Sukabumi 2023 Raih Bendera Terbanyak Juri
Untuk diketahui, saat ini ragam jenis olahan makanan dari tanaman sudah dipenuhi dengan bahan pengawet, pemutih dan sebagainya. Proses budidayanya pun sudah melewati berbagai penambahan bahan kimia, ini tentunya semakin sering dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dan bisa mengganggu kondisi kesehatan, dikutip dari cybex.pertanian.go.id.
Maka dari itu kesadaran konsumen akan hidup sehat mendorong alternatif pemilihan jenis ragam pangan yang dikonsumsi. Mayoritas memilih sumber pangan dari budidaya tanaman yang dikelola secara organik, seperti besar organik.
Baca Juga: Distan Daftarkan Tanaman Dracaena dari Sukabumi Jadi Varietas Unggul Nasional
Beras organik -seperti inovasi kang Erik- dihasilkan dari budidaya padi secara organik. Budidaya padi organik adalah teknik budidaya padi yang berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis.
Komponen budidaya padi organik terbagi menjadi beberapa kegiatan utama diantaranya varietas, benih, persemaian, penyiapan lahan, penyulaman , pengairan, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen.
Sumber: berbagai sumber.