SUKABUMIUPDATE.com - Cerita anak SMP yang ngaku diculik di Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi dipastikan Polisi adalah hoaks atau tidak benar. Polisi kemudian mengungkap motif sang anak melakukan aksi ‘prank’ yang sempat bikin heboh di medsos tersebut.
“Saya sampaikan isu penculikan anak SMP 2 Ciracap bernama F bahwa itu tidak benar,” ujar Kapolsek Ciracap Iptu Tatang Mulyana kepada awak media di Mapolsek Ciracap, Kamis (2/1/2023) malam.
Tatang menuturkan, pihaknya sudah mengklarifikasi langsung dari anak perempuan berusia 14 tahun (sebelumnya disebut 15 tahun) tersebut. Berdasarkan keterangan yang didapat, motif sang anak bercerita bahwa dirinya diculik karena ketakutan.
“Motif anak tersebut dia hanya ketakutan saja. Ketakutan bahwa ada orang yang lewat melambaikan tangan. Tidak ada motif lain,” tegas Tatang.
YBaca Juga: Pimpin Kwarcab Sukabumi, Ade Suryaman Bawa Pramuka Sokong Pembangunan Daerah
Menurut Tatang, anak tersebut kini sudah dikembalikan kepada orangtuanya.
Ia kemudian meminta masyarakat agar tak mudah percaya dengan isu yang berkembang di media sosial. Meski begitu, ia tetap meminta warga untuk senantiasa waspada.
“Mengimbau kepada seluruh masyarakat dengan kejadian tersebut dikaji dulu, dipahami dulu, jangan sampai terjebak oleh kabar hoaks,” tuturnya.
Di tempat yang sama, J (55 tahun), ayah F meminta maaf kepada masyarakat terkait aksi prank yang dilakukan anaknya karena telah membuat kegaduhan.
“Saya selaku orangtua, mengenai isu penculikan di Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap yang melibatkan anak saya hasilnya ini tidak benar,” kata dia.
Baca Juga: Aktivitas Sesar Cimandiri, Diduga Jadi Pemicu Gempa Dangkal M4,4 di Banten
“Dan kami sekeluarga memohom maaf yang sebesar-besarnya kepada semua kalangan masyarakat,” lanjutnya.
JA kemudian mengungkapkan bahwa anaknya itu memiliki kepribadian pendiam. Kemudian kesehariannya usai pulang dari sekolah lebih banyak di kamar sehingga tak memiliki banyak teman.
“Dilihat dari pergaulan, kurang pergaulan, suka mengurung di rumah, jadi tidak memiliki banyak teman baik di lingkungan sekitar maupun di sekolah,” tuturnya.
JA menduga anaknya merangkai cerita bohong ini karena sedang bosan.
“Mungkin bosan. Juga sebenarnya tidak ada masalah dalam keluarga, lingkungan, tidak ada konflik. Di sekolah juga tidak ada,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak perempuan berusia 15 tahun mengaku hendak diculik oleh orang tak dikenal (OTK) saat dirinya berangkat ke sekolah pada Kamis (2/2/2023) pagi. Kabar ini kemudian ramai di grup media sosial dan grup aplikasi perpesanan WhatsApp warga Pajampangan.